Cold Senior (6)

33.1K 1.2K 3
                                    

yang pernah bersanding untuk mencapai hal terbaik, kini malah bertanding untuk mencari yang lebih baik. – fiersa besari




"Woi, Lol, lo kenapa sih dari tadi? Senyum senyum nggak jelas dari tadi. Berhenti senyum-senyum! Coba jelasin dulu kenapa sekolah kita tiba-tiba bisa gempar dengan kedatangan lo ke sekolah bareng sama pangeran sekolah?"

"Aduh, Lun! Gue juga nggak ngerti. Kemarin kak Arga nyamperin gue ke rumah. Bawain bubur sama buah, katanya biar nggak sakit perut lagi. Terus pagi-pagi dia udah ada di depan rumah gue, bawa mobilnya, terus jemput gue. Gue juga kaget pagi-pagi dia line gue, dia bilang dia udah di depan rumah gue. Langsung kalang kabut lah gue pagi-pagi. Untung gue udah siap." Cerita Lolyta yang bingung dengan kejadian-kejadian akhir akhir ini yang melibatkan Arga di dalamnya. Sejak ia kenal dengan Arga, perlahan Arga mulai memasuki kehidupannya, secara tiba-tiba dan mengalir begitu saja.

"Kak Arga kayaknya emang beneran naksir lo kayanya deh! Buktinya, dia aja udah ngegas banget sampe rela jemput lo pagi-pagi. Dan apa tadi? Anterin bubur? Buah? HAHAHA, kayaknya kak Arga emang udah jatuh cinta. Fix banget sih. Mana ada cowo yang rela buang-buang waktunya kalau bukan karena jatuh cinta? Apalagi tipe-tipe kayak kak Arga yang bahkan ngelirik cewek aja nggak pernah sama sekali." Seru Luna heboh, temannya yang satu ini beruntung banget bisa dilirik dan ditaksir seorang Arga, the prince of the school.

"Aduh, gue nggak naruh harapan banyak sih, Lun. Takut patah hati, takut kak Arga cuma penasaran dan kepo aja. Ujung-ujungnya pas rasa penasarannya udah hilang, gue ditinggalin gitu aja." Ujar Lolyta yang emang nggak mau menaruh perasaan lebih dulu pada perlakuan kak Arga, meskipun susah banget buat menahan diri agar nggak baper sama perlakuannya. Apalagi ini pertama kali buat Lolyta ada cowok yang deketin dia, dan Lolyta juga bingung kenapa dia nggak bisa jutek sama Arga. Padahal dia selalu berusaha menutup akses cowok-cowok yang ingin ngedeketin dia. Karena Lolyta terlalu malas meladenin cowok yang cuma sekedar penasaran karena dia terkenal jutek, atau cowok-cowok yang berusaha dapetin hatinya terus kalau udah dapet, ditinggalin deh!

"Iya juga sih, tapi kalau kak Arga ternyata niatnya serius dan beneran jatuh cinta sama lo gimana?"

"Yaudah, hati kan tau kemana dia harus pulang."

"Yee, malah sok puitis lo. Mending pesenin gue makanan sama minuman, traktir dong, kan lo lagi seneng hari ini." Cengir Luna sedangkan Lolyta hanya menatap Luna sebal, namun tetep dia lakuin juga. Dia pesen makanan sama minuman yang biasa mereka pesen. Apalagi kalau bukan batagor dan es jeruk kesukaan mereka.

*****

Bel sekolah udah bunyi sedari tadi, menandakan bahwa waktu pelajaran sudah berakhir. Lolyta bersiap membereskan bukunya namun terhenti karena tiba-tiba banyak suara berisik dari arah luar kelasnya.

"Woi, Lol, cepetan! Nih kak Arga udah nungguin. Mau pulang bareng katanya." Teriak Luna yang menggemakan kelas, hingga semua teman kelasnya tahu bahwa ada Arga di depan kelasnya.

"Aduh, kak Arga, mau ngapain lagi sih, mau buat seheboh apa lagi ini sekolah? Mana risih juga diliatin sinis gitu sama orang lain." Gumam Lolyta pelan sambil menyusun bukunya dengan sangat amat pelan, memperlama waktu.

"Cepetan, Lol. Lambat bener sih." Teriak Luna lagi membuat Lolyta mendesah sebal. Temannya ini benar-benar tidak mengerti situasi dan kondisi aja. Lolyta segera menggendong tasnya dan membawa beberapa buku yang akan ditaruh di lokernya.

"Udah selesai?" Ujar Arga menatap Lolyta sambil tersenyum tipis. Membuat orang disekitarnya menjerit tertahan. Arga tidak pernah semanis ini sebelumnya, ini pertama kalinya pangeran sekolah mereka semanis ini.

"Udah, kak." Ujar Lolyta pelan, dia sangat tidak suka berada di situasi dimana dirinya menjadi pusat perhatian semua orang seperti ini.

"Yuk, pulang." Ujar Arga berjalan duluan dengan langkahnya diikuti oleh Lolyta.

"Kak, tapi aku mau naruh buku-buku ini ke loker dulu. Berat kalau dibawa ke rumah." Ujar Lolyta.

"Taruh aja dimobilku, besok aja ditaruh di lokernya. Takut kesorean pulangnya, aku mau ngajak makan dulu." Ujar Arga sambil menarik tasnya Lolyta agar gadis itu berjalan sebaris dengannya.

"Tapi kak, besok ngambilnya gimana?"

"Ya, ambil aja di mobilku. Biar aku punya alasan buat jemput kamu lagi." Ujar Arga dengan muka datar namun terlihat polos.

"Ah, iya deh kak." Pasrah Lolyta mengiyakan ucapan Arga sambil mengiringi jalan Arga yang sudah Arga pelankan agar Lolyta bisa berjalan sebaris dengannya.

Selama perjalanan ke parkiran, Lolyta hanya diam, memperhatikan Arga yang sibuk memainkan smartphonenya, mengetikkan sesuatu yang Lolyta tidak tahu isinya dan tidak berniat mengintip juga.


DOYAN JANDA (3)

Arga Mayenes

Tolong urus loker Lolyta.

Gue liat tadi lokernya dicoret-coret

sama manusia nggak bertanggung jawab.

Andika Meyner

Serius, Ga?

Gila baru sehari udah kena terror aja dedek gemes kita!

Sigit Ganteng

Gak terima!

Bisa-bisanya dedek gemes kita kena terror!

Arga Mayenes

Gue lagi males ngeladenin kalian.

Gue boleh minta tolong ke kalian ngga?

Tolong bersihin lokernya.

Besok udah harus bisa dipakai Lolyta.

Tolong cari tahu juga siapa yang terror dia.

Andika Meyner

Akan gue cari tahu.

Gue pastiin yang neror Lolyta nyesel

udah cari masalah sama kita bertiga.

Sigit Ganteng

Ok, Gan!

Siap meluncur!

Laksanakan!

Read


Setelah Arga mengetikkan beberapa pesan kepada teman-temannya. Arga membukakan pintu untuk Lolyta. Dan menaiki mobilnya dan menjalankan mobilnya. Arga benar-benar tidak mood hari ini, dia terpaksa mengalihkan perhatiaan Lolyta agar ia tidak pergi ke lokernya, Arga tidak mau Lolyta tahu bahwa ada terror kepadanya. Arga akan menyelesaikannya sendiri. Lolyta tidak perlu tahu, yang jelas Arga tidak akan memberi ampun pada siapapun orang itu yang meneror Lolyta.




Gak mood. – Arga

Aduh, ada aja manusia yang berani nyari masalah sama Arga. – Andika

Gabisa nih, dedek gemes kita harus kita lindungin. – Sigit

Aduh, so sweet bener sih! – Luna

Mampus gue diliatin semua manusia. – Lolyta 

Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang