C&F 28 (Dairy Delia)

582 48 0
                                    

April, 2006

Hari ini adalah ulang tahunku yang ke 15 dan mama memberiku kejutan dengan kabar yang sangat mengejutkan. Ya, mama bilang akan menikah lagi. Mendengar kabar itu aku tidak tahu pasti seperti apa raut wajah yang kuperlihatkan pada mama. Tentunya pasti aku terkejut.

Papa kandungku memang sudah lama berpulang, tapi berpikir untuk mempunyai papa lagi sama sekali tidak terlintas dibenakku.

Aku bukannya tidak suka, aku bahagia selama mama bahagia. Hanya saja, calon papa tiriku adalah orang yang sudah memiliki keluarga dan itu berarti mama akan menjadi istri kedua, itu juga artinya mama adalah orang ketiga di dalam keluarga orang lain kan?

Om Satria. Aku mengenal baik sosok itu. Om Satria adalah teman papa sewaktu masih hidup. Sejak kuliah mama, papa dan om Satria memang bersahabat baik. Dan baru kutahu bahwa mama dan om satria pernah saling suka dulu. Sisa rasa itulah yang membuat mereka memutuskan untuk menikah dan membuat mama rela menjadi yang kedua.

Om Satria bilang bahwa dia memang belum bicara dengan istri pertamanya, tapi dia yakin istrinya bisa menerima. Anak-anaknya juga akan menerimaku sebagai suadara. Tapi, apa semuda itu?

Entahlah, kepalaku tiba-tiba pusing. Dadaku juga terasa sakit. Aku tidak tahu apa aku harus senang dan menyetujuinya atau aku menentangnya saja?

***
Juni, 2007

Hari ini papa Sat mengajakku dan mama ke rumah keluarganya. Aku jelas kaget. Dan ada perasaan campur aduk yang kurasa. Aku takut. Sangat takut! Tapi juga ada rasa tertarik saat papa Sat bilang akan mengenalkanku pada kedua anaknya.

Papa Sat selalu menceritakan bahwa keluarganya sangat baik dan bisa menerima kami. Apalagi anak-anaknya yang seumuran denganku. Papa Sat bilang kami akan menjadi saudara yang kompak dan saling menyayangi. Tapi entah kenapa tetap saja aku merasa khawatir.

Dan ketakutanku benar terjadi. Mereka tidak benar-benar menerima kami. Aku bisa melihat raut keterkejutan bercampur terluka dari bunda Ranti. Juga raut dingin tak suka dari cowok tampan yang ku yakini itu Azel.

Dan yang paling membuatku sakit adalah penolakan keras dari gadis cantik itu. Ara. Aku bahkan tidak akan pernah bisa melupakan wajah kecewa penuh air matanya.

Benar. Siapa yang tak marah saat papamu membawa keluarga baru disaat keluarganya masih utuh dan baik baik saja? Anak perempuan mana yang tak marah saat ayah yang paling dicintainya membawa anak perempuan lain yang bisa saja merebut perhatiannya. Aku pun akan bersikap seperti Ara jika diposisinya.

Andai saja kita dipertemukan di waktu yang tepat.

***
Agustus 2007

Har ini lagi-lagi aku cuma bisa melihat mas Azel dari jauh. Seperti hari-hari yang lalu, lagi-lagi dia hanya sendirian di perpustakaan. Saat ke kantin juga, aaahh rasanya aku ingin menghampiri dan menemaninya saja. Aku jelas senang jika mempunyai kakak sepertinya. Tapi bahkan tiap kali kusapa mas Azel langsung melengos. Yaa... aku tau dia tidak suka dengan kehadiranku.

Keputusan papa Sat untuk memindahkanku sekolah di sini memang untuk mendekatkanku dengan anak-anaknya... ya walaupun itu cuma mas Azel. Karena dari mama aku tahu setelah kedatangan kami ke rumah bunda Ranti. Ara memilih tinggal bersama neneknya dan bersekolah ditempat berbeda dengan mas Azel.

Jika saja aku punya kesempatan untuk bicara dengan mereka, aku akan minta maaf pada mas Azel dan Ara karena membuat keluarga mereka terpecah. Tapi aku juga ingin mereka tahu, bahwa aku hanya seorang anak yang ingin melihat mamanya tersenyum lagi. Kebahagiaan mama adalah segalanya untukku, aku merestui pernikahan mama agar tidak melihat mama susah sendiri berjuang untukku.

Code & Food Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang