Cold Senior (1)

102K 2.7K 42
                                    

Karena pada dasarnya, kita tidak akan tahu kepada siapa hati kita akan dijatuhkan, dan kepada siapa hati kita akan diremukkan. – uknown




Hari ini adalah hari Senin. Seperti biasa, meskipun langit tampak cerah dan udara terasa segar, tetap saja ini adalah pagi yang menyebalkan di hari Senin. Terkhusus untuk seorang gadis yang tengah mondar-mandir kesana-sini untuk bersiap siap ke sekolah. Dia telat bangun, padahal hari ini sekolah dimulai lebih cepat karena upacara.

"Duh 15 menit lagi masuk. Nggak kekejar ini mah." Gerutunya sibuk mengikat tali sepatunya. Ia menyalakan motornya dan melajukan motornya membelah jalanan yang macet pastinya.

Sesampainya ia disekolah, ia memarkirkan motornya dan melepas helmnya lalu berjalan menuju kelasnya. Untuk menaruh tasnya.

"Gila, untung gue nggak telat. Bisa bisa disetrap gue di depan murid murid nanti." Desahnya lega, sambil menyeka keringat akibat berlarian dari parkiran sekolah menuju kelasnya yang sangat jauh, XI IPS 3. Tempat terpencil, jauh dari ruang guru.

"Wow, tumben lo datengnya rada telat hari ini? Biasa kan lo jam 6 pagi juga udah mejeng disekolah." Seorang gadis menghampirinya, sambil memegang topi khas sekolahnya. Bersiap untuk upacara.

"Gue telat, begadang sampe jam 3 nyelesain proposal buat eskul." Sedangkan gadis itu hanya menangguk-angguk tanda mengerti.

"Yaudah ayo ke lapangan, udah dipanggilin tuh lewat speaker. Berisik banget, kaya kita budeg aja." Mereka berdua pun berjalan keluar dari kelas dan turun menuju lapangan upacara.

Gadis yang hampir telat tadi namanya Natasha Lolyta, biasa dipanggil Loly. Dibilang anak rajin, nggak juga, dibilang nakal, dia nggak terlalu nakal untuk ukuran anak IPS. Dia cewek yang biasa biasa aja, tapi terkenal karena megang eskul yang lumayan penting disekolahnya, KREASI, nama eskulnya. Dan juga dia sahabat dari primadona sekolah, si Luna.

Sedangkan yang satu lagi, namanya Laluna Agatha, biasa dipanggil Luna. Anak cheers. Luna udah temenan sama Loly dari mereka kelas 10, sampe sekarang mereka udah kelas 11. Maklum, temen sebangku yang nggak bisa dipisahkan oleh apapun. Luna ini termasuk primadona disekolah ini, bulu mata lentik, badan bagus, kulit putih, mata yang belo, dan jangan lupakan hidungnya yang mancung membuat dia dinobatkan menjadi salah satu primadona yang diincar banyak lelaki disekolahnya.

***

Upacara hari ini petugasnya dari kelas XII IPA 1. Petugas upacara sudah bersiap-siap untuk melaksanakan upacara, di pagi yang cerah ini. Pada siswa sudah mulai memasuki lapangan. Upacara dimulai, Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara. Dengan gagah, ia mulai menyiapkan barisan. Bukannya menjadi hikmat, malah menjadi rusuh. Karena yang menjadi pemimpin upacaranya, seorang Arga Mayenes, idola sekolah. Murid teladan, ranking 1 paralel, ganteng, tinggi, putih, kapten basket, jago main piano, yang membuat dirinya menjadi bulan-bulanan disekolah ini.

"Seluruh peserta upacara, SIAP GRAK!" Tegas Arga memimpin barisan. Siswi-siswi pun berbisik, jelas, memuji pesona seorang Arga tentunya.

"Gila, pagi pagi udah dapet pemandangan seger aja."

"Aduh, Kak Arga ganteng banget sih. Gakuna dedek."

"Bang Arga, yaampun, nikahi aku bang!!!"

"Arga, i love you!!"

"Suaranya itu loh, tegas tapi adem banget kaya air dipegunungan."

Bisik-bisik murid yang mayoritas perempuan memenuhi lapangan upacara, sedangkan yang lelaki memandang jijik dan menunjukkan muka seolah-olah "Apa istimewanya si Arga? Gantengan juga gue."

"Tolong itu yang ribut, kalau kalian hanya bisa berisik, silahkan keluar dari lapangan upacara dan tolong jangan mengganggu jalannya upacara. OSIS, catet siapa aja yang ngobrol." Ujar Pembina Upacara tegas lalu keadaan pun menghening seketika.

