Cold Senior (24)

22.4K 858 4
                                    

"Wajar, jika hatimu terlalu sakit, itu artinya cintamu tidak bercanda." – unknown




Sesuai janji Arga kemarin, Arga sekarang lagi di salah satu restaurant 'all you can eat' di Jakarta, traktir sahabat sehidup semati Arga, siapa lagi kalau bukan Andika dan Sigit.

Arga sedaritadi hanya mengerutkan keningnya, merasa aneh melihat Sigit yang sedaritadi diam saja. Padahal dia biasanya yang paling ribut dan senang kalau dapat makanan gratisan. Tapi sekarang yang ia lakukan adalah memanggang daging miliknya asal-asalan dengan tak minat.

Arga melirik ke arah Andika, memberi kode tentang Sigit, sedangkan Andika yang dilirik pun menggeleng-gelengkan kepala, bingung dengan Sigit yang mendadak diam.

"Woi, Git, lo kenapa?" Tanya Arga yang disambut gelengan malas oleh Sigit.

"Makan yang bener, biasa juga lo paling heboh dapet makanan gratis." Andika menyenggol bahu Sigit, sedangkan Sigit hanya menatapnya kesal.

"Lo kenapa sih? Ada masalah?" Tanya Andika lagi.

"Berisik." Jawab Sigit tanpa memandang Andika dan Arga yang membuat mereka berdua saling berfikir keras.

"Jangan kayak cewek gitu dong, Git, kode-kodean. Gue mana tau lo kenapa." Ucap Andika lagi, Arga mengangguk setuju.

"Lo, pacaran sama siapa?" Pertanyaan Sigit sontak membuat Arga dan Andika bingung.

"Ini lo nanya siapa? Kalo nanya Arga, kan ceweknya si Lolyta." Jawab Andika lagi sedangkan Sigit melengos sebal.

"Gue nanya lo." Jawab Sigit pendek, Andika lumayan terkejut, tapi dia tahu cepat atau lambat teman-temannya pasti tahu dia udah pacaran sama Gisel.

"Lo yakin beneran mau tau gue pacaran sama siapa?" Tanya Andika, Arga menoleh ke arah Andika penasaran, kok sahabatnya punya pacar nggak ada cerita.

"Gue pacaran sama Gisel." Jawab Andika mantap membuat Arga dan Sigit melotot ke arahnya.

"Iya, beneran, woi biasa aja kali mata lo pada ngeliat gue." Arga masih memandang Andika tak percaya, sedangkan Sigit mengalihkan pandangannya lagi ke arah makanan.

"Iya, gue tau, Gisel suka nyari masalah, Gisel suka bully orang, Gisel anak yang suka bermasalah, jauh dari tipe cewek idaman laki-laki, tapi ya mau gimana? Kalau udah jatuh cinta? Makanya dia udah nggak ganggu Arga lagi." Jelas Andika membuat Arga berfikir, pantasan akhir-akhir ini Gisel udah nggak buat ulah lagi.

"Lo jahat." Ucapan Sigit membuat Andika melotot, nggak habis fikir sama Sigit.

"Gue jahat kenapa?"

"Iya, lo nyakitin hati cewek yang gue sayang."

"Maksud lo?"

"Lo nggak tau kan? Celine suka sama lo udah lama? Lama banget bahkan sebelum lo jadian sama Gisel, sebelum Arga kenal sama Lolyta." Ucapan Sigit membuat Andika makin kaget, begitupun Arga bingung kok Sigit bisa tahu tentang adiknya yang menyukai Andika sejak lama.

"Tiga tahun, Dik, dia nunggu lo. Dia pindah dari Sydney buat sekolah di Indonesia biar bisa liat lo."

"Pas dia balik ke Indonesia, yang dia dapetin apa? Dia cuma bisa dapetin sakit hati karena ngeliat lo jalan sama cewek lo."

"Sorry, gue nggak tau sama sekali." Andika memasang wajah menyesal, terkejut dengan semua penuturan dari Sigit, dia tak menyangka bahwa Celine memiliki perasaan dengannya, bahkan selama itu.

"Gini deh, ini ada apa sih sebenernya. Lo beneran pacaran sama Gisel?" Tanya Arga diiringi anggukan oleh Andika.

"Sebenarnya gue udah kenal Gisel dari lama, dia anaknya temen nyokap gue, gue udah lama suka sama dia, tapi ternyata dia suka sama Arga, gue nggak memaksakan kehendak, sampai akhirnya dia menyerah ngejar Arga dan sadar bahwa gue mencintai dia dengan tulus."

"Nah, ini udah jelas dari Andika. Sekarang lo, Git, kok lo bisa tau adek gue suka sama Andika? Perasaan gue nggak ada cerita-cerita juga ke kalian." Tanya Arga lagi sambil menoleh ke arah Sigit.

"Gue ketemu adek lo, Ga, di mall, dia nangis sendirian, gue bingung dia kenapa, disitu dia ngejelasin semua."

"Hah." Arga hanya dapat menghela nafas panjang, urusan percintaannya udah kelar, giliran sekarang percintaan teman-temannya yang bermasalah.

"Sejujurnya gue nggak bisa salahin Andika juga, kalaupun Andika nggak bisa membalas perasaan adek gue. Its okay. Urusan Celine nanti gue yang urus."

"Yang penting sekarang, kalian jangan berantem. Ga lucu berantem cuma karena hal gini. Andika nggak tahu apa-apa, Git, jadi jangan simpulin semuanya dengan gampang."

"Gini deh, gue bolehin lo ngehibur adek gue." Ucapan Arga membuat Sigit menoleh dan tersenyum sumringah, dari dulu dia pengen ngedeketin Celine tapi selalu dilarang sama Arga.

"Tapi lo jangan ganjen!" Arga memberi peringatan yang membuat Sigit memanyunkan bibirnya, namun setuju karena ini kesempatannya untuk membuat Celine jatuh hati padanya.

"Nah, baikan dong sekarang. Geli gue liat kalian uring-uringan karena masalah cewek doang."

"NGACA!" Sahut Andika dan Sigit bersamaan diiringi toss tangan mereka dengan kompak.

*****

"Kayaknya ada yang bahagia banget nih." Lolyta menyenggol pundak Luna, membuat Luna menghentikan aktivitasnya menatap ponsel miliknya.

"Ganggu lo."

"Tau gue mah, udah jadian mah gitu, temen dilupain, kemarin galau, pusing mikirin doi nggak peka. Giliran udah jadi mah dilupain tuh gue." Sindir Lolyta membuat Luna memeluk Lolyta senang.

"Aduh, gemes banget kak Reyner, huhu. Gue pas ditembak aja gemeteran, ini beneran nggak sih, kayak nggak nyata, tapi beneran. Gue takut halusinasi doang." Seru Luna lagi sambil mengingat kejadian kemarin yang membuatnya bahagia.

"Jadi juga ya, akhirnya. Sekarang lo nggak bisa ngehina gue bucin lagi!" Luna mengacuhkan ucapan Lolyta dan tetap tersenyum senang.

"Woi, gue ngomong dikacangin. Pajak Jadiannya mana?" Lolyta meletakkan tangannya dekat muka Luna, membuat Luna cemberut.

"Minta sana sama pelakunya. Masa mintanya sama gue."

"Dih, gue doain nggak langgeng."

"Oke, kita ke kantin sekarang." Luna langsung bangkit dari duduknya dan menarik tangan Lolyta.

"Kan, emang susah kalau udah bucin."

"Menurut lo aja baru sehari jadian jadi putus gara-gara omongan lo kampret." Lolyta hanya tertawa melihat sahabatnya ini cemberut.

"Gue mau makan yang banyak. Laper nih, mumpung ada yang bisa dipalakin."

"Gatau diri lo, emang kak Arga nggak ngasih makan lo apa?"

"Emang lo fikir kak Arga itu orang tua gue apa yang harus memenuhi semua kebutuhan hidup gue?" Sahut Lolyta tidak terima membuat Luna balik tertawa kencang.

"Ntar semua kebutuhan hidup lo dipenuhin sama dia."

"Kalau udah jadi suami lo." Lanjut Luna diiringi tawa kencang, mau tidak mau Lolyta juga tersenyum dan mengaminkan setiap perkataan Luna tadi di dalam hatinya.



"Akur juga." – Arga

"Amin!" – Lolyta

"Welcome to the bucin club!" – Andika, Sigit

"Nggak level jadi jomblo." – Luna 

Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang