12

3.5K 523 35
                                    

Warning: typo(s)
________________________

Malam gelap tiba. Taburan bintang menghiasi langit. Angin berhembus menyejukkan. Ya, sepertinya malam ini akan berakhir indah.

Mobil hitam Chanyeol menyusuri jalanan sempit komplek. Sebenarnya jarak rumahnya dan rumah Rei tak begitu jauh. Hanya saja, mengendarai mobil untuk berkencan bukankah sangat keren? Eh tungggu, berkencan? Apa yang pria itu pikirkan?

"Bahkan aku tak pantas mengencanimu, Rei." Gumamnya.

Chanyeol menghentikan mobilnya tepat di depan pagar rumah Rei. Samar-samar ia melihat seorang perempuan yang berdiri tak jauh di depannya. Ia mendekat dan membulatkan matanya.

"Reinna?" Chanyeol tampak ragu mengucapkan nama itu.

Tentu ia ragu. Penampilan Rei tidaklah seperti biasanya. Ia seperti melihat wanita sungguhan. Eh? Apa-apaan kau, Park Chanyeol?

"Sudah datang?" Kata Rei canggung.

Chanyeol hanya mengaguk. Ia masih tak percaya jika gadis di depannya ini adalah sahabatnya yang cuek itu.

Lihat saja, Rei mengenakan dress -memperlihatkan kaki jenjangnya, memoles tipis wajahnya. Kali ini rambutnya pun tergerai bebas. Ini seperti kencan sungguhan.

"Kenapa?" Tanya Rei, merasa risih dengan tatapan Chanyeol yang membuatnya takut.

"Ah, tidak." Chanyeol mengusap tengkuknya.

Sial, kenapa jadi salah tingkah seperti ini? umpatnya dalam hati.

"Aku hanya...

...Aku ingin meminta ijin pada orang tuamu." Lanjutnya.

"Ah itu, ibu sedang belanja. Maksudku, tidak ada orang di rumah." Jawab Rei.

"Ya sudah kita tunggu saja sampai ibumu pulang, aku tidak enak jika tidak meminta ijin."

"Kita pergi saja." Ujar Rei, membuat Chanyeol menautkan alisnya.

"Ng, aku sudah meminta ijin sebelum ibu pergi." Lanjutnya.

Chanyeol hanya berseloroh dan mempersilahkan Rei masuk ke dalam mobilnya.

Mobil hitam Chanyeol kembali berjalan. Suasananya benar-benar tak menguntungkan, sangat canggung.

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Sejauh ini, tak ada yang membuka mulutnya. Chanyeol yang fokus menyetir dan tak bisa memilih obrolan yang pas untuk keduanya. Entah mengapa ia jadi seperti ini, bahkan sebelum-sebelumnya pun ia sering asal berbicara di hadapan Rei. Tapi, kenapa semuanya berubah?
Sedangkan, Rei lebih memilih menikmati pemandangan alam. Matanya menerawang jauh keluar jendela. Menyaksikan gemerlap lampu yang membuat malam ini semakin indah.
Sampai akhirnya, Chanyeol membukakan pintu untuknya. Membuat Rei cukup terkejut, ia melamun terlalu lama hingga tak menyadari jika ia sudah sampai di depan café.

Mereka memasuki café itu. Chanyeol berdehem pelan dan merangkul pundak Rei. Ini memang sudah biasa bagi keduanya, sebelum Chanyeol menjalin hubungan dengan Sera. Namun, Rei merasakan hal lain, begitupun juga Chanyeol. Entah mengapa rasanya begitu berbeda, hingga akhirnya Chanyeol menurunkan tangannya dengan canggung.

Mereka sudah duduk di meja yang sudah Chanyeol pesan sebelumnya. Beberapa menit yang lalu, mereka sudah memesan makanan. Dan sekarang, mereka kembali terjebak dalam kecanggungan.

"Rei..."

Rei menatap Chanyeol penuh tanya.

"Kita tidak bisa seperti ini." lanjutnya.

"Maksudmu?" Tanya Rei tak mengerti.

"Maksudku... Aku tak ingin kita canggung seperti ini. Jika kau ingin memarahiku, maka lakukanlah. Aku tidak kuat ketika tak berbicara padaku, sungguh." Jelas Chanyeol.

Silent • PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang