Risa mengerjapkan matanya beberapa kali, untuk menetralisir sinar lampu yang menyengat matanya. Risa menatap kesekeliling nya yang hampa.
Suara pintu yang di dorong, membuat Risa menoleh. Disana sudah ada para sahabat nya dan juga Reza dan Aris.
Mereka berjalan mendekat kepada Risa, rak lupa memberikan Risa minum.
"Gue dimana?" Tanya Risa, sambil berusaha bersender, deeva ingin membantu nya "gue bisa sendiri, gue nggak lemah." Ujarnya dan mulai bersender.
"Kamu ada di rumah sakit, sa." Jawab Reza sambil memegang tangan kanan Risa. Risa menoleh kearah Reza yang sangat berantakan.
"Sampai kapan?" Tanya Risa sambil memegang kepala nya yang di lilit oleh perban. Risa meringis merasakan nyeri pada bagian bahunya.
"Sampai adek mendingan." Jawab Aris dan mencium pipi Risa sekilas.
Bella mengehela nafas nya "untung lo nggak mati, sa" celetuk Bella.
Indra menyenggol Bella "mulut lo kayak sapri, nggak bisa disaring." Ujar Indra. Bella hanya menggaruk tekuk nya yang tidak gatal.
"Sorry." Ujarnya.
"Vina sama si maudy gimana?" Tanya Risa lagi.
Deeva berdecih "ternyata Vina itu punya gangguan jiwa dan lo tau lah dimana dia sekarang, kalau si Maudy dia dipenjara selama lima tahun." Ujar deeva, yang cukup membuat Risa geleng-geleng kepala. Reza menatap Risa dengan aneh, tidak biasanya Risa bersikap santai seperti ini.
"Gila ya si Vina?" Semua mata menatap Karina dengan tatapan mata aneh.
"Iya lah gila, nama nya aja punya gangguan jiwa. DUh sayang, kok lama-lama kamu jadi bloon ya?" Karina mendengus mendengar Indra berkata yang cukup membuat nya kesal.
Zee yang melihat Risa dan Reza saling pandang pun mengerti, zee Berdehem "kita keluar yok? Kasian Reza yang udah kayak orang gila cuma karena si Risa nggak bangun-bangun dari kemaren." Sontak semuanya menatap Risa dan Reza yang glagapan. Mereka terkekeh, sebelum keluar menuju pintu keluar.
Aris menepuk bahu Reza "sekarang waktunya, bro." Reza meneguk, Aris pun melempar senyum kearah risa sebelum berjalan keluar. Aris sudah memberitahu kedua orang tua nya tentang risa, orang tua nya akan datang 2 jam lagi.
Hening. Risa mendengus, Reza mulai duduk di kursi dekat Risa sambil terus memasang Risa yang sedikit cemberut.
"Berasa sendirian." Sindir Risa, Reza terkekeh.
"Risa, aku mau ngomong sama kamu."
"Monggo." Jawab Risa.
Reza menarik nafas nya, "kamu masih inget tentang dimana kamu minta break sama aku, dan aku nya menghilang?" Risa meneguk.
"Aku bukan nya lari dari kamu-"
"Aku kira kamu lari dari aku, sampai aku berusaha biar amnesia untuk lupain kamu eh nggak bisa. hehehe" Reza mendengus karena Risa memotong ceritanya.
"Bukan! Aku nggak lari, aku nunggu kamu dan jangan amnesia! Kan nggak lucu, seorang Risa yang terkenal nakal pernah kena amnesia. " Risa yang mendengar itu hanya mendengus kesal. " Tapi, aku disuruh sama papa buat ke singapur mempelajari tentang bisnis selama 2 tahun, dan setelah itu aku pun balik lagi, dan langsung diangkat menjadi CEO dari perusahaan papa." Risa membulatkan bola matanya, kemudian Relax lagi.
Reza mendengus "kalau mau kaget ya kaget aja."
"Ish apaan sih sok tau deh kek anjing." Jawab Risa.
"Kamu tau, setelah aku balik kesini. Aku minta tolong sama papa dan mama buat jodoh in aku sama kamu, dan mereka Bantuin aku, dan orang tua kamu juga setuju. Kamu tau kan mansion yang kita tempati itu? Itu adalah rumah kita, saat aku disingapur, aku minta tolong sama Aris untuk buatin rumah impian kamu dan aku, dan dia Bantuin aku." Reza melihat sekilas reaksi Risa yang ternyata tersenyum simpul kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO Vs Little (Bad) Girl
Romance#1 Risa Bianca Tymberly. & Reza Febian Tomas. . . . Semuanya terasa aneh. Mulai dari malam itu, malam yang mempertemukan mereka untuk dijodohkan. Kenyataan yang mengharuskan, mereka harus tinggal dalam satu rumah yang sama. Risa merasa, bahwa rez...