(Caution: Akan ada kissing scene dichapter ini. Bagi yang tidak ingin melihat/tidak kuat, silahkan diskip saja. '^' Author tidak akan bisa tanggung jawab jika kalian mimisan, atau sebagainya XDD )
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Putaran bianglala telah terhenti beberapa menit yang lalu. Aku dan Junkai kembali melanjutkan perjalanan, menelusuri kota Osaka dan mencari hal-hal yang menarik. Ini pertama kalinya aku mendapat liburan keluar negeri seperti ini. Dan, secara tiba tiba, malah memiliki kesempatan bersama Junkai. Huh.
"Kita akan kemana?" tanya ku. Aku berjalan disampingnya dan tak menoleh kepadanya saat aku menanyakan hal itu. Sesekali aku mengeratkan thin coat ku.
Junkai hanya menghembuskan nafasnya, lalu mendongakkan kepalanya kearah langit.
"Entahlah. Kau ingin berbelanja sesuatu? Seperti makanan, mungkin..." ucap Junkai. Ia kemudian melirik kearah arlojinya. "Ini sudah hampir pukul sebelas, dan kau belum sarapan juga, 'kan?" tanya Junkai, ia menoleh kearahku.
Aku terdiam dan mengedarkan pandanganku ke sekeliling taman ini. Suara ombak semakin membuatku tidak fokus. Tiba-tiba, pandanganku tidak sengaja terhenti pada sebuah kedai kecil yang sedang buka.
Dari namanya kulihat, kedai itu bernama Kedoyaki Tavern. Mungkin mereka menjual sebuah takoyaki?
Haha. Mungkin. Aku hanya menebaknya. Aku tak terlalu jenius dalam hal tebak menebak seperti ini.
"Hm..." gumamku pelan. Aku mencoba untuk memfokuskan diriku. "Takoyaki? Ah, bagaimana jika itu?"
Akhirnya, itulah yang aku ucapkan. Aku menoleh kearah Junkai dan menatapnya dengan pandangan polos. Junkai mengernyit saat mendengar ucapanku. Ia kemudian mengalihkan pandangannya dan juga mulai mengedarkan pandangannya.
Junkai memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya— seperti biasa. Bersikap (sok) cool.
"Kau ingin takoyaki? Benarkah?" tanya Junkai sekali lagi. Ia sepertinya sudah dapat melihat kedai yang sama denganku. Kedai yang kulihat pertama kali, kedai Kedoyaki Tavern.
Karena sekarang aku tidak merasa konsentrasi, karena sedang berada dekat dengan 'lautan'. Aku segera menganggukkan kepalaku, mengiyakan perkataan Junkai tanpa mencernanya dengan jelas
"Tumben sekali..." ucap Junkai tenang. Ia kemudian menarik pergelangan tanganku.
"Baiklah, kalau itu mau mu. As your wish, sweetheart." ucap Junkai sambil mengerlingkan matanya genit kearahku. Aku terkejut dan menatapnya tajam. Aku hanya pasrah mengikuti Junkai yang terus menarik pergelangan tanganku.
Tak butuh waktu lama karena kedai itu juga dekat dengan keberadaan kami tadinya, kami sekarang telah tiba. Junkai juga telah melepaskan tarikannya dari pergelangan tanganku.
"Ck! Kau! Dasar..." gerutuku kesal. Aku mengelus pergelangan tanganku yang bahkan sedikit memerah.
Bagaimana tidak bisa memerah? Seharian ini, dia selalu menarik tanganku seenaknya. Tak bisakah dia lebih menjadi gentle sedikit?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Doctor [TFBOYSWJK]
Fanfiction"Kau itu sangat dingin, tapi menyebalkan disaat waktu yang bersamaan. Kau aneh. Benar-benar aneh. Menjadi dokter dengan sikap yang acuh seperti itu. ....Namun, ternyata, aku salah." . Huang Minzi, harus memulai karier awalnya sebagai dokter dengan...