chapter 11

292 22 0
                                    

Memang susah menerima kenyataan, tapi kita harus menerimanya dengan iklas, karna tuhan telah merencanakan segalanya

Nissa pov

dokter keluar dari ruangan cherry

"keadaan cherry gimana dok"tanya rafa yang tak sabaran

"maaf, kamu sudah berusaha semampu kami,tapi kami tidak berhasil menyelamatkan cherry"ucap dokter


Saat dokter bicara seperti itu bunda rafa langsung pingsan dan langsung ditahan oleh ayah rafa.

Dan untuk pertamakali aku melihat rafa menangis lalu rafa mengusap wajahnya kasar dan tanpa aku sadari aku sudah mengeluarkan air mataku, karna aku juga tau siapa cherry, dan bagaimana sifatnya.

Rafa memukul dinding rumah sakit dengan tangannya seperti orang kesurupan, aku hanya diam melihat rafa seperti itu, tapi tidak lama kemudian tangan rafa mengeluarkan darah segar.

"raf udah raf, kamu jangan siksa diri kamu sendiri dong"ucapku sambil mengelus pundak rafa,rafa tidak menangis lagi tapi mukanya sangat kusut

"adek gue nis, adek gue"lirih rafa yang membuat tangis ku makin pecah.

"iya raf,aku tau,kamu yang sabar ya"aku menuntun rafa duduk kekursi

Dan tiba tiba rafa langsung memelukku, "cherry nis"

Aku membalas pelukan rafa dan menangis terisak didada bidangnya"iya raf, aku juga sedih"

"dia pergi ninggalin gue"rafa mengeratkan pelukannya

Rafa mengelus rambutku"udah jangan nangis lagi"

"aku gak nyanga cherry, pergi secepat ini, aku kan belum lama kenal sama cherry, kenapa dia pergi si raf"cerocosku sambil menangis

"kita bisa apa, semuanya udah ada yang ngatur, emangnya kalau lo nangis kek gini cherry bisa hidup lagi, dan satu lagi harusnya lo yang nenangin gue bukan malah sebaliknya. "ucap rafa padaku

"iya raf, iya aku minta maaf"ucapku pada rafa

"gue mau lihat cherry dulu, lo mau lihat juga gak? "tanya rafa padaku, dan aku hanya membalasnya dengan anggukan saja.

Saat aku melihat cherry, tangisku kembali pecah begitupun rafa.
Wajah cantiknya sudah berubah menjadi pucat pasih begitupun bibirnya, suhu tubuhnya sudah menjadi dingin.

Author pov

Saat rafa dan nissa menangis, tiba tiba pintu ruangan terbuka, disana ada pria yang sudah luka disekujur tubuhnya dan sudah dialiri oleh darah.pria itu duduk dikorsi roda

"kevin"pekik rafa

"kamu kenal dia"tanya nissa pada rafa

"iya, dia kevin"jawab rafa

"kevin, kevin itukan.oh aku ingat cherry perna cerita kevin keaku"batin nissa

Suster mendorong kursi roda itu, mendekati tempat cherry,kevin menggenggam tangan cherry erat sambil menangis dan darah kevin juga terus mengalir.

Love? Why? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang