C&F 16 (Hamil?)

645 54 2
                                    

Kamu memintaku untuk mengiklhaskan semuanya. Tanpa kamu sadari, kenangan yang kamu buat sudah menjadi prasasti dalam inggatan.

_Maura A.p_

***


Ara sudah kembali bekerja setelah seminggu menikmati rasa sakit. Sekarang Ara sudah kembali bergulat dengan alat masaknya di dapur restoran, berharap dapat menyerap energi positif dari pekerjaan yang dicintainya ini.

"Kamu baik-baik saja kan, Ra?" tanya Felix tiba-tiba sudah berdiri di samping Ara yang sedang menghias dessert. Ara hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari piring di depannya. Dia sudah mendapat pertanyaan seperti itu sejak pagi tadi dari banyak pegawainya.

"Beneran?" tanya Felix sekali lagi untuk memastikan. Ara menghela napas

"Kembali bekerja atau potong gaji Chef Felix Johan!"

"Iya-iya, gitu aja terus ancamannya. Aku kan cuma pengen tahu keadaan kamu, Ra."

Ara sudah menyerahkan piring dessert pada pramusaji, lalu memandang Felix yang kini sibuk dengan panggangan ayam.

"Aku sudah di sini sejak pagi, brother. Dan kamu baru bertanya di saat restoran sedang ramai-ramainya hm? Pemilihan waktu yang cukup bagus, tuan."

"Kan tinggal jawab aja, Ra. Lagian tadi pagi aku masih dalam mode pengamatan. Kamu beneran udah baikan atau pura-pura baikan," jawab pria yang sibuk dengan ayamnya.

Ara menerima pesanan baru, tanpa mendebat partnernya lagi dia sudah kembali bekerja. Ara tahu apa yang dimaksud felix tidak sama dengan para pegawainya yang menganggap dirinya sakit secara fisik hingga tidak masuk kerja beberapa hari. Felix tahu apa yang terjadi pada dirinya, tapi dia sedang tak ingin menanggapinya.

"Oke oke! kalau sudah bisa ancam potong gaji gitu sih aku yakin kamu emang udah baikan. Jadi udah bisa ngusir orang dong."

Dengan dahi berkerut Ara kembali menoleh ke arah Felix, lalu secara otomatis mengikuti pandangan pria itu.

Dari balik bar kitchen ini Ara memang bisa melihat pelanggan yang baru datang atau yang sedang menikmati makanan, dan sekarang seorang yang sangat dikenalnya dan salah satu manusia yang tidak ingin Ara temui sedang berdiri dengan senyuman yang membuat Ara pusing.

"Sudah beberapa hari ini dia datang terus, cari kamu buat tawaran selebriti chef," Jelas Felix.

"Dan kamu gak bisa ngusir dia!"

"Dia bawa uang buat makan di sini, ya mana mungkin aku usir Ra. Haram hukumnya."

*

Ara melempar lembaran proposal di atas meja tamu ruangannya. Di hadapnnya David tampak santai dengan senyuman yang sejak tadi pemuda itu sunggingkan padanya. Tapi malah membuat Ara merasa muak.

"Aku tetap menolak," kata Ara tanpa minat. sedangkan pemuda itu masih senyum-senyum sambil mengusap dagu dan mengangguk-anggukan kepala.

"Aku bisa menambahkan nominal di lembaran itu berapapun yang kamu mau, sayang." Ara memejamkan matanya sejenak untuk menahan amarah yang sedikit demi sedikit naik ke ubun-ubun sejak kedatangan pria ini.

"Bukan masalah gaji, Dav. Bahkan kakakku menggajiku lebih dari cukup di sini. Kamu sudah tau aku tidak suka menjadi pusat perhatian."

"Tapi kamu pantas untuk itu Ara. Kamu punya kecantikan dan bakat. Bahkan jika kamu ingin menjadi aktris terkenal aku bisa dengan mudah mengabulkannya."

"Sayangnya itu bukan minatku. Pergi dari sini jika urusanmu sudah selesai!"

Ara meninggalkan David untuk kembali ke dapur. Dia tidak ingin berlama-lama bersama seseorang yang dulu mengejar cintanya untuk sebuah taruhan. Haha untung saat itu Ara lebih pintar dalam bermain asmara.

Code & Food Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang