Chap 1 : Hari terburuk Kiya

87 8 4
                                    




Part ini udah direvisi yaaa, happy reading :):*

~~

Gadis blasteran Irlandia dan Indonesia, mempunyai rambut hitam pekat yang tergerai, dan mata indah kecoklat-coklatan itu sedang duduk sendiri ditaman kompleks seraya mengayun-ayunkan kaki membiarkannya bergesekan pada rerumputan hijau. Kepala nya menunduk memperhatikan rumput yang tidak sedetik pun berubah, meratapi percintaan nya yang telah lama dipertahankan namun dengan sekejap semua kandas karena orang ke-tiga.

"Kiyaaaa...."

Merasa namanya dipanggil, dengan cepat dia menoleh ke asal suara tadi. "Riri, Ngapain lo kesini?" gadis yang bernama Kiya itu lantas berdiri dan mendekati Riri agar sahabatnya itu tidak lagi kelelahan berlari kearahya.

"Ya ampun lo tuh gue kira diculik atau tersesat gitu." Riri mendelik kesal, sedangkan Kiya malah tertawa pelan menanggapi ocehan sahabatnya itu. "Lo dicariin mama sama papa lo, abis pulang ngampus kerumah dulu kek. Kebiasaan." ceracau Riri.

"Lo tuh bawel banget sih, kayak ibu tiri."

"Emang lo pernah diomelin sama ibu tiri? Wah wah" goda Riri seraya menggelengkan kepalanya pelan.

Kiya menjitak kepala sahabatnya dan membuat Riri meringis kesakitan. "Kalau ngomong tuh yaaa...." Kiya menatapnya tajam, "Suka bener." Riri melepas tawanya seketika, disusul oleh Kiya yang juga ikut tertawa.

"Yuk balik, kasihan orang tua lo khawatir nungguin dirumah." Kiya hanya mengangguk pasrah dan dengan cepat Riri menggandeng tangannya, mensejajarkan langkahnya dengan Riri meninggalkan taman didalam kompleks perumahan.

***

Di lantai tiga di gedung kampus. Kiya berjalan santai melewati mahasiswa lain yang sibuk pada kegiatannya masing-masing. Mata Kiya menangkap sosok sahabat masa kecilnya sedang melihat ke arah koridor kampus. Kiya maju mendekat ke arah Riri dengan rasa penasaran yang meliputi.

"Riri lo lagi liatin apa sih? Serius banget." Tanyanya. Kiya menepuk pelan bahu Riri dari belakang. "Ri!" panggilnya lagi, mencoba mengalihkan pandangan sahabatnya.

Riri melirik kearah Kiya lalu tersenyum lebar menampilkan deretan giginya. "Eh lo Ki, itu tuh lo liat gak?" Riri menunjuk pada segerombolan cewek yang tengah sibuk berfoto dengan cowok.....ganteng. "Ganteng ya? Liat yuk!" Riri menggandeng tangan Kiya mendekati kerumunan itu dengan sedikit berlari kecil.

Kiya berhenti, menahan langkah Riri. Padahal tidak ada satu meter mereka hampir sampai. "Udahlah, Ri, gak penting juga kali." Kiya membalikkan badannya meninggalkan Riri yang masih diam ditempatnya karena penasaran dengan cowok yang lagi ditengah-tengah kerumunan itu.

"SAYAAAANNGGG!"

Dengan cepat Kiya berbalik ke belakang. Riri membuka mulut tidak percaya.Riri menatap Kiya tajam, meminta penjelasan pada gadis itu. Semua cewek yang rata-rata kakak tingkat menatap Kiya dengan tatapan mengintimidasi.

"Sayang? Itu anak sastra kan?"

"Itu pacarnya Raka?"

"Yah, kak Raka udah punya pacar."

Dengan tampang sok kenal nya, cowok yang tadi lagi diperebutkan kaka tingkat, malah berlari kecil ke arah Kiya dan merangkul pundak gadis itu. "Aku mencarimu dari tadi." Kiya menaikan sebelah alis arti tidak mengerti.

BUGH.

"Aw!" Raka memekik kesakitan.

Kiya meninju perut cowok yang berani merangkulnya, sorot matanya menandakan dia tidak terima ada tangan cowok selain Putra, kakaknya dan papanya yang menyentuh. "Kalau punya mulut dijaga! tangan nya juga sekolahin!"

Dekat Tak TergenggamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang