5

4.3K 634 68
                                    

“Kau tahu dimana Chanyeol?” Tanya Rei pada Keira.

Dosen baru saja keluar dan sampai saat ini Rei belum melihat Chanyeol. Dia bolos? Memang tak jarang ia seperti itu. Bolos karena selalu bangun kesiangan.

“Kau mencarinya?” Tanya Keira penasaran.

Ya ampun. Mulut tidak tahu diuntung. Sial aku keceplosan!

Selama ini hubungan Rei dan Chanyeol tak bisa dikatakan baik. Sering marahan, lebih tepatnya, Chanyeol yang memiliki sifat usil dan Rei marah karena hal itu.

“Hey, malah melamun. Apa jangan-jangan kau menyukai Chanyeol?” Keira memincingkan matanya.

“Tidak mungkin. Kami hanya sahabat, tidak lebih.” Jawab Rei datar.

“Ya sudah… aku akan ke kantin, kau mau ikut?”

“Tidak. Aku mau meminjam buku di perpustakaan.”

“Aku duluan, Sehun sudah menungguku.” Gadis itu berlari keluar kelas.

Sehun. Rei baru ingat, seminggu yang lalu Keira sudah berpacaran dengan Sehun. Lalu, kapan dia akan berpacaran dengan Chanyeol?






























Just me and my imagination.

Rei memasuki perpustakaan yang jaraknya tak begitu jauh dari kelas. Ruangan besar itu tampak begitu sepi. Hanya ada seorang penjaga yang sibuk menata buku dan mahasiswa yang jumlahnya tak lebih dari sepuluh orang.

Rei berjalan ke rak buku paling pojok. Tempat novel yang kebanyakan ditulis oleh pengarang terkenal. Ia mengambil satu, yang kemarin belum selesai dibaca olehnya.

“Reinna?”

Gadis itu membalikkan badannya. Matanya tertuju pada meja didekat jendela. Terlihat seorang pria dengan senyuman lebar dan mata yang masih terlihat mengantuk.

“Chanyeol, kau bolos lagi?” Rei berjalan menghampiri pria itu.

“Tepat sekali,” jawab Chanyeol dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

“Masih saja seperti dulu.” Rei duduk didepan Chanyeol dan mulai membaca novelnya.

“Kau juga.”

“Apa?” Sahut Rei ketus.

“Masih suka membaca novel.”

“Urus saja urusanmu.”

Setelah itu, hening. Rei masih sibuk dengan novelnya, sementara Chanyeol terus memandangi Rei.

Rei merasa terganggu dengan tingkah Chanyeol. Ia mencoba fokus pada bacaannya, tapi tidak bisa. Debaran jantungnya tak normal. Ia salah tingkah. Sedari tadi ia mengetuk-ngetukkan sepatunya dilantai yang dingin.

Rei menutup novelnya. Ia mendongak. Tatapannya mengarah langsung pada mata Chanyeol. Namun, sebisa mungkin ia tetap tenang dan bersikap biasa saja. Rei membuang napas kasar.

“Jadi, kenapa kau bangun siang?” Tanya Rei.

“Bermain games bersama Baekhyun. Kau tahu? Tadi malam aku memenangkannya, seharusnya Baekhyun mentraktirku hari ini, tapi dia tidak berangkat.” Jawab Chanyeol. Raut wajahnya menggemaskan, ia mengerucutkan bibirnya dan Rei ingin sekali mencubit pipi pria itu.

Bagaimana bisa aku melupakanmu jika kau terus memupuk perasaan dihatiku?

“Bukan urusanku.”

“Kau ini.” Chanyeol mengacak rambut Rei. Ia selalu tersenyum lebar ketika menyiksa gadis itu.

Sepertinya aku akan terbang.

“Rambutku berantakan.” Rei mendengus kesal. jauh dilubuk hatinya, ia merasa senang. Hal sekecil itu dirasa romantis olehnya.

“Lucu sekali. Kau terlihat lucu saat kesal seperti itu.” Chanyeol tertawa lebar.

“Hey, ini perpustakaan!” tegur Kyungsoo.

Ah, si jenius berkacamata. Aku kagum padanya.

“Soo, semua orang tahu kau sangat jenius.” Ucap Chanyeol, melangkah mendekati Kyungsoo dan menepuk pelan bahu pria itu.

“Lalu?” Tanya Kyungsoo dengan nada dingin dan tatapan tajam.

Semua orang tahu jika dia dingin, terlebih pada beberapa gadis yang mengejarnya.

“Kau tahu tidak, bagaimana meluluhkan hati Reinna? Kau punya rumusnya?” Jawab Chanyeol, menatap Rei dan tersenyum menyeringai.

Detik itu juga jantung Rei berhenti berdetak. Ia terkejut dengan penuturan Chanyeol.

Katakan jika ini main-main. Rei ingin berhenti berharap, namun pria itu kembali memaksanya untuk mencintainya semakin dalam.

Rei menghembuskan napas kasar. Sebisa mungkin ia mengendalikan dentuman keras di jantungnya.

“Kau menyukai Reinna?” Selidik Kyungsoo. Ia menatap Chanyeol dan Rei bergantian.

Chanyeol tertawa dan sekali lagi ia menepuk bahu Kyungsoo, “aku hanya bercanda.”

“Rei terlalu baik untukku.” Lanjutnya, kali ini ia menatap Rei dengan senyum tulus.

Rei menghela napas. Ia menatap sayu kearah Chanyeol yang tersenyum padanya. Ia tidak mengerti dengan situasi seperti ini. Chanyeol serius atau main-main? Rei tak bisa membacanya. Ini abu-abu.

Kyungsoo berdehem. Ia melirik Rei sebentar, lalu memfokuskan melihat Chanyeol.

“Rayuan baru? Berhentilah menjadi playboy, Park Chanyeol!” Kata Kyungsoo, lalu ia melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.

Chanyeol berdecak kesal. Kyungsoo adalah satu-satunya sahabat yang paling menyebalkan yang pernah ia temui.

“Yeol, aku duluan.”
Chanyeol hanya mengangguk mengiyakan. Sementara Rei sudah berjalan menuju pintu keluar.

Ia ingin menangis saja. Perasaannya benar-benar dipermainkan. Terombang-ambing. Ketika dirinya merasa terbang, seketika itu pula ia terhempas ke dasar jurang. Beginikah rasanya mencintai tanpa ada balasan?

Reinna sudah sampai di kelas. Ia membenamkan wajahnya di meja. Ia ingin menangis, namun tak bisa. Kesedihannya mengganjal dihati, tak bisa ia luapkan. Ini sakit.

“Rei, kau tak ke kantin?” Itu suara Keira.

Rei hanya menggeleng.

“Kau kenapa? Sakit? Ayo ke ruang kesehatan.”

Sekali lagi, Rei hanya menggelang.

Moodnya sedang tidak bagus. Ia ingin sendiri. Ia tak mau di ganggu oleh siapapun termasuk sahabatnya, Keira.

“Baiklah, tapi jika kau membutuhkan sesuatu, langsung kabari aku ya?” Ucap Keira, ia kembali meninggalkan kelas. Bukan bermaksud meninggalkan, tapi dia sangat tahu kalau Rei tidak ingin diganggu.
Sahabatnya memang sangat pengertian.

Ponsel Rei bergetar. Ia melirik layar, ternyata ada pesan masuk. Namun, yang membuatnya terkejut adalah sang pengirim pesan. Dari Park Chanyeol? Tidak biasanya.







ChanyeolPark

Jika aku mengatakan,
Aku menyukaimu, apa kau akan percaya?

.

.

.

To be continue

﹏﹏﹏

Lama ga update :'(
Kusibuk latihan nari guys
Buat audisi SM.Ga
Hehe

Maaf ceritanya nambah ngawur ya :""

Banyak typo juga :'(






Last but not least,
Thanks for reading 💕
Don't forget to vomment ❤

loeys ♡

Silent • PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang