1

11.9K 1K 46
                                    

"Rei..." Panggil seorang gadis berambut panjang.

"Reinna... " sekali lagi, tak ada jawaban.

"Ya Tuhan, Reinna!" Bentak gadis itu. Ia merasa di abaikan. Sahabatnya yang bernama Reinna terus saja membaca novel tanpa ada niatan untuk menyahut panggilan darinya.

"Kau mengganggu saja." Gerutu Reinna. Ia menutup novelnya kasar, membuat gadis dihadapannya tergelonjak kaget.

"Maaf..."

"Ck, tak masalah, Keira." Reinna tersenyum tipis pada gadis di depannya.

"Ada apa, huh?"

Keira tersenyum dengan mata berbinar.

Pasti Chanyeol.

"Ayo ke lapangan basket."

﹏﹏

Suasana kampus begitu ramai dengan teriakan-teriakan yang memenuhi kursi penonton di lapangan basket.

Ini terlalu ramai dan Reinna tidak suka. Hanya saja, dia tak dapat menolak ajakan Keira.

Mereka berdua menepati kursi penonton, bagian depan yg sangat dekat dengan para pemain.
Dari sana, ia dapat melihat dengan jelas seorang pria tinggi dengan jersey basketnya melambaikan tangan dan -seraya berjalan mendekat ke arah Reinna.

"Rei, kau datang hm?"

Sial. Park Chanyeol tersenyum padaku. Keterlaluan.

"Kenapa?"

Reinna hanya menatapnya datar. Sekali lagi, pria itu tersenyum.

Kau harus bisa bertahan, Rei.

"Aneh saja... " Chanyeol menggantungkan kalimatnya. Matanya menelisik wajah Rei yang kian bersemu merah.

"Apa?" Tanya gadis itu, ketus.

"Mau taruhan denganku?"

Chanyeol kembali tersenyum. Namun, terlihat seperti seringaian di mata Rei.

"Jika team-ku menang, aku ingin meminta hadiah darimu."

"Mck, yang benar saja." Rei berdecak kesal.

"Aku benar sayang." Chanyeol tersenyum sebelum ia berlari untuk bergabung dengan team-nya.

PARK CHANYEOL!! Sial. Kau sudah membuat jantungku hampir jatuh.

Rei dan Chanyeol sudah bersahabat sejak SMA. Mereka selalu satu kelas selama tiga tahun, bahkan sampai sekarangpun mereka masih satu kelas. Entah apa yang terjadi pada keduanya, entah pemikiran yang sama atau tidak, mereka sama-sama tertarik di jurusan Management. Dan sialnya, mereka diterima di universitas yang sama, satu kelas pula.

Apakah ini sebuah kebetulan ataukah takdir?

"Chanyeol!!!"

Rei terbangun dari lamunannya ketika teriakan Keira terdengar. Ia menoleh ke samping untuk menatap kesal wajah sahabatnya.
"Chanyeol menambah point lagi." Ia tersenyum senang.

Tunggu, apa? Lagi? Memangnya sudah berapa point yang ia dapat?

"Berapa?" Rei bertanya dengan nada datarnya.

"Keseluruhannya 15, dan team-nya unggul."

"Bagaimana bisa?"

"Tentu bisa. Kau ini bagaimana? Menonton tapi melamun." Keira kembali berdecak kesal karena sikap sahabatnya.

"Kau tahu kan... "

"Kau tidak suka tempat ramai." Sergah Keira. Ia tahu betul jika kalimat itu akan keluar dari mulut Rei.

"Kau sudah tahu tapi tetap mengajakku kesini." Gumam Rei.

Akhirnya Rei memutuskan untuk menonton pertandingan yang sama sekali tidak diminatinya. Ia mendengus kesal ketika team Chanyeol kembali mendapat point. Dari sana, ia dapat melihat Chanyeol menyeringai kepadanya. Ia tahu, Chanyeol akan memenangkan pertandingan ini.

Tak lama kemudian, peluit tanda berakhirnya pertandingan berbunyi. Membuat Rei mendengus kesal, lagi.

Team Chanyeol menang.

Itu artinya... Ah, sial.

Haruskah ia senang?

Rei segera berjalan keluar dari gedung olahraga. Meninggalkan Keira yang masih setia melihat team Chanyeol yang dipenuhi oleh lelaki tampan.





tbc ♡

Baru awal nih gaes, gimana?
Aku tunggu respond-nya ya :)
Vomment kuy :')

PCY's

Silent • PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang