C&F10 (Azel Protektif huh! )

826 78 0
                                    

Diam bukan berarti tak peduli. Seorang kakak punya caranya sendiri untuk melindungi adiknya.

****

'Bugh'

Satu pukulan keras menghantam tepat di rahang bawah Gara, meninggalkan rasa nyeri dan linu dibagian itu. Sedangkan si pemukul, Azel masih menatap Gara dengan tatapan tajamnya. Tangan pemuda itu masih terkepal dikedua sisi tubuhnya.

"Jika pukulan ini artinya kamu menerimaku menjalin hubungan dengan Maura. Aku tidak berniat membalasnya."

Azel menarik kasar kerah kemeja Gara. Menatap sahabatnya itu dengan marah. Tidak! Bukan maksudnya Azel tak suka Ara menjalain hubungan dengan Gara. Azel bahkan cukup baik mengenal Gara, ia tahu seperti apa kepribadian sahabat yang 2tahun lebih tua darinya ini. Azel juga akan bahagia jika adiknya kelak memilik pendamping seperti Gara. Bahkan ia akan mengantar adiknya sendiri pada Gara jika saja kenyataannya semudah itu. Tapi tidak untuk sekarang.

Katakanlah ia sok protektif pada Ara. Tapi niatnya hanya ingin menjaga adik satu-satunya. Saudara yang berbagi rahim, ASI, makanan dan kasih sayang. Jadi tentu sikapnya saat ini adalah wajar bukan?

"Aku bukannya tidak tahu Ara mendekatimu. Aku bukannya tidak menyadari adikku mulai menyukaimu. Tapi aku diam karena aku percaya jika kau tidak akan memiliki perasaan padanya. Dan sekarang, saat kau mengatakan kau menyukai adikku. Menjauhlah darinya!" Azel melepaskan cengkraman tangannya pada kerah Gara tak kalah kasarnya membuat tubuh tegap Gara mundur tak seimbang.

"Aku tidak akan membiarkanmu mempermainkan Ara."

Gara menatap Azel tak percaya, jadi seperti itu pikiran Azel padanya. Padahal tidak sedikitpun ia berniat mempermainkan Maura. Mungkin memang terlalu cepat ia mengatakan perasaannya pada gadis itu, bahkan setelah sikap buruknya pada Ara. Tapi sungguh, ia tahu apa yang ia rasakan pada gadis itu.

"Aku tidak pernah memiliki niatan buruk padanya. Aku menyayangi Maura."

"Benarkah? Kita buktikan saja," seru Azel meremehkan. "Aku dengar dia akan kembali dalam waktu dekat ini."

Azel memerhatikan raut wajah Gara yang terlihat terkejut walau sesaat. Dan tentu saja itu karena Gara tahu siapa 'dia' yang dimaksud olehnya.

"Kita lihat! Kau akan kembali bersamanya atau memperjuangkan Ara. Aku sudah memperingatimu!"

Azel menatap Gara dingin, begitu juga Gara yang membalas tatapan mengintimidasi milik Azel.

"Mas Azel!" Seruan keras membuat kedua pemuda yang sedang bersitegang itu menoleh pada sumber suara.

Di sana, Ara dan Andine berdiri tak jauh dari mereka. Lalu kedua gadis itu berjalan mendekat, Ara menatap marah pada Azel.

"Mas Azel ini kesambet apa sih? Aneh banget. Kenapa pake acara main pukul sih. Mas Gara juga! Kenapa diam aja ? Balik pukul kek. Patahin sekalian leher dia." Sungut Ara marah pada keduanya, selebihnya pada kakak kembarnya yang bersikap aneh.

Ara tak habis pikir dengan Azel. Seumur-umur ini kedua kalinya ia melihat Azel melemparkan pukulan pada seseorang. Jika dulu Azel memukul kakak kelas SMPnya karena orang itu menganggu Ara. Tapi kini, Gara bahkan tidak berbuat salah apa-apa, lantas alasan apa yang membuat Azel memukulnya? Apa hanya karena pernyataan mengagetkan Gara tadi?

"Udahlah, sana mas Azel pulang aja. Ara malas lihat mas." Sambil mendengus kesal pada Azel, Ara mendekati Gara, menarik pemuda itu untuk kembali ke Apartementnya.

Sedangkan Azel yang melihat hal itu tampak tak suka, ia berniat mengikuti adiknya. Tapi tangannya dicekal oleh Andine dengan cepat.

"Jangan ke sana dulu, nanti Ara lebih marah," kata Andine saat Azel menoleh padanya dengan heran.

Code & Food Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang