S7

27.6K 4K 209
                                    

Aku memilihmu karna itu kamu.
Bukan orang lain.

***

A U T H O R

Bagas menahan napas.

Terganggu? Jelas tidak! Lagipula, dia juga sudah mulai jujur dengan perasaannya pada Andrian—bahkan mengingat mereka baru bertemu dua kali semenjak kejadian di bioskop.

Bagas menepuk jidatnya dengan handphone, lalu cepat-cepat memberi balasan pada Andrian.

bagasdirgantara: nggak mas, apaan sih?
bagasdirgantara: akutu tadi lagi sibuk di grup aja, bukannya merasa terganggu.

Bagas menunggu pesan itu terkirim. Namun, nampaknya jaringan sedang ingin dikulum atau bagaimana, karena sampai semenit kemudian, pesannya tidak juga terkirim pada Andrian.

Ting!

SMS masuk.

Dari operator.

Dan sepertinya Bagas tahu apa masalahnya.

From: Fans Setia
2017-04-14 01:27:38. Plg Yth, sisa kuota Flash Anda 1044KB. Download MyTel*****l apps di http://ts*l.me/ts*l utk cek kuota&beli paket Flash atau hub *363#

Wajah Bagas berubah kecut. "Sialan, kuota gue." Dia menutup wajah dengan kedua tangan, lalu mengerang pelan. "Gue nggak ada duit. Gue lagi miskin. Kenapa cobaan ini datang di saat yang tidak tepat?" lirihnya.

Bagas mematikan data selulernya. Dia beranjak keluar kamar dengan wajah yang tertekuk. Masam.

"Lho, Bagas? Itu muka kenapa? Kayak yang belum disetrika aja." Spontan Bagas melihat ke sumber suara. Seorang wanita cantik tersenyum manis padanya. Dia melambai pada Bagas dan berseru ceria, "hai!"

Raut wajah Bagas berubah, senang. Langsung saja dia bergegas menghampiri wanita cantik yang usianya sekitar dua puluhan itu, dan menubruk tubuh tingginya. Bagas memeluknya erat.

Si wanita cantik hanya bisa terkekeh pelan dan membalas pelukan Bagas.

"Kak Bian pulang kok nggak bilang-bilang, sih?" tanya Bagas ketika dia sudah melepas pelukan mereka. Bian—si wanita cantik yang dipeluk Bagas—menggaruk tengkuknya, tidak menjawab. "Udah puas sama liburannya, he?" Bagas kembali bertanya dengan nada usil. Dia menyenggol sang Kakak dan memanyunkan bibir.

"Udah dong! Di Korea seru banget tahu! Coba kamu ikut." Bian ikut menyenggol Bagas, lalu berbisik. "Kakak ketemu mbak Seulgi kamu, lho!"

SERIUSAN?!

Bagas merengek manja.

Mau ketemu mbak Seulgi!

"Aduh, kalian berdua kalau udah ngumpul omongannya pasti nggak jauh-jauh dari Korea. Apalagi si Seulgi-Seulgi itu, Bunda nggak kenal."

Bagas menoleh pada Bundanya yang baru saja keluar dari dapur dan menghampiri mereka yang ada di ruang keluarga. Sang Bunda menggeleng pelan melihat tingkah kedua anaknya.

Yang satu cantik, yang satu manis. Mana ada keturunan Ayahnya di sana?

Anak Bunda.

"Bunda! Kalau udah liburan, Bagas mau ke Korea, ya!" seru Bagas, mengepalkan tangan, lalu meninju udara. "Bagas mau lihat mbak Seulgi!"

Bian dan Bundanya tertawa kecil.

"Harus jadi juara kelas dulu, ya! Nanti Kak Bian ajak kamu ke Korea!"

Seat 12-13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang