Lie

1.8K 124 2
                                    

"Aku di kamar 908 oppa", aku menjawab telpon Hyungsik, ia sudah berada di lantai 9. Aku melihatnya, ia menghampiriku.

"Kenapa tanganmu?", tanya nya begitu melihat tanganku yang menempel di gagang pintu. Aku bisa melihat Hyungsik bingung antara mau tertawa atau kasian melihatku.

"Kau boleh tertawa oppa, tapi tolong lepaskan dulu tanganku", aku memberikan kunci apartment yang ada padaku, Hyungsik membuka nya dan langsung mengambil air untuk membantuku melepaskan lem sialan ini.

Ternyata lem itu cukup kuat, memakan waktu 20 menit sampai akhirnya lem itu lepas. Aku langsung duduk di lantai, lelah karena harus berdiri terus.

Hyungsik meminta ku pindah ke dalam, aku pun mempersilahkannya masuk. Aku mencuci tanganku dulu di toilet dan meminta Hyungsik menunggu di ruang tamu.

"Bagaimana kau bisa seperti itu Nasya-ya?", tanya nya saat melihatku keluar dari kamar mandi. Aku duduk disampingnya, "ada fans fanatik Taehyung oppa, ia tidak suka aku bersama Taehyung, ia sudah menerorku semenjak di Osaka", suaraku agak serak karena lelah.

Tangan Hyungsik mengelus rambutku, aku melihatnya. Ia sedang melihatku dengan tatapan tajamnya, jantungku berdebar. Sial, aku masih berdebar bila ditatap oleh nya. Aku memasang wajah biasa dan mencoba menenangkan hatiku.

Bunyi email membuatku langsung duduk tegak dan mengambil handphoneku, aku melihat pengirimnya. Gadis sasaeng tadi.

From : xxx

To : Sheira.Nasya[at]gmail.com

Subject : SLUT

Wanita jalang! Sudah berani berpacaran dengan Taehyung dan sekarang kau berani-berani nya membawa laki-laki lain ke apartmentmu. DASAR WANITA TIDAK TAHU DIRI! Putuskan Taehyung atau aku akan mengirim foto Hyungsik yang sedang berada di kamar mu ke email BigHit!!!

Tanganku bergetar membacanya, aku terlalu marah dan akhirnya malah menangis. Hyungsik yang melihatku menangis mendekatkan dirinya padaku. Tangannya merangkul ku dan mengelus pundakku untuk menenangkan ku. Aku menutup wajahku, kesal tidak bisa membalas orang yang menerorku.

Hyungsik  menenangkanku yang terus menangis. Tiba-tiba lagu I need you terdengar dari handphoneku, aku menghapus air mataku dan mencoba menenangkan diri.

"Ya, Taehyung oppa?", suaraku masih serak saat menjawab telpon Taehyung. Aku melihat Hyungsik melihat ke arahku, tangannya masih di pundakku.

"Kau kenapa? Suaramu seperti habis menangis", Taehyung bertanya, sial, kenapa disaat seperti ini dia sangat peka, aku mengumpat dalam hati.

"Aku tidak apa-apa, kau sudah sampai?", tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku mendengar Taehyung menghela napas di seberang telpon.

"Sudah, kau sedang apa?", aku tahu Taehyung mencoba menjadi pacar yang pengertian, tidak memaksaku.

"Aku sedang bersiap-siap tidur oppa", aku terpaksa berbohong. Aku benar-benar tidak mau membuat Taehyung khawatir. Masalah peneror itu biar aku yang urus sendiri. Dia tidak mungkin mengirimkan foto Hyungsik ke email BigHit.

Peneror itu fans fanatik Taehyung jadi ia tidak mungkin menyakiti Taehyung, target nya adalah aku. Dia tidak akan membawa-bawa Taehyung dalam masalah ini.

"Baiklah, kau tidurlah. Jalja, goyangi", Taehyung menutup telpon. Aku menatap Hyungsik yang juga menatapku.

"Kau tidak apa-apa? Kenapa kau tidak cerita pada Taehyung?", aku menghela napas mendengar pertanyaan Hyungsik. Aku tahu aku sudah berbohong, tapi aku benar-benar mau menyelesaikan masalah ini tanpa melibatkan Taehyung.

Love at the First Sight [BTS V FF] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang