Kesepuluh

858 51 0
                                    

"Tik! Theo harus di operasi" kata Ana panik.

"Serius lo? Nyokapnya mana sih. Lama banget paling dandan dulu yak? Dasar mak-mak jaman sekarang. Anak kritis malah...." Keluh gue sambil menggenggam tangan Rey erat.

Biar gak kabur woy! Bukan maksud apa-apa. Ga sudi!!

"Gimana? Operasi?" Tanya Ana lagi.

"Iya udah demi kebaikan dan keselamatan Theo." Jawab gue.

"Kenapa sih lo? Kok kayak panik gitu sama curut itu!" Potong Rey sambil melotot kearah gue.
"Orang lagi sakit lo kata curut. Bego!" Jawab gue sambil mencubit pinggang Rey.
Seketika Rey meringis kesakitan dan mengelus pinggang bekas cubitan gue.

"Lo harus minta maaf sama Theo!" Suruh gue ke Rey.

"Ga sudi!" Jawabnya.

"Lo berani ma gue? Tangan melayang!" Gue menunjukkan tangan gue dengan gaya cubitan maut Tika.

"Lo berani ma gue? Bibir melayang!" Jawabnya tak mau kalah.

Coppas ya? Gapapa dong, sehat.
Njirr! Kalo ga dirumah sakit pasti gue udah bunuh ni anak mesum.

Tak lama kemudian, mobil mungil berwarna merah berhenti di depan pintu masuk rumah sakit permata.

Yap! Nyokap Theo.

Sekejap gue melepas celana. Eh celana lagi, njirr.
Sekejap gue melepas genggaman tangan gue dengan Rey dan berlari menuju nyokap Theo.

Dengan dandanan yang menor, body molek, rambut panjang dan keriting, satu lagi gaun merah ketat yang di pakainya membuat kesan berani.

Buset! Ini mak-mak apa cabe sih?

Batin gue sambil menggaruk kepala gue.

"Tante, Theo ada di ruang ICU. Dokter butuh persetujuan buat operasinya." Jelas gue sambil menunjuk ruang ICU.
"Ok, tante bakal temuin dokter" jawab nyokap Theo. Ntah sapa namanya.

"Itu nyokap Theo?" Tanya Ana.

"Iya" jawab gue singkat.

"Gile!! Kayak cabe gitu" Tambah Ana.

"Jelas anaknya bandel. Orang maknya mesum." Potong Rey sambil mengusap layar handphonenya.
Gue mendelik ke arahnya. Tapi sayang gue di kacangin, Rey gak ngeliatin gue.

"Rey! Lo tuh tadi harusnya minta maaf. Bukannya malah maenin handphone mulu. Gatau malu ih!" Sindir Ana.
"Tau!" Tambah gue.
"Masalah buat kalian? Gue cuma nonjok dikit aja udah k-o dasar lemah!" Jawab Rey sombong.
"Serah lo deh!" Jawab gue sambil melipat kedua tangan gue.

Operasi Theo berjalan 1 jam. Saat itulah nyokapnya datang dan berjalan ke arah gue. Seketika gue berdiri dari posisi duduk manis gue.

"Kenapa tante?"

"Operasi Theo sukses" jawabnya.

"Syukurlah..." Kata gue dan Ana kompak.
Rey? Dia hanya sibuk dengan ponselnya.

"Mana orang yang ngelukain Theo?!" Tanya nyokap Theo dengan nada tinggi.
Rey berdiri dari posisi duduknya, dan mengantongi ponselnya.

"Gue!" Jawabnya gak sopan.

"Hey... Anak kecil" panggil nyokap Theo.

Jangan panggil aku anak kecil Tante, aku Reynand. Namaku adalah Reynand.

Itu yang terlintas dipikiran gue, setelah nyokap Theo memanggil Rey
'Anak kecil'

Promosi film gue! Wkwk.

The Couple [TEMPORARILY HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang