Bonus Part (1)

27.5K 957 2
                                    

Enam tahun kemudian....


Seorang Pria menggunakan hoodie hitam, menggeret koper hitamnya keluar dari bandara, memandang sekelilingnya, menunggu orang yang akan menjemputnya. Menghirup nafas dalam, kota dan negara yang dia rindukan, sudah mengalami banyak perubahan sekarang.

"Abang!" Seru Celine berlari dan langsung memeluk pria tersebut erat, pria tersebut tersenyum lebar dan mengusap kepala Celine dengan penuh sayang.

"Gila, Ga. Lima tahun ngga ketemu, makin ganteng aja lo." Sahut Sigit yang membuat Arga melihatnya jijik.

"Lima tahun nggak ketemu, lo makin menunjukkan kelainan, jauh-jauh." Arga mendengus geli menatap sahabatnya yang ia rindukan.

"Andika mana?" Tanya Arga yang tak menemukan sosok Andika.

"Biasalah, bawa bumil, agak lama, tadi sih udah di parkiran." Jelas Sigit membuat Arga mengangguk, baru teringat, Gisel, yang sekarang sudah sah menjadi istri Andika sedang mengandung anak Andika.

"Woi, Arga!" Seru Andika dari jauh sambil tersenyum lebar, disampingnya ada GIsel yang ikut tersenyum.

"Sorry ya, telat, biasalah, bawa ibu hamil kan harus hati-hati." Ucap Andika sambil memeluk lengan Gisel.

"Tau gue tau, yang mau jadi bapak." Ejek Sigit.

"Lo kapan?" Tanya Arga kepada Sigit, membuat Sigit menatap Arga sebal, namun sedetik kemudian menatap Arga mengejek.

"Yah, kalo Celine sih belum siap langkahin Abangnya. Jadi Arga kapan nih? Biar gue bisa nikahin Celine." Ejek Sigit membuat Arga tersenyum masam, senjata makan tuan.

"Oh iya, kabar Lolyta, gimana?" Tanya Arga yang membuat mereka berempat terdiam mendengar pertanyaan Arga.

*****

Lolyta menaruh barang-barang dan juga beberapa kertas-kertas berisi kasus-kasus di meja miliknya, akhir-akhir ini Lolyta harus lembur, karena harus menyelesaikan banyak kasus yang membuat kepalanya pusing.

"Wow, nambah lagi nih kasus?" Tanya Luna.

Setahun yang lalu, ia sangat bahagia bisa satu kantor dengan sahabatnya, Luna. Saat kuliah mereka harus terpisah, karena Luna kuliah di Bandung, dan dirinya di Jakarta. Apalagi, kantor ini sangat terkenal dengan eksistensinya dan yang bekerja di kantor ini ada dari berbagai lulusan universitas ternama. Dengan gaji yang bukan main besarnya.

"Iya nih, pusing gue. Jahat banget si boss, naro kasus ke gue semua." Ucap Lolyta memijit kepalanya pelan, alamat lembur lagi.

"Ya, gimana. Kasus-kasus tentang penggelapan dana perusahaan kan lo ahlinya. Kalo di kasih ke gue, yang ada jadi gagal semua kasusnya."

"Btw, besok fitting baju buat bridesmaid gue. Dateng lo." Ucap Luna yang membuat Lolyta menepuk jidatnya.

"Besok sabtu ya? Baru sadar." Ucap Lolyta teringat bahwa besok adalah hari libur.

"Makanya jangan berkutat sama kasus mulu, cari pacar kek. Sedih gue liat lo, gue aja udah mau nikah, nah lo, jomblo karatan." Ejek Luna membuat Lolyta melempar tatapan sadis pada Luna.

"Gaji di kantor ini sangat besar, gue bisa beli apapun yang gue mau dengan senang hati, jadi gue harus fokus bekerja dan menyelesaikan kasus-kasus ini, Laluna Agatha." Jelas Lolyta dengan wajah sinis.