***

"Yaampun Lun, gara gara tadi banyak yang berisik pas upacara, jam upacara kita jadi makin lama. Resek banget sih, mau patah nih kaki gue berdiri 2 jam." Keluh Loly sambil meneguk minumannya. Mereka berdua sudah berada dikantin, setelah melewati upacara yang melelahkan dan memakan waktu pelajaran yang membuat mereka akhirnya free class, karena gurunya juga capek berdiri 2 jam.

"Hm, tapi ada untungnya juga sih. Jadi kita nggak perlu belajar di pelajaran Pak Botak. Asli ngantuk gue belajar Geografi sama dia."

"Lagian adek adek kelas pada lenjeh lenjeh banget sih segala berisik. Kayak nggak pernah liat yang lebih ganteng aja. Gue akuin sih Ka Arga ganteng, tapi nggak segitunya juga keles."

"Ya kan lo tau sendiri Lol, mereka kan murid baru, baru ngeliat kaka kelas yang ganteng, kalo kita kan udah sering liat kaka kelas yang ganteng yang baru lulus." Lolyta hanya mendegus sebal, masih kesal karena waktu upacara menjadi lama.

"Ekhem, permisi. Gue boleh duduk disini ngga sama temen-temen gue? Soalnya meja yang lain udah penuh." Ujar seorang lelaki diikuti kedua temennya.

"Eh, eh, boleh kok kak. Santai aja." Ujar Luna menggeser badannya agar Arga dan kawan-kawannya bisa duduk.

"Oh, kirain seangkatan kita, ternyata beda. Kelas berapa dek?" Tanya Andika, sohibnya Arga.

"Kelas XI IPS 3 kak." Ujar Luna.

"Lo Luna yang tenar itu kan? Asik banget gue bisa semeja sama primadona sekolah." Ujar Sigit yang membuat Arga memutar matanya, malu punya temen kaya si Sigit.

"Ngga kok kak, biasa aja hehe." Luna hanya tersipu, abis Kak Sigit gak kalah ganteng dari Arga dan Andika. Trio cogan disekolah ini. Mimpi apa Luna bisa duduk bareng mereka bertiga.

"Lun, temen lo kenapa diem aja dari tadi? Bisu?" Ledek Sigit

Lah, tai malah ngehina. – batin Lolyta

"Kenalan dulu dong, nama lo siapa gitu? Id line kalo boleh?" Sigit menaikkan alis sedangkan Loly hanya mencebikkan bibirnya.

Udah ngatain terus ngajak kenalan. Najis. – batin Lolyta lagi.

"Lolyta, sama kelasnya kaya Luna." Ujar Lolyta jutek.

"Wow, santai aja kaleeee jutek bener jadi adek kelas." Ujar Sigit membuat Lolyta kesal. Asli Lolyta moodnya lagi tidak bagus untuk meladeni orang sinting macam Kak Sigit.

"Nama gue Sigit, si ganteng imut hehe." Ujar Kak Sigit nyengir.

"Lu mah bukan si ganteng imut, tapi si geblek item." Ujar Ryan, membuat Luna tertawa kecil. Lucu ya liat tingkah kaka kelas yang begini.

"Lah si Arga, anteng bener makannya. Tuh kenalan dulu dong sama Lolyta, kalau sama Luna kan lu udah kenal dong. Masa cewek cantik dianggurin, diapelin dong." Ujar Sigit, iya Luna udah kenal sama Arga. Luna kan anak cheers, sedangkan Arga anak basket. Sering ketemu kalau ada pertandingan basket, team cheers Luna mendampingi team basket Arga.

"Arga Mayenes. XII IPA 1." Arga menyodorkan tangannya.

"Natasha Lolyta. XI IPS 3." Lolyta pun membalasnya dengan menjabat tangan Arga.

"Ternyata orang kaku kalo kenalan kek gini ya." Gumam Luna seraya melihat Lolyta dan Arga.

"Woi, jangan lama lama tuh tangan jabatan. Gabisa lepas tau rasa." Ujar Ryan, refleks Arga dan Lolyta melepaskan jabatan tangan mereka.




Oh jadi namanya Lolyta? Hmm, boleh juga. – Arga

Hmm, seperti bau-bau cinta sudah terlihat. – Sigit

Hmm, Arga mulai nachkal ya. – Ryan

Kak Sigit, sabi juga. – Luna

Baper tidak y? – Lolyta

Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang