zasa'05

40K 1.1K 24
                                    


" Stay with you make me comfort
you hold my hand and kiss my lips
oh baby please don't go
i can't live without you here.
Calm down, i will never let you go
i'll be patient to wait you here with me . Together and forever"

---

"Kamu bolos ya?" Reza langsung menginterogasi kan kU, saat dia tau kalau aku selama 2 mata pelajaran, membolos bersama para sahabatku.

Aku menghentikan kunyahan kU, lalu aku telan. Aku menatap Reza.

"Iya Emang kenapa?" Tanya kU. Aku dan Reza sedang makan malam, di rumah makan. Dan tau-tau Reza malah langsung mengatakan hal itu.

Reza menghela nafas "kamu nakal ya sekarang"

"Iya Emang kenapa? Nggak suka? Kalau nggak suka yaudah nggak usah tunangan!"

"Bukan gitu, kamu kenapa nakal gini sekarang?" Tanya Reza denga nada lembut kearah kU.

"Suka-suka gue" Ujarku. Suara bel rumah cukup membuat kU merasa lega, karena tidak lagi di tanyakan ini-itu oleh Reza.

"Biar gue aja yang buka!" Aku pun bangkit dan berjalan menuju pintu utama. Aku membuka lebar-lebar pintu rumah. Dan senyum kU langsung terpampang saat mengetahui bahwa tamu yang berkunjung ke mansion ini adalah kakak kandung kU. Ariesta, atau lebih sering disapa Aris.

"Waw kak Aris akhir nya kesini juga!" Aku terpekik dan langsung memeluk kak Aris erat. Dia seumuran dengan Reza, kak Aris ini bekerja sambil kuliah. Kak Aris baru memasuki semester 4, masih sangat awal. Dia mengambil jurusan bisnis management, sama seperti Reza. Kak Aris, mempunya Cafe sendiri. Nama Cafe itu ibapa Cafe. Dan kak Aris sudah mempunya tunangan juga.

"Iya, maaf banget pas itu nggak bisa ikut. Kakak lagi sibuk ngurusin Cafe nya" aku hanya mengangguk maklum, aku menuntut kak Aris kedalam rumah, lebih empat nya keruang makan. Dimana Reza sedang memainkan iPad nya.

"Bro!"

"Wih si gentong kesini juga" dan mereka pun mulai sibuk dengan dunia mereka berdua, yang jelas aku tidak mengerti topik apa yang mereka bahas. Alhasil aku lebih memilih ngacir keruang tengah.

Huh andai deeva masih menginap disini, pasti aku akan berceloteh ria dengan nya, tapi sayang nya dia harus pulang, karena dirumah nya si gladis sendirian. Bokap-nyokap nya ikut nganterin kakek Bima berobat di Singapura. Huh, dan aku yakin. Pasti kak aris, juga tidak akan menginap disini. Karena tadi aku dapat mendengar bahwa kak Aris harus ke rumah mama dan papa untuk menjaga kakek eka yang tak lain adalah kembaran nya kakek Bima.

---
Esok harinya

Aku merasa berat dibagian perut dan aku juga merasa tethimpit sesuatu dibagian kakiku. Dan hal itu sukses membuatku terbangun dari tidur nyenyakku. Aku menggeliat, setiap aku menggeliat maka sebuah beda berat yang ada di perutku semakin mengerat. Aku membuka mata dan menoleh kesamping kananku.

What the fuck, ternyata yang mengganggu tidurku oleh 2 hal itu adalah reza. Sejak kapan dia berada di kamarku dan tertidur bersamaku dengan posisi seperti ini? . Dengan segala tenaga aku menyingkirkan tangan reza dari perutku dengan sangat hati2, setelah itu aku menyingkirkan kaki reza dari kakiku. Aku turun dari ranjang dan mengambil guling.

Aku memukul reza berkali2 dengan guling hingga dia bangun sambil mengucek matanya tetapi masih dengan tidur kesamping.

"BANGSAT!, LO KENAPA BISA DIKAMAR GUE?!" Teriak ku, dia berdecak lidah dan menyandar di sandaran ranjang. Aku tidak tau kenapa aku bisa sekasar ini kepada Reza, mungkin karena efek kemaren malam Reza membahas mantan nya yang aku benci itu.

Mr.CEO Vs Little (Bad) Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang