C&F3 (Anggara & Maura)

983 91 3
                                    


Enjoy 😊

***
(Anggara & Maura)

Gara, Pemuda yang terbilang tampan tapi berwajah dingin serta datar itu sudah hampir 10 menit memandangi sebuah bekal makanan yang tergeletak di atas mejanya tanpa disentuh sekalipun. Dahinya berkerut tak habis pikir dengan seseorang yang mengirimkan sekotak bento untuknya.

'Bento untuk mas Gara yang udah maafin Ara tapi masih kelihatan gak ikhlas nya ^.^v hehe

Jangan lupa dimakan ya, mas :) - Ara'

Gara menghembuskan napasnya lelah setelah membaca post card yang tertempel di atas kotak bento itu.

Sejak pertemuannya kembali dengan gadis bernama Ara di restoran waktu itu, sudah seminggu ini kotak bekal makanan selalu mampir ke mejanya saat makan siang, dan itu semua dari satu orang yang sama.

Ara.

Gara tidak habis pikir apa maksud gadis itu mengirim bekal untuknya karena menurutnya urusan mereka sudah selesai. Gara memaafkan tingkah menyebalkan Ara di cafe dulu. Dan harusnya selesai sampai di situ.

"Ciyeeee dapat bekal lagi nih, Gar. Enak bener idupmu sekarang, ada yang merhatiin."

Gara melirik sekilas Izar yang dengan gaya blingsatan masuk ke ruang kerjanya. Pemuda yang masih memiliki darah Arab itu tak henti-hentinya memainkan alisnya naik-turun mencoba menggodanya.

"Wah, Ara bener-bener calon istri idaman ya. Udah seminggu ini dia kirim makanan yang super duper enak. Makmur banget perutmu, Gar."

"Makan saja itu bento, aku sudah kenyang." Gara menyodorkan sekotak bento itu pada Izar, lalu kembali berkutat dengan laptopnya.

"Gar, kata Rasul gak baik nolak rejeki sampe berkali-kali loh. Ayo dimakan dulu." Izar membuka penutup bento itu, lalu kembali menyodorkan sumpit pada Gara.

"Tapi makannya berdua sama aku ya, Gar. Hehe" lanjut Izar sambil mencomot udang berbalut tepung yang rasanya benar-benar enak.

***

Ara, Gadis cantik bertubuh mungil itu terlihat semakin menawan setiap kali ia berkutat dengan alat-alat masak di kandang tercintanya - dapur. Seperti saat ini, Ara terlihat sibuk dengan berbagai pesanan, padahal jam makan siang sudah lewat sejak tadi.

"Ra, isi perut dulu gih. Biar aku yang ngehandle semuanya." Felix mengambil piring berisi dessert cokelat yang sedang dihias oleh Ara.

"Fel, aku selesaikan ini dulu, baru aku bisa makan dengan tenang," kata Ara, gadis itu dengan cepat mengambil alih kembali piringnya.

"Selalu aja kayak gitu. Perut orang lain diduluin, bahkan perut orang yang jauh di kantornya sana. Sedangkan perut sendiri di biarin sepi."

"Yee gak perlu nyindir-nyindir deh, Fel. namanya juga chef. Mengenyangkan serta menyehatkan perut orang itu udah kewajiban tau."

Ting.

Ara menekan bel lalu menyodorkan hidangannya pada seorang pramusaji yang siap mengantar hidangan tersebut.

"Nah, selesai sudah tugasku. Sekarang aku mau isi perut dulu, handle semuanya seperti katamu. oke!"

Ara melepas apronnya, lalu mengambil sisa bento yang tadi ia buat untuk Gara. Melihat bento itu membuat Ara tersenyum sendiri.

Entah apa yang sebenarnya ia lakukan, setelah pertemuan kembali Ara dengan Gara 2minggu yang lalu, Ara baru mengetahui fakta bahwa Gara termasuk pelanggan setia restoran ini. Tapi setelah pertemuan mereka, esoknya Ara tak lagi menemukan Gara yang menanti makan siangnya, dan seminggu ini entah darimana Ara memiliki ide membuat dan mengirim bekal makan untuk Gara.

Code & Food Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang