Nadine dan kawan-kawan masih berada di rumah Abelano. Mereka sepertinya memang sengaja ingin menghabiskan uang pria tampan itu.
Saat ini mereka semua, kecuali Leonny dan Peter tengah berada di ruang keluarga. Dan di meja sudah ada 10 box pizza dan entah itu akan habis atau tidak. Ada seblak, kentang goreng, cimol, somay, dan masih banyak lagi. Belum lagi minuman soda, jus, dan lain-lain. Dan semua itu Abelano yang membayarnya.
Abelano menatap keempat gadis yang tengah bergosip ria dengan jengah. Ia sudah ingin pergi ke kamarnya tapi Nadine dengan amat sangat baiknya malah menarik telinga Abelano agar kembali duduk bersama mereka.
Hingga akhirnya sampai jam 8 malam mereka semua pulang, termasuk Nadine karena ia harus bekerja lagi. Abelano tidak melarang Nadine karena ia tau Nadine bisa menjaga dirinya sendiri. Abelano mengantar Nadine pulang untuk bersiap-siap.
Saat di apartemen Nadine, Abelano melihat kedua abang Nadine tengah berebut film apa yang akan mereka putar. Rio ingin memutar film Captain America - Civil War, sedangkan Rendy ingin Naruto Shippuden The Movie - Road to Ninja.
Abelano sudah tau jika Nadine adalah putri bungsu keluarga Smith. Ia tau dari mulut ember Abela saat mereka tengah berada di ruang keluarga. Otomatis kedua teman Nadine yang lain juga ikutan tau.
Rendy dan Rio saling tarik-menarik remot DVD.
"Balikin remot gue Nyedh!" Rendy menarik remot DVD.
"Lo yang tua ngalah coba Bang!" Rio tak mau kalah dengan abangnya.
"Yang muda yang kudunya ngalah!"
"Yang tua!".
"Yang muda!"
"Yang tua!"
"Yang muda!"
Nadine menatap kesal kedua abang idiotnya itu. Ia menggulung lengan bajunya lalu menghampiri Rendy dan Rio dan ....
"IHH NONTON DRAGON BALL AJAAA!" Nadine malah ikutan berebut bersama Rendy dan Rio.
Abelano menatap datar tiga makhluk idiot di depannya. Jangan sampai Abelano ikutan idiot karena seharian ini ia dikelilingi para makhluk idiot.
'Gue gak heran kalo Nadine otaknya cuma seprapat. Ada dua seniornya juga sih.'
"Ekhem!" Abelano berdehem untuk menyadarkan ketiga orang yang ada di depannya tapi mereka tidak menghiraukannya.
Nadine, Rendy, dan Rio masih Setia berebut remot DVD. Karena jengah, Abelano menghampiri mereka lalu mengambil remot yang sedari tadi mereka rebutkan.
"Bang remot kita ilang!" teriak Nadine.
"Iya, Dek padadahal itu DVD boleh nyolong di rumah Mommy. Apa kita kualat ya gara-gara nyolong disana?" Rio mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dahinya seraya berpikir.
"Yaudah lain kali kita jangan ngolong barang punya Mommy lagi," putus Rendy dengan nada menggurui kedua adiknya.
Abelano memijit pelipisnya frustasi. Bagaimana bisa tiga bersaudara semuanya hanya memiliki otak seprapat. Apa orangtua mereka tidak stress dengan kelakuan anak mereka?
"Ekhem!" Abelano berdehem lagi tapi lebih keras dari sebelumnya. Dan benar saja perhatian mereka bertiga beralih padanya.
"Nyari ini?" Abelano menggoyang-goyangkan remot yang ada di tangannya.
"Kok ada di kamu remotnya? Udah siniin aku mau nonton," pinta Nadine tapi diabaikan oleh kekasihnya itu.
"Gak ada yang boleh nonton kalo kalian masih berantem. Termasuk Bang Rendy sama Bang Rio. Kalian udah tua tapi sifatnya masih kaya bocah." Nadine, Rendy, dan Rio menatap Abelano dengan tatapan memelas tapi sayang itu tidak berpengaruh bagi Abelano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
Teen FictionNadine Emily Smith, Memiliki rahasia yang ia tutupi pada semua orang, termasuk pada semua sahabatnya. Pandai menyembunyikan kesedihannya didalam wajah ceria miliknya. Menyukai kakak dari sahabatnya sendiri, tapi sayang orang itu sangat dingin dan su...