"Gausah boong ke gue. Jawab jujur lo itu kenapa? Lo seakan-akan lagi ngehindarin gue. Lo udah gak suka sama gue lagi? Atau lo udah suka sama orang lain? Kalo emang bener lo udah suka sama orang lain lo harus buang perasaan lo dari orang itu. Lo itu harus tetep suka sama gue karna lo itu milik gue!"
'WATDEPAK FIX LANO GILA!'
💣💣💣
Nadine terpaku di pangkuan Abelano. Tubuhnya seakan kaku saat Abelano yang tiba-tiba memperlakukannya seperti ini. Bagaimana mungkin seorang Abelano yang selalu bersikap dingin dan seakan menjauhinya tiba-tiba bersikap seolah tidak ingin kehilangannya, sebenarnya apa mau Abelano? Sungguh Nadine bingung memikirkannya.
"L-Lo itu kenapa? Kenapa lo bersikap kaya gini ke gue? Kenapa lo bikin gue bingung sama sikap lo yang dari dingin dan seolah jauhin gue, tiba-tiba lo dengan gampangnya bersikap seolah lo gak mau kehilangan gue? Sebenernya mau lo itu apa, Lan? Apa? Jangan bikin gue bingung." Nadine mengacak rambutnya frustasi.
Abelano menarik pelan tangan Nadine yang tengah mengacak-acak rambutnya sendiri, "Mau gue itu simple. Lo jangan berubah, tetep jadi lo yang kaya biasanya. Tetep jadi Nadine yang suka sama gue, tetep jadi Nadine yang selalu histeris kalo liat gue, tetep jadi Nadine yang selalu care sama gue. Jangan pernah berubah. Sedikitpun jangan pernah."
Tes
Air mata yang sedari tadi ditahan oleh Nadine akhirnya menetes juga. Abelano yang melihat Nadine menangis, ia menyeka air mata Nadine dengan lembut. Bahasanya astagaaa -_-
"Lo egois kalo gitu, Lan. Lo egois! Kemana aja lo selama ini? Kemana aja lo saat gue dulu dengan gak tau malu ngejar-ngejar lo yang bersikap seolah gue itu gak ada. Gue ini cewek, Lan. Dan cewek itu ditakdirkan buat dikejar, bukan mengejar. Gue bukan anjing peliharaan yang ngejar-ngejar majikannya. Bahkan mungkin anjing peliharaan itu lebih beruntung daripada gue karna anjing itu disayang sama majikannya, sedangkan gue sama sekali gak disayang sama orang yang dengan bodohnya gue kejar-kejar." Air mata Nadine kembali menetes, dan kali ini lebih banyak.
Melihat Nadine menangis, Abelano merengkuh Nadine ke dekapannya. Nadine meremas ujung seragamnya karena mendapat perlakuan seperti itu dari Abelano.
"Kenapa? Kenapa lo lakuin ini ke gue? Disaat gue pengen menjauh dan lupain lo, lo malah seakan-akan narik gue buat semakin deket sama lo. Asli Lan, lo jahat. Jahat banget." Nadine memukul-mukul punggung Abelano seraya menyalurkan rasa sakit di hatinya.
Nadine menoleh ke arah jam dinding yang ada di ruangan itu. Matanya terbelalak melihat jarum pendek berada di angka 8 sedangkan jarum panjang di angka 4.
"WATDEPAK GUE TELAT ANJUUU!" Nadine refleks mendorong Abelano hingga ia terjungkal kebelakang dan kepalanya membentur pinggiran sofa yang terbuat dari kayu.
"Aww!" Abelano meringis memegang kepalanya yang terasa pening. Ia memejamkan matanya.
"Yak! Lano sayang kamu gapapa kan? Kamu gak mati kan? Jangan mati dulu Lano, masa aku udah jadi janda sih padahal kan kita belom kawin, ehh nikah maksudnya. Lano jangan mati, Lano!" Jika orang normal mungkin akan mengusap-usap kepala yang terbentur, tapi karena Nadine itu bisa dikatakan orang yang tidak normal, bahkan Nuni aja masih ragu kalo Nadine itu orang atau bukan. Nadine dengan polosnya malah menjambak Abelano agar ia sadar dan membuka matanya.
'Gue tau dan gue seneng kalo lo beneran gak pernah berubah. Tapi sayang otak lo kok gak berubah sedikitpun sih? Seenggaknya otaknya rada pinteran dikit kek.'
"Bentar-bentar kayaknya ada yang kelupaan deh tapi apa ya?" Nadine terdiam beberapa menit memikirkan apa yang ia lupakan, "IYA KAN GUE UDAH TELAT HUWAAAA!"
![](https://img.wattpad.com/cover/61395757-288-k399663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
Teen FictionNadine Emily Smith, Memiliki rahasia yang ia tutupi pada semua orang, termasuk pada semua sahabatnya. Pandai menyembunyikan kesedihannya didalam wajah ceria miliknya. Menyukai kakak dari sahabatnya sendiri, tapi sayang orang itu sangat dingin dan su...