"Ya, selamat bekerja, anak emas kesayangan pak boss." Balas Luna mengejek.

"Btw lagi, kak Arga udah balik loh dari Sydney." Ucap Luna yang membuat Lolyta berdehem, meskipun sudah enam tahun lamanya, nama Arga masih saja membuatnya berdegup kencang ketika mendengarnya.

"Oh." Ucap Luna sambil tetap fokus membaca salah satu kasus yang harus ia tangani.

"Wah gila sih, reaksi lo cuma gitu doang?" Tanya Luna menatap sahabatnya tak percaya.

"Terus gue harus beraksi gimana?" Tanya Lolyta tak mengalihkan pandangannya dari lembaran dihadapannya.

"Lagian lo tau darimana sih gitu-gituan, semua lo tau, heran." Lanjut Lolyta lagi membuat Luna jadi geregetan melihat reaksi Lolyta yang tak sesuai dengan harapannya.

"Dari Instagram! Si Celine kan update lagi jemput di bandara bareng Kak Sigit sama Kak Andika juga." Lolyta hanya mengangguk kecil, tak heran, diantara mereka, hanya Lolyta yang sudah tidak memiliki akun sosial media. Bahkan di handphone-nya hanya ada Whatsapp dan beberapa game offline.

"Lo bikin lagi dong Instagram." Ucap Luna lagi.

"Ngapain? Kurang kerjaan aja."

"Ya biar lo bisa upload dan bikin kak Arga tahu kalau lo bahagia dong. Balas dendam yang paling sadis ke mantan pacar adalah membuatnya tahu bahwa kita baik-baik aja tanpanya!" Seru Luna berapi-api.

"Baik-baik aja tanpa gue ya." Gumam Lolyta pelan.

"Lagipula, Lun. Gue mau bahagia dengan jalan gue sendiri." Ucap Luna tersenyum penuh arti yang membuat Luna tak mengerti.

"Maksudnya?"

"Ya, dengan menghilang dari kehidupannya. Udah buat gue bahagia." Ucap Lolyta tersenyum kecil sedangkan Luna menatap sahabatnya tak mengerti.

"Nggak ngerti gue sama jalan pikiran lo. Dah ah gue mau lanjut kerja." Ucap Luna sambil mulai ikut memfokuskan dirinya dengan beberapa lembar kertas di depannya.

*****

"Kalian belum jawab pertanyaan gue loh? Lolyta, kabarnya gimana?" Tanya Arga lagi, dia benar-benar bingung kenapa semua orang terdiam karena ia menanyakan kabar gadis yang ia cintai.

"Ga, kita udah lost contact sama dia. Terakhir empat lahun lalu, sebelum dia benar-benar menghapus semua sosial media yang dia punya." Jelas Andika membuat Arga semakin bingung.

"Maksudnya gimana?"

"Lolyta menghapus jejaknya, dia benar-benar menghilang. Gatau kemana. Kita nanya Luna, Luna juga nggak tahu, kita tanya Reyner, dia juga nggak tahu dimana Lolyta." Sergah Sigit menjelaskan.

"Kok bisa?" Nafas Arga tercekat, bagaimana bisa? Dia sudah berada di Indonesia, sesuai janjinya, lima tahun lalu, dan kabar yang ia dapatkan seperti ini?

"Kita udah coba cari ke semua tempat yang memungkinkan dia ada, kita udah cari ke kampusnya, tapi kita nggak pernah ketemu, cari ke rumahnya, dia udah pindah."

"Gak, gue harus cari dia." Ujar Arga berlari keluar dari rumahnya sambil mengambil kunci mobil, dan pergi mencari Lolyta.

"Ga, Arga!" Teriak Sigit dan Andika yang tak menghentikan Arga yang sudah menjalankan mobilnya.

Dia sudah sejauh ini berjuang, berusaha, dia tidak mau kehilangan kesempatan ini. Dia tidak ingin kehilangan Lolyta lagi, gadis yang ia cintai di sepanjang hidupnya. 

Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang