Typo(s)
_________________Tangan kanan Rei memegang permen kapas besar bewarna merah muda, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memegang erat tangan Chanyeol. Ia terus berjalan menyusuri pinggiran Sungai Han.
Ya, setelah tadi dengan seenaknya ia menarik tangan Chanyeol kesana kemari, akhirnya ia lelah dan memilih untuk melihat senja di Hangang Park sambil menghabiskan permen kapasnya.
Melihat langit jingga yang mempesona mata. Sungguh, sudah berapa tahun ia tak menyapa langit sore Seoul. Ia menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan indah yang telah Tuhan berikan. Ia masih muda dan hanya berdiam diri di dalam rumah. Padahal, baik keluarganya ataupun Chanyeol selalu menawarkan untuk melihat keindahan yang Tuhan ciptakan. Namun, lagi-lagi ia menolak dan lebih memilih mengurung dirinya di dalam kamar.
Reinna menghentikan langkahnya, lalu menatap Chanyeol sambil tersenyum.
“Terima kasih,” ucapnya, masih dengan seulas senyum yang nampak.
Chanyeol menautkan alisnya tak mengerti. Kenapa gadisnya tiba-tiba berkata demikian, sementara dirinya tak melakukan apapun.
“Untuk apa?”
“Hari ini kau sudah menuruti keinginanku. Kau mengenalkanku pada keindahan dunia. Aku bahagia, sangat. Aku seperti lahir kembali. Ah ya, maaf, pasti sangat malu mengajak gadis sepertiku, ya?” jelas Rei.
Chanyeol mengulas senyum dan mengacak rambut Rei, “Aku bahagia ketika melihat kau bahagia, honey. Dan, kuperingatkan, kau tak pernah membuatku malu sedikitpun. Memangnya apa yang salah dengan dirimu? Kau sialan sempurna.”
“Park Chanyeol! Kau mengumpat, huh?”
“Oh maaf, sayang. Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin mengungkapkan jika kau lebih dari sempurna untukku.”
“Kau mulai lagi, ya? Ah, menyebalkan.” Rei menyilangkan kedua tangannya, sambil menatap malas pria di sampingnya.
“Mulai apa? bahkan aku belum melakukan apapun.”
“Apa maksudmu?” Tanya Rei sambil melayangkan tatapan tajam pada Chanyeol –yang sekarang tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.
“Poppo,” Chanyeol mendekatkan wajahnya, membuat Rei meneguk ludahnya sendiri. Antara takut dan canggung dengan keadaan yang baru ia alami selama 19 tahun ini.
“Ayolah, kita kan sudah resmi berpacaran,” tambah Chanyeol sambil kembali mendekatkan wajahnya.
Reinna semakin merona merah. Ia tak begitu yakin dengan hal ini. Jujur saja, ia tak bisa melakukannya. Ia belum pernah melakukan hal ini, ia hanya melihatnya di drama yang ia tonton setiap malam.Dengan sigap ia mendorong dada Chanyeol untuk menjauhkan tubuh pria itu. Kemudian, ia mengambil kamera miliknya yang tadi ia simpan di dalam tas. Ia mulai memotret, dan mengabaikan Chanyeol yang merengut di belakangnya. Ia sama sekali tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent • PCY [Completed]
Fiksi PenggemarJust silent. But, we can feel it each other. 》 20170426 - 20180122