Busy Boy #20

905 81 15
                                    

Huang Minzi's POV

Seperti biasa, aku datang kerumah sakit tidak dalam jadwal pagi.

Entahlah. Aku benci siang hari.

Jadwal baru ini benar benar membosankan.

Bekerja di siang hari malah hanya akan membuatku lebih sering menguap karena mengantuk. Huft.

Aku berjalan kearah mesin pembuat kopi yang kebetulan berada di kantin lantai pertama—seperti biasanya juga aku lebih sering mengunjungi kantin lantai pertama.

Setelah selesai, aku menyeruput kopi espresso ku, dan kemudian melangkah keluar dari lobi rumah sakit. Kebetulan juga, waktu praktekku juga sudah berakhir sekarang.

Yah, well, aku bahkan telah berada dirumah sakit ini selama hampir 9 jam.

Aku sengaja menyempatkan diriku untuk duduk sebentar disalah satu bangku panjang yang terletak di lobi.

Aku menyandarkan tubuhku, dan kemudian melirik kearah arloji yang melingkar dipergelangan tanganku.

Aku menghela nafasku setelah itu.

"Ekhem..." seseorang tiba tiba berdehem kearahku. Aku sedikit tersentak kaget dan mendongakkan kepalaku—memandang orang yang menegurku barusan.

Dihadapanku saat ini,

Terdapat sepasang laki-laki dan perempuan yang mengenakan jas yang sama dengan milikku, sepasang dokter.

"Jia?" gumamku pelan. Yah. Perempuan itu adalah Jia.

Hanya saja, laki laki disebelahnya... Aku tak mengenalinya sama sekali.

"Kau belum pulang, Minzi? Ini sudah hampir malam, tahu." jelas Jia, ia kelihatan heran dengan ku.

Aku tertegun, dan kemudian tersenyum kikuk. Aku menggelengkan kepalaku pelan.

"Aku hanya ingin beristirahat sebentar. Tak mungkin aku langsung pulang, 'kan?" tanya ku mencari alasan. Aku tertawa canggung setelah itu.

Yah. Untuk kali ini beda, Jia mengambil jadwal untuk malam hari.

Jia hanya terkekeh.

"Kau benar." jawabnya singkat.
"Oh, ya, Minzi. Kenalkan ini partner ku nanti. Namanya Qilin, ia memiliki marga yang sama denganmu!" jelas Jia sambil tersenyum lebar. Ia menunjuk kearah seorang pria yang sedari tadi hanya terdiam kikuk disebelahnya.

Jia merangkul pria itu. Mereka kelihatan sangat akrab sekali.

Aku melihat mereka dengan bingung pada awalnya, namun, akhirnya aku mengerti.

Aku tersenyum simpul dan kemudian bangkit. Aku mengulurkan tanganku kepada pria yang bernama Qilin.

"Namaku Huang Minzi. Senang bertemu denganmu, Qilin." ucapku sopan.

Qilin juga mulai sedikit demi sedikit tersenyum kearahku. Ia membalas jabatan tanganku sebentar, lalu kembali menarik tangannya.

"Namaku Huang Qilin. Dokter spesialis jantung, sama seperti Jia. Salam kenal juga denganmu," Qilin meemenggal perkataannya. Setelah itu, ia tersenyum miring.

"Banyak yang sudah mengetahui namamu, kok. Kau istri dari dokter Wang, kan?" tanya Qilin. Ia memandangku tenang, kedua tangannya ia masukkan kedalam saku jasnya.

My Coldest Doctor [TFBOYSWJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang