Keduapuluh Tujuh

197 9 0
                                    

Esoknya setelah gue nyiapin sarapan buat Rey, gue nge scroll semua chat chat di line.
Termasuk chattan gue waktu SMA dulu.
Dan kaget nya gue, gue pernah chattan sama Carissa. Mantan Rey.

"What the?! Hah, gue baru inget. Carissa itu kan temen SD gue." Ujar gue kaget.

Gue pun menghampiri Rey yang sedang menyantap sarapannya. Gue menepuk pundaknya, seketika dia tersedak. Gue sebagai istri yang baik ngambilin minum, walaupun gue masih kesel sama Rey.

"Apaan sih lo? Tau gue lagi makan ga!" Bentaknya.
"Ya sorry gue ga sengaja"
Jawab gue sambil duduk di sampingnya.
"Rey, Carissa itu---" belom sempat nyelesaiin kalimat gue, Rey memotongnya.
"Mantan gue. Gue kan udah bilang. Gue udah ga sayang, lo ngapain ngungkit ngungkit lagi?" Tambahnya sambil menyantap makanannya. Lagi.
"Engga. Gue cuman nanya doang, kalo Lo ga mau jawab tinggal bilang. Gausah pake nge bentak segala." Jawab gue kesal.

Gue kemudian masuk ke kamar dan mengemasi semua pakaian.

Sampai depan pintu, Rey ngehadang gue.
"Mau kemana Lo?!" Ujar Rey kasar.
"Gue mau pulang, gue ga betah disini mulu sama iblis kayak lo!" Jawab gue sambil melotot.
"Yaudah sana. Gue ga bakal nyegah lo lagi. Terserah lo mau sama Vero kek, sama gue kek, gue ga mau ngurusin istri kayak lo lagi." Tambahnya sambil pergi ke dapur.

Gue terdiam dan menitikan air mata satu demi satu. Di satu sisi gue ga betah kalo Rey terlalu b*cot kayak gini.
Tapi sisi lain gue gamau kalo gue sama Rey...
Cerai.. Cerai.. Cerai..
Gue ga mau.
Akhirnya gue pergi dari rumah itu, dan pulang ke rumah bokap dan nyokap gue.

***
Daiva Reynand Ananda Pratama

Gue masuk kedalam kamar.

Ya, hari ini gue sengaja ga kerja, karena emang libur. Dan sekarang gue bingung mau ngapain karena Tika udah pulang ke rumah mertua gue.

"Kenapa sih gue di kasih istri kayak---"
Gue menutup mulut gue.
"Kenapa gue malah jadi gini sama Tika. Kita kan saling sayang, kenapa sekarang jadi kayak gini." Tambah gue.

Tiba-tiba ada seseorang manggil nama Tika.

"Tik! Tikaaa..." Panggil orang itu.
Gue pun keluar dari kamar dan menemui orang itu.
Orang itu cowo, dia bawa kado dan sepertinya buat Tika.

"Lo Vero ya?"

"Iya, lah lo siapa?"

"Oh, kenalin gue suaminya Tika. Daiva Reynand Ananda Pratama." Jawab gue sambil menjabat tangannya.

"Jadi lo yang namanya Rey?" Ujarnya sambil tersenyum miring.

What! Itu senyuman gue dulu.

"Iya, emang Napa?! Jangan lagi deh lo ganggu gue sama Tika. Gue udah bahagia sama Tika."

"Alah, jangan banyakan b*cot lo. Mana Tika?!" Potongnya sambil mendorong pundak gue.

"Eh! Lo berani sama gue?!" Ujar gue ga mau kalah. Gue balas dorong pundaknya.
Gue meremas kerah Vero dan membantingnya ke tembok.
Vero terbentur dan jatuh ke lantai. Dia terduduk, kado yang dia bawa buat Tika terlempar, jatuh, hancur berantakan.
Isinya ternyata adalah sebuah gelas dan foto foto mereka waktu pacaran.
Gue menutup pintu rumah dan mengambil satu pecahan gelas itu.

"Lo mau ngapain gue Rey?" Ujarnya yang masih terduduk.

Waktu itu gue ga bisa ngendaliin emosi gue. Gue pun mendekatinya dan menarik kerahnya lagi.
Gue nyuruh dia buat berdiri.
Niat gue mau nyayat tubuhnya pake potongan gelas itu, tapi dia menangkis dan mencengkeram tangan gue.

The Couple [TEMPORARILY HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang