Chapter 3

10K 818 24
                                    

Lacey P.O.V

"Kau sudah pulang Lace? Bagaimana?" tanya Niall tiba-tiba ketika aku dan Jackie baru saja memasuki rumah.

"Well, aku rasa kau tidak akan percaya dengan siapa aku akan berkolaborasi kali ini."

"Memangnya siapa?" tanya Niall lagi seraya mengikutiku dan Jackie ke kamar, disana aku langsung membaringkan Jackie di atas tempat tidur.

"5 Seconds of Summer, itu artinya aku akan berkolaborasi dengan Luke juga."

Mata Niall membelalak kaget, "Lalu?"

"Walaupun berat untuk melakukan ini, tapi aku harus mengesampingkan masalah pribadiku. Aku harus bersikap profesional, Ni."

"Apa dia tahu bahwa Jackie adalah anaknya?"

Aku menggelengkan kepala pelan, "Dia belum tahu tentang itu. Tapi cepat atau lambat, dia pasti akan mengetahuinya."

"Baiklah," aku bisa mendengar hembusan nafas Niall yang begitu berat.

"Calum mengajakku pergi besok, should i?" tanyaku seraya menyelimuti Jackie.

"Terserah, lakukan apa yang ingin kau lakukan. Tapi jika kau jadi pergi besok, kau sudah harus sampai dirumah sebelum jam 9 malam ya. I have a little surprise for you," Niall menyeringai jahat sementara aku mendengus sebal.

Dia tahu aku amat sangat membenci kejutan.

"Ya baiklah. Aku akan tidur sekarang. Bye Ni! Selamat malam," ucapku seraya mendorong Niall pergi dari kamarku.

Keesokan harinya

Aku terbangun dari tidur ketika alarm ponselku berbunyi, 8:30. Dengan keadaan masih setengah sadar, aku langsung pergi menuju kamar mandi dan menjalani rutinitas pagi seperti biasanya.

Setelah mandi dan berpakaian, aku memutuskan untuk menyiapkan sarapan untuk Jackie dan Niall. Ketika aku sedang membalikkan pancake terakhirku, Niall datang dari arah tangga sambil menguap.

"Uh, Ni. Mulutmu!" aku mendengus sebal sambil menutup hidung dengan tangan kiriku. Bukannya menuruti perintahku, Niall justru malah menguap tepat di depan hidungku.

Oh tuhan, itu bau sekali.

"NIALL JAMES HORAN! TUTUP MULUT BAU MU ITU! TIDAK ADA YANG INGIN MENCIUM NAFAS PAGIMU!" teriakku masih terus menutup hidung, sementara itu Niall hanya tertawa seraya tangan kanannya membuka lemari es untuk mengambil jus jeruk dan menuangkannya di dalam gelas.

"Kau jadi pergi bersama Calum?" dia bertanya sambil meneguk jus jeruknya.

"Jadi. Aku dan Jackie akan berangkat sekitar 2 jam lagi, kau mau ikut?"

"Tidak, terimakasih."

Dia masih membenci Luke, batinku berbicara.

"Tapi kau harus ingat, jam 7:00 kau dan Jackie harus sudah pulang. Jangan telat!" dia mengingatkanku tentang kejutan itu.

Aku mendecak pelan, "Kau ini seperti orang tua yang melarang anak gadisnya untuk pulang malam. Bawel sekali."

"Aku bukan bawel, aku hanya mengingatkanmu."

"Okay, baiklah. Sekarang, bisakah kau pergi membangunkan Jackie?" pintaku seraya menata 3 piring di meja makan. Dia terlihat meneguk jus jeruk terakhirnya kemudian berlalu pergi menuju kamarku.

Beberap menit kemudian Niall datang dengan membawa Jackie dipangkuannya. Jackie menguap dan menggosok-gosokkan matanya tanda ia masih mengantuk.

"Jackie, ayo makan. Hari ini kita akan pergi bersama uncle Calum dan yang lainnya, kau mau kan?" tanyaku sambil mengelus kepalanya lembut, dia hanya bisa mengangguk seraya menyantap sarapan paginya.

Meant To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang