Keenambelas

1K 50 4
                                    

Pagi tiba, segera gue pergi ke kampus.

"Pagi Tik!" Sapa Vika setiap pagi di kampus.
"Juga" balas gue.
"Hari ini ada tugas kan?" Tanya Vika.
"Tugas apaan?" Gue panik.
"Lo belum ngerjain? Wah sama dong. Tugas itu jangan dikerjain mulu. Kan kasihan, orang tugas gak salah apa-apa" ceplos Vika sambil mengunyah permen.

"Gue serius Vik!"

"Gue juga serius! Kan kasihan si tugas dikerjain mulu"

Rey datang memisahkan debat antara gue dan Vika. Tampangnya sih, enjoy. Kayak udah kelar ngerjain tugas. Tapi entahlah.

"Pagi-pagi udah debat! Kayak calon gubernur aja!" Sembur Rey.

"Masalah?" Tanya gue sewot.

"Hih, paan sih lo! Tatapannya kagak usah segitunya kali!" Bentaknya.

"Udah! Kalian tu kerjaannya berantem-berantem mulu! Intinya Rey? Lo udah ngerjain tugas? Kalo udah gue nyontek ya..." Vika menyatukan kedua tangannya memohon.

Gue mendelik ke arah Vika. Dan mencubit pinggang Vika.

"Adawww!!" Teriak Vika kesakitan.

"Sakit tau! Bisa kempes gue gara-gara cubitan maut lo!" Tambahnya sambil mengusap pinggang bekas cubitan gue.

"Tugas apaan?" Tanya Rey mengalihkan perhatian.

"Tugas skripsi pendidikan biologi" jawab Vika.

"Lah, kelas gue sama lo kan beda. Gue engga dong?" Rey menghela nafas panjang seperti -syukurlah...-

"Semua kelas di kasih tugas skripsi itu oncom!!" Sembur Vika.

"Ngomong jangan pake kuah jon! Anjir!! Masa di kasih tugas skripsi semua?" Tanya Rey lagi dan lagi. Sambil mengusap mukanya karena mungkin kena kuahnya Vika. Haha!

Gue hanya menatap mereka bingung. Entah apa yang harus gue lakukan. Gue belum ngerjain tugas skripsi ini, gimana coba? Anjir!

"Hay Yo wazzup guys!" Panggil seseorang memecah lamunan gue.
Gue memandang dari kursi di depan mading.
Terlihat Vika sedang bingung menatap Rey dan satu cowok yang entah siapa namanya.

"Weh! Lo Joy? Udah ngerjain tugas skripsi?" Tanya Rey ke cowok yang diduga bernama Joy apalah itu.

Diduga, bahasanya kayak udah nangkep copet aja.

Vika berlari dan duduk disebelah gue.
"Tik gimana? Atau lo beli aja skripsi Irene?" Tanya Vika mengeluarkan sebuah ide.
"Eh iya juga lo ya... Pinter!" Jawab gue.
"Iya lah... Vika gitu lo" ujar Vika kepedean.
"Kita tunggu Irene lewat. Tapi ntar lo yang tanya dia ya? Gue ngasih isyarat lo buat nawarin duit berapa."

"Kok gue?"

"Nurut gak?! Gue bunuh lo!"

"Iye iye. Sadis!"

Beberapa menit kemudian, Irene lewat di depan gue. Dan gue pun mendorong tubuh Vika untuk merayu Irene agar memberikan tugas skripsi dari pak Teguh berapapun harganya.

"Irene!" Panggil Vika.

"Apaan?"

"Gue boleh beli skripsi lo gak?"

"Eh! Bikin skripsi itu ga mudah bego!"

Vika ngelirik ke arah gue. Gue pun memberikan isyarat angka lima puluh ribu. Namun tiba-tiba Joy datang dan merayu Irene juga kayak Vika. Gue memandang kanan kiri.

Oh... Lo lagi Rey? Enak aja lo ngambil pelanggan gue.

Rey sedang mengisyaratkan angka seratus lima puluh ribu.
"Seratus lima puluh ribu di gue. Mau kagak?" Tanya Joy ke Irene. Setelah melihat isyarat Rey.

The Couple [TEMPORARILY HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang