C&F4 (macaroon & ajakan kencan)

894 86 1
                                    

Awas typo!
Enjoy 😊😊

***

(Macaroon & ajakan kencan)

Tidak ada pagi seindah ini setelah kejadian 8 tahun yang lalu. Menurut Azel, pagi ini adalah pagi yang akan selalu Azel syukuri. Dimana ia menemukan 2 orang perempuan yang paling ia sayangi sedang memasak berdua, sambil bercakap ria dan sesekali bersendah gurau.

Sudah lama sekali Azel tak melihat interaksi bunda dan adik kembarnya saat di dapur seperti saat ini. Maka dari itu, mata Azel terus saja bekerja memantau setiap gerak-gerik mereka bak lensa kamera yang menyorot objeknya, telinganya juga tak kalah tajam untuk mendengar setiap percakapan dan suara tawa mereka. Merekam setiap moment yang akan selalu ia ingat. Lalu bibirnya tertarik membentuk senyuman yang ia yakini adalah senyuman termanis dan tertulusnya.

"Heeeem.. baunya harum sekali, Bunda masak apa?" Tanya Azel sambil memeluk bundanya dari belakang.

"Bantuin Ara bikin nasi goreng ini mas..." jawab bunda, Azel tersenyum lalu mencium pipi tirus bundanya.

"Idih jomblo, bisanya ciumin bunda mulu ih." Ejekan Ara tak lantas membuat Azel marah, pemuda itu malah tertawa keras kemudian berangsur ganti memeluk adiknya.

Sedang Ara yang terkejut karena dipeluk Azel tiba-tiba langsung saja meronta minta lepas walapun diabaikan oleh Azel. Kedua saudara kembara tersebut pada akhirnya terlibat gelutan yang membuat tawa mereka membahana.

"Malam ke sini diantar siapa, Ra? Kok mas gak lihat mobilmu?" Tanya Azel, ia sungguh terkejut mendapati Ara pagi ini ada di dapur bersama bunda. Tak biasanya, karena sejak adiknya itu memutuskan untuk tinggal sendiri saat kuliah, Ara memang jarang sekali mengunjungi rumah ini, bahkan bisa di hitung dengan jari dalam setahun.

"Dianter teman," jawab Ara sambil menyendokan nasi goreng ke mulutnya. Memang saat ia datang, bundanya-lah yang membukakan pintu, sedang Azel sudah tidur karena lelah bekerja. Itu kata bunda.

"Siapa? Andine? Selly? Dina? Atau Felix?"

Ara menatap curiga Azel yang duduk di sampingnya. Tumben sekali kakak kembarnya ini bertanya seperti itu. Tak biasanya.

"Bunda bilang kamu diantar sama orang yang mobilnya bunda gak kenal. Jadi mas tanya siapa? Ya kan bun."

Bunda menangguk. "Ara udah punya pacar ya? Kenalin ke bunda dong, suruh main ke rumah biar bunda suruh cepet nikahin Ara."

Seketika Ara tersedak mendengar ucapan bunda. Diminumnya air yang disodorkan saudara kembarnya, Azel yang kini tertawa senang.

Ara mendengus, lagi, lagi, dan lagi... entah mengapa bundanya ini sering sekali menyuruhnya segera menikah, padahal Azel yang tidak pernah sekalipun terlihat bersama perempuan malah tidak disuruh cepat-cepat mencari pasangan. Huh! Dunia terkadang memang tak adil pada dua saudara kembar.

"Ra, malam minggu besok kosong kan?" Tanya bunda. Ara mengangguk, kembali menyendok nasinya.

"Kalo begitu harus ikut makan malam ya." Ara menatap bundanya cepat, "Makan malam ini sama Ayah--"

Ara meletakan sendok-garpunya sedikit keras di atas piring. Membuat bunda dan Azel menatapnya terkejut. Gadis itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia menarik napasnya berat, lalu menghembusnya tak kalah berat. Ditatapnya bundanya lagi.

"Bun--" Ara ingin mengatakan sesuatu, tapi terhenti saat dirasakan genggaman Azel pada tangan kirinya di bawa meja. Ia menatap Azel yang  menggeleng samar. Kedua tangan Ara mengepal, menahan emosi. Lalu,

Sreg'

Gadis itu menggeser kursinya, "bunda kawinin aja nih bocah. Resek banget, tuh teman-teman Ara masih banyak yang jomblo." Seru Ara cepat dan ngawur sebelum  benar-benar meninggalkan bundanya yang menatap anak gadisnya bingung dan Azel yang malah cekikikan.

Code & Food Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang