Bonus Part (7)

34.3K 1K 22
                                    

Waktu kelahiran semakin dekat, membuat Arga semakin menjadi suami siaga. Dan karena perut Lolyta yang terlalu besar, membuat Lolyta kemana-mana harus dengan kursi roda. Tulang punggungnya tak mampu untuk menopang berat dari si kembar. Bahkan kamar mereka pun berpindah jadi di lantai bawah.

Perkiraan dari dokter kandungannya, dua hari lagi seharusnya Lolyta akan melahirkan, namun terkadang perkiraan manusia bisa saja salah dan meleset. Maka dari itu Arga menyuruh Mommynya dan juga adiknya, Celine, untuk menemani Lolyta di rumah.

"Aku pergi kerja dulu, kalau ada apa-apa telpon aku ya." Ucap Arga sambil menenteng jas dokternya, mengecup kening Lolyta singkat.

"Iya, udah sana. Kan ada Mommy sama Celine juga disini." Ucap Lolyta sambil tersenyum dan mengelus perutnya pelan, membuat Arga ikut membungkukkan badannya setengah, dan mengelus perut Lolyta pelan.

"Ayah pergi kerja dulu ya, anak-anak Ayah jangan nakal. Can't wait to see you." Ucap Arga sambil tersenyum tipis.

"Udah sana, nanti telat." Tegur Lolyta membuat Arga mengangguk dan menyudahi aksinya, ia harus segera ke Rumah Sakit.

"Dek, titip istri Abang ya, kabarin kalau ada apa-apa." Ucap Arga lagi, sedangkan Celine hanya membalasnya dengan tanda oke.

"Aku pergi dulu."

*****

"Kak, perutnya gede banget ih. Acel gemes!" Sudah sering Celine berkunjung untuk melihat keadaan Kakak Iparnya ini, namun tetap saja Celine selalu gemas dan takjub melihat perut Lolyta yang begitu besar.

"Namanya juga kembar, Cel. Isinya dua. Wajar aja gede." Balas Lolyta seadanya.

"Abang hebat juga ya, sekali bikin bisa dua gitu. Padahal di keluarga kita nggak ada gen kembar." Ucap Celine lagi, benar-benar penasaran, bagaimana caranya biar bisa punya anak kembar.

"Banyak doa dan rajin usaha aja, mana tau dikabulin, Cel." Ucap Lolyta sambil terkekeh, adiknya Arga memang sangat polos dan menggemaskan. Nggak heran kalau Arga sayang banget sama adiknya yang satu ini.

"Lyra dimana Cel? Kok nggak dibawa?" Tanya Lolyta, anak satu-satunya Celine yang cantik itu, tumben nggak keliatan. Biasanya nempel terus sama Celine.

"Lagi sama bapaknya, Kak. Kemarin Kak Sigit janji beliin Lyra boneka Barbie, sekarang anaknya lagi nagih tuh. Ntar sore juga kesini, Kak." Jelas Celine.

"Ah, padahal aku kangen banget sama Lyra." Lyra anak yang sangat hiperaktif dan menyenangkan, nggak heran kalau Lolyta seneng banget kalau ada Lyra dirumah ini.

"Pada ngomongin apa sih? Seru banget kayaknya." Ujar seorang wanita paruh baya sambil membawa nampan berisi kue nastar. Siapa lagi kalau bukan Mommynya Arga.

"Aku nyariin Lyra, Mom, tumben nggak kesini." Jawab Lolyta diiringi anggukan Celine.

"Oh, nyariin Lyra. Lagi main sama papinya. Biarin aja. Sigit kerja mulu, kasian cucu Mommy nggak bisa manja-manjaan sama bapaknya. Mumpung sekarang lagi bisa quality time mereka berdua."

"Gimana, sayang? Perutnya masih sakit? Masih suka kontraksi kecil ya?" Lanjut Mommy lagi.

"Iya, Mom, kata dokternya juga nanti suka ada kontraksi-kontraksi palsu. Lumayan sakit juga pas kontraksi kecilnya muncul." Ringis Lolyta, karena tiba-tiba kontraksi itu muncul.

"Sakit banget, kayak mules gitu, Mom." Lirih Lolyta lagi sambil memegang perutnya, membuat Mommy dan Celine jadi panik.

"Nak, itu ketubannya udah pecah. Cel, siapin mobil, kita bawa Lolyta ke Rumah Sakit sekarang." Ucapan Mommynya membuat Celine bergegas lari mencari kunci mobil yang ada di nakas meja.

Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang