Memori Deletion #22

953 82 3
                                    

Aku menggenggam sebuah lembaran kertas dengan erat. Kertas ini, kertas yang diberikan oleh Irene dua hari yang lalu. 

Tunggu.

Jangan salah sangka.

Ini bukanlah kertas yang berisikan tentang Ouyang Jiamin. Irene memberikanku sebuah kertas undangan. Entahlah. Aku tak tahu. Ini lebih persis seperti sebuah kertas undangan reunian. Haha.

Aku berjalan cepat di lobi rumah sakit. Sesekali, aku menyapa para perawat yang berpapasan denganku dengan sebuah senyuman. Aku masih tetap menggenggam secarik surat ini.

Tentang surat ini, Irene baru memberikan kepadaku beberapa menit yang lalu.

"Xilan!"

Aku memanggil Xilan dari kejauhan. Aku mengulas senyuman lebar, dan kemudian berjalan sedikit lebih cepat dari sebelumnya untuk menghampiri Xilan. Aku tersenyum tipis untuk menyapanya.

"Minzi?" tanya Xilan. Ia sedikit terkejut dengan keberadaanku. Ia kemudian tersenyum manis lalu kembali mendekap papan ceklis nya. Xilan memperbaiki letak kacamatanya sesekali. "Tumben sekali kau terlihat sangat senang saat ini." ucap Xilan kelihatan heran, dahinya mengernyit.

Aku hanya tersenyum menanggapinya dan kemudian berjalan menghampirinya.

Aku tersenyum lebar-sumringah saat aku sudah berada didepan Xilan.

"Aku sampai jam berapa?" tanya ku penasaran.

Xilan hanya terdiam. Ia kelihatan heran dengan apa yang aku tanyakan barusan. Xilan langsung kembali membuka papan ceklisnya, dan melihat daftar pasien disana.

"Masih ada tiga pasien lagi, Minzi." jelas Xilan. Ia masih belum mengerti dengan apa yang aku katakan.

Aku hanya mangut mangut, lalu kemudian melirik kearah jam dinding yang kebetulan melekat didalam ruangan kerjaku.

Yah. Sekarang, aku dan Xilan sedang berada diruanganku.

"Masih lama..." gumamku pelan. Aku juga menatap sekilas kearah surat yang diberikan Irene.

"Kalau begitu, aku titip semua nya ke padamu. Istirahat ini aku mungkin akan masuk terlambat, jadi..." ucapku. Aku memenggal perkataanku, lalu mengendikkan bahuku. Aku tersenyum miring.

"Yah. Kau tahu kan? Tapi aku tidak akan terlambat kok, sepertinya..." ucapku sedikit ragu. Aku mengangkat kedua alisku dan kemudian tersenyum aneh.

Aku langsung melambaikan tanganku kecil setelah selesai mengatakan hal itu. Aku berjalan keluar dari ruangan tanpa harus menunggu persetujuan dari Xilan. Haha.

Aku sengaja ingin mampir ke sebuah kantin dua di rumah sakit. Sudah lama rasanya aku tidak mengunjungi kantin modern itu. Sungguh.

Setelah keluar dari lift, aku berjalan memasuki kantin. Aku mengambil tempat duduk disalah satu kursi kantin dan kemudian memesan air mineral. Aku menopang daguku, dan kemudian merogoh handphoneku yang berada didalam saku jas.

Aku mengetik sebuah pesan singkat disana.

'To: Irene Ao

Aku akan pergi sebentar lagi.'

Aku menekan tombol send, dan kemudian menghela nafasku berat. Aku menoleh kearah kaca luar jendela kantin. Hujan kembali turun dengan cukup deras.

Bagaimana cara ku untuk bisa pergi ke acara itu?

My Coldest Doctor [TFBOYSWJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang