C&F11 (Azel-Andine)

713 61 0
                                    


Jangan pada salfok sama judul part ya.. bagian ini mungkin mereka berdua yang banyak munculnya.
***

Andine memasuki sebuah cafe yang masih tampak lenggang pengunjung. Perempuan berkuncir kuda itu langsung menangkap 3 orang pemuda yang duduk bersama di meja paling pojok ruangan.

Andine menghela napasnya sejenak sebelum melangkahkan kaki kearah 3 pemuda itu dengan berat hati. Bukan apa-apa sih, tapi sebenarnya Andine malas harus bertemu klien di hari libur seperti ini. Biasanya ia tidak mau menerima pertemuan bisnis di hari yang seharusnya menjadi harinya bersantai. Tapi kali ini mau tak mau Andine harus melakukannya.

"Selamat siang bapak-bapak," Sapa Andine pada 3 pemuda yang sejak tadi tampak sibuk dengan urusan masing-masing padahal sedang dalam keadaan bersama. Azel yang sibuk membaca koran hari ini, Gara  dengan laptopnya dan Izar dengan ponsel ditangannya.

"Andine." Gadis itu tersenyum pada Gara yang pertama kali meresponnya.

"Kamu di sini?" Tanya Azel. Andine hanya mengangguk singkat, lalu mengambil duduk di samping Izar yang masih sibuk dengan ponselnya dan hanya say hi pada Andine.

"Maaf, sepertinya kamu tidak bisa ada di sini. Kami sedang menunggu seseorang. Jadi silakan-- "

"Perwakilan Alpha Architeam." Seru Andine cepat. "Kalian sedang menunggu dia kan."

"Kamu orangnya?" Gadis itu mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Izar.

"Seharusnya Om Kenan yang datang ke sini. Tapi karena beliau berhalangan, jadi saya yang diutus mewakilinya."

"Sebentar! Bukannya kamu bekerja di Meganta Group," kata Azel.

Andine tersenyum singkat. "Hm... itu dulu sebelum saya bergabung bersama om Kenan. Jadi apa kita bisa memulainya."

***

Ara memasang wajah cemberut karena sejak tadi ia hanya didiamkan oleh Gara yang lebih asik dengan laptopnya. Jadilah, gadis itu hanya duduk di depan TV dengan tangan yang asik menggonta-ganti chanel siaran.

Niat awal Ara datang ke apartement Gara malam ini untuk menghabiskan malam di hari minggu berdua dengan kekasihnya. Tapi harapannya harus pudar karena nyatanya Gara lebih asik bermesraan dengan pacar pertamanya itu daripada bersama gadis yang malam ini tampil cantik.

Entah sudah berapa kali Ara menghela napasnya, lalu menengok Gara yang duduk di kuris makan, masih bertahan dengan benda yang malam ini sukses membuatnya begitu cemburu.

Ya tentu saja! Bagaimana tidak cemburu, jika sejak menginjakan kaki di sini ia tidak dipedulikan seperti ini. Kekasihnya itu tidak memuji penampilan rambut barunya, padahal malam ini Ara sengaja mengganti gaya rambutnya. Gadis itu mengeriting rambut hitam sebahunya untuk menarik perhatian Gara. Tapi apa? Gara bahkan tidak melihat perubahannya itu.

Disaat Ara mulai jengkel dengan keadaannya, sebuah benda dingin menempel dipipi sebelah kirinya, ia menengok.

"Es krim untuk kekasihku yang sedang cemberut." Ara menatap Gara sekilas, lalu melengos sebal saat tahu Gara merayunya dengan wajah datar andalanya.

"Marah?" Tanya Gara sambil meletakan kotak besar es krim 3 rasa dipangkuan Ara.

"Tidak."

"Kata Izar, perempuan itu suka bilang kebalikannya, kalo tidak arti iya. Kalo iya artinya-- "

"Iya Ara marah!" Seru Ara cepat.

"Nah! Benarkan marah." Seketika Ara menatap Gara, matanya mendelik sebal. Lalu bibirnya mencabik kesal.

Code & Food Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang