Typo(s)
___________________Ketika sang surya datang menghangatkan jiwa. Saat itu pula seorang pria dengan jaket denim memasuki pelataran rumah keluarga Lee. Jantungnya berdegub, padahal ia sudah sering menginjakkan kakinya di tempat ini. Mulai hari ini perasaannya berbeda mengingat anak dari keluarga Lee sudah resmi menjadi kekasihnya.
Sejujurnya, ia –Park Chanyeol masih belum percaya jika semua berubah secepat ini. Ia masih tak menyangka jika ia mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada Reinna. Mulutnya dengan refleks ingin segera mengungkapkan rentetan kalimat yang selama ini ia simpan dan tertahan di tenggorokan. Memang, saat itu dirinya benar-benar tersiksa.
Ya, semua orang pasti menduga jika selama ini ia hanya mempermainkan perasaan Rei. Namun, sungguh di dalam hatinya, Chanyeol benar-benar mengharapkan Rei menjadi kekasihnya. Bila perlu menjadi miliknya, sampai ia menghembuskan nafas terakhir. Ia tahu ini sangat berlebihan, tapi itulah yang ada dipikirannya ketika melihat Reinna.
Chanyeol tersenyum ketika melihat Rei berdiri di depan teras rumah. Ah ya, bahkan ia lupa caranya untuk berhenti tersenyum setelah mengenal gadis itu. Reinna benar-benar menjadi pengaruh besar di dalam hidupnya.
“Sudah menunggu lama?” Tanya Chanyeol saat ia sudah berdiri dihadapan Rei.
Gadis itu menggelengkan kepalanya, “tidak juga.”
“Pasti kesiangan, huh?” Lanjut Rei. Chanyeol menyengir lebar menanggapinya.
“Aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu. Kau tahu? Wajah cantikmu itu selalu melayang-layang di otakku. Bagaimana aku bisa tidur jika gadisku mengajak berimajinasi?” Jelas Chanyeol diiringi senyuman.
Rei langsung memukul lengannya dengan keras, dan Chanyeol hanya tertawa melihat Rei yang bersemu merah. Apa yang dia katakan? Imajinasi?
Namun, jika boleh jujur, Rei tersipu malu saat Chanyeol mengatakannya. Pria itu selalu berkata manis, tapi baru kali ini Rei merasakan hal yang berbeda. Chanyeol mengatakannya dengan tulus dan tidak dibuat-buat.
“Kemana kita akan pergi, Chan?” Tanya Rei, setelah berhasil menormalkan detak jantung dan raut mukanya.
“Bukankah kita akan berkencan, sweetheart?” Chanyeol natap Rei, kemudian tersenyum.
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Rei saat ini. Dengan jarak yang cukup dekat, tatapan mata tajam dan senyuman pria itu mampu membuatnya tak bisa berkedip untuk sekian detik. Hingga akhirnya, Chanyeol yang menyadari Rei tengah melamun langsung mencubit pipi kekasihnya dengan gemas.
Rei mengaduh kesakitan. Ia merengut pada pria di sebelahnya, namun Chanyeol hanya tertawa sebagai balasannya. Sungguh, ia sangat suka membuat Reinna kesal. Karena menurutnya, Rei akan terlihat menggemaskan ketika sedang merajuk.
“Dimana ibu?” Tanya Chanyeol.
“Ibu siapa?” Balas Rei.
“Ibu mertuaku. Aku ingin meminta ijin untuk menculik anak gadisnya.”
Sial! Dia kembali membuat Rei merona merah. Siapa yang tak tersipu malu ketika pria yang kita cinta mengatakan hal semacam itu?
“Yak! Beliau adalah ibuku.”
“Beberapa tahun lagi juga akan menjadi ibuku, ibu mertuaku.” Chanyeol mengacak rambut Rei.
“Jadi, dimana?”
“Ibu sedang keluar.” Jawab Rei singkat.
“Selalu saja tidak ada,” Chanyeol mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent • PCY [Completed]
FanfictionJust silent. But, we can feel it each other. 》 20170426 - 20180122