Cold Senior (8)

29.6K 1K 4
                                    

"Jika cemburuku adalah suatu hal yang salah, apakah kedekatanmu dengannya adalah suatu hal yang benar?" – unknown




"Jadi, gimana? Udah dapet informasinya?" Ujar Arga sambil menyesap Americano yang sedari tadi sudah ia pesan. Arga, Andika, dan Sigit sedang berkumpul saat ini disalah satu caffe hits tempat anak muda biasa nongkrong dan berkumpul bersama.

"Udah, lo pasti taulah ulah siapa." Ucap Sigit, sedangkan Arga hanya menaikkan alisnya sedikit, antara tahu dan tidak tahu siapa pelakunya.

"Siapa emangnya?"

"Siapa lagi kalau bukan pecinta lo nomor satu, si Gisel." Ujar Andika yang sedari tadi tidak bersuara.

"Gue udah tahu sih dia yang bakalan berulah, hampir aja kecologan. Kalau gue tadi nggak lewatin loker Lolyta, mungkin gue nggak bakalan tahu hal ini." Ujar Arga dengan kilatan marah di matanya, siapa yang tidak marah jika wanita yang ingin dia jaga mati-matian diganggu oleh orang lain, Eh?

"Gue nggak abis fikir, dari dulu tuh anak berulah mulu. Mukanya badak banget, udah ditolak berkali-kali tetep aja masih demen. Pake neror degem kita segala lagi." Seru Sigit kesal, memang pecinta Arga yang satu ini kepala batu dan terlampau anarkis, dia bisa saja melakukan apapun asal Arga tetap menjadi miliknya.

"Udah ada buktinya kan?"

"Udah, gue udah masukin bukti cctv di flashdisk. Besok kasih aja ke kepsek, biar tau rasa." Ujar Andika.

"Nggak bakal gue lepasin si Gisel. Udah keterlaluan."

"Jadi, gimana boss? Datenya tadi? Sukses?" Ledek Sigit membuat muka Arga berubah menjadi malas. Pertanyaan yang nggak penting menurut Arga.

"Tau nih, gimana? Ada kemajuan nggak?" Sahut Andika nimbrung.

"Yah, gitu deh. Kayaknya gue terlalu kaku." Ujar Arga menghembuskan nafasnya, baru kali ini dia dibuat bingung oleh wanita. Selama ini ia tidak pernah melirik wanita manapun, entah kenapa Lolyta benar-benar menarik perhatiannya, bahkan Arga tidak bisa tidur dengan nyenyak beberapa hari ini karena memikirkan Lolyta.

"Weishh boss, makanya jangan kaku dong, sini berguru pada ahlinya!" Seru Sigit sambil menunjuk dirinya, Andika hanya melempar tissue bekas sambil tertawa.

"Jangan dengerin Sigit! Saran dia aneh-aneh. Nanti si Lolyta bukannya naksir balik malah ilfeel sama lo, Ga." Sigit yang dilempar tissue hanya mendengus sebal, sedangkan Arga hanya tertawa kecil melihat sahabatnya yang tidak jelas.


"Tapi serius, gue merasa terlalu kaku. Bahkan dia sampe ketakutan kalo deket gue. Emang gue sekaku itu ya?" Ujar Arga lagi, membuat Andika dan Sigit tertawa geli melihat tingkah temannya yang sedang jatuh cinta.

"Lucu banget sih lo, Ga! Baru kali ini gue ngeliat seorang Arga uring-uringan mikirin reaksi cewe tentang kelakuan lo. Biasanya lo biasa aja tuh kalo cewek lain gimana-gimana sama sifat lo yang kaku itu." Sigit hanya tertawa geli, membayangkan Arga yang ternyata kalo jadi bucin sampai segininya, diluar ekspetasi dia. Jauh dari seorang Arga yang cool dan cold.

"Be yourself aja, Ga. Tapi ya buat si Lolyta nyaman sama lo, jangan lo samain perlakuan lo ke cewek lain. Seenggaknya bikin Lolyta nggak takut sama lo. Nanti kalau dia udah nyaman juga dia bisa nerima sifat lo yang emang kaku dalam hal cinta. Namanya juga baru pertama kali." Ledek Andika membuat Arga mendengus sebal, omogannya ada benarnya juga tapi diujungnya ada ledekan.

"Gue udah berusaha sih buat nggak kaku-kaku amat, tapi mungkin dia masih merasa segan."

"Makanya mau kita bantuin nggak? Dari kemarin ditawarin juga." Seru Sigit

"Nggak ya, nggak perlu." Sungut Arga menatap Sigit, sedangkan Sigit hanya tertawa kencang, dasar jual mahal.

"Gapapa, biar si boss usaha sendiri dulu. Nanti kalau udah mentok baru kita bantuin." Ujar Andika toss dengan Sigit. Emang dasar dua temen laknat.

"Hah, kalau bukan temen udah gue buang nih anak dua ke tong sampah." Gumam Arga yang melihat Andika dan Sigit tertawa terbahak-bahak.

*****

"Gimana, Lol? Datenya lancar?" Ledek Luna yang membuat Lolyta sebal. Luna hari ini nginep dirumah Lolyta, karena orang tua Luna ada perjalanan bisnis jadi Luna dititipin ke rumah Lolyta biar nggak sendirian.

"Huhu! Kak Arga manis banget deh. Gue ngerasa ngeliat sisi lain dari Kak Arga yang selama ini nggak pernah dia tunjukkin ke orang banyak." Seru Lolyta jadi teringat perlakuan-perlakuan Arga yang benar-benar diluar ekspetasi dia tentang Arga.

"Emang dia gimana? Gue udah duga sih walau Kak Arga dingin gitu, tapi kalau dia udah cinta sama cewek pasti berubah jadi manis. Ibarat es batu, ya jadi cair. Jadi melt kalau ketemu cewek yang dia sayang." Seru Luna lagi, penasaran banget sama kisah cinta sahabatnya ini.

"Iya, mana suara Kak Arga pas doa lembut banget lagi, huhu, mau nangis aja kalau inget." Ujar Lolyta yang membuat Luna bingung.

"Doa apaan?"

"Doa makan." Ujar Lolyta membuat Luna gemes sendiri. Ngebayangin Lolyta sama Arga di restaurant mau mulai makan, sebelum makan doa dulu.

"Ih, gemes banget sih! Yaampun. Kok masih ada sih cowok kaya kak Arga!" Pekik Luna gemas, sedangkan Lolyta cuma cengar-cengir bahagia.

"Iya tau nggak sih. Gue aja shock. Udah ngebatin aja gue liat dia beda banget. Salah nggak sih kalau gue bilang gue baper beneran?"

"Ya siapa yang nggak baper sih kalau digituin? Apalagi type Kak Arga juga bukan type yang emang manis ke semua cewek. Berasa bangetlah jadinya di spesialin kaya gitu. Wajar-wajar aja kalau lo baper sama dia."

"Tapi gue ngerasa gue jutek gitu nggak sih ke Kak Arga? Sebenernya gue nggak jutek tapi lebih ke bingung harus ngeresponnya kaya gimana? Gue sering banget dibikin serangan jantung mendadak sama jawaban-jawaban yang keluar dari mulut kak Arga kalau kita lagi ngomong." Ujar Lolyta pusing, akhir-akhir ini dia nggak bisa tidur nyenyak gara-gara mikirin seorang Arga. Ya, sama aja kaya Arga. Andaikan mereka berdua saling tahu, bahwa mereka saling pusing mikirin satu sama lain.

"Makanya, jangan jutek-jutek napa! Nanti Kak Arga kabur baru tau rasa lo!" Seru Luna gemes liat Lolyta yang masih lambat aja pergerakannya sedangkan Arganya aja udah maju banget.

"Aduh, jangan sampe dong diambil orang. Udah baper nih!"

"Ya makanya! Manis dikit jadi cewek gitu. Kebiasaan ngejutekin cowo sih lo, jadi bingung gimana caranya manisin cowok."

"Trus gue harus gimana?" Ucap Lolyta bingung.

"Nah, gue ada ide!"

"Apa-apa?"

"Lo masih suka bikin-bikin muffin cake gitu kan?" Ujar Luna sedangkan Lolyta hanya mengangguk.

"Mending besok lo bikini kak Arga muffin cake, lo kan jago bikin gituan tuh, anggep aja lo berterimakasih karena akhir akhir ini kak Arga juga udah nganter-jemput lo kan!" Seru Luna yang membuat Lolyta melotot dan mengangguk kencang tanda setuju dengan ide cerdas Luna.

"Bener juga! Besok gue bangun pagi deh, bikinin muffin cake buat kak Arga! Semoga aja kak Arga suka kue bikinan gue!" Ujar Lolyta lagi.

"Pasti suka deh, gue jamin!" Sahut Luna lagi.

"Ya, semoga aja." Ucap Lolyta final. Besok pagi dia harus bangun pagi untuk bikinin muffin cake buat Arga – nya?



"Pusing mikirin dia." – Arga

"Bikinin kak Arga kue ah." – Lolyta

"Susah emang kalau orang lagi jatuh cinta." – Luna

"Arga kita sudah dewasa, sudah bisa naksir cewek." – Andika, Sigit

Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang