"Chewy, apa kau benar-benar rela berpisah darinya?" tanya Papa nya lagi saat Tzuyu ingin keluar dari ruang rawat itu.Tzuyu meremas gagang pintu itu dengan kencang, dan menghela nafasnya.
"Iya, Chewy serius." katanya dengan nada meyakinkan.
"Baiklah nak, nanti kamu langsung saja siap-siap mengemas barang. Kookie akan ikut dengan mu ke Taiwan besok."
"Kookie ikut?"
"Iya, dia katanya tidak tega melihat mu sendiri. Apalagi sehabis berpisah dari Sana, kau pasti perlu teman."Tzuyu mengangguk mengerti, "Iya Pa. Kalo begitu Chewy pamit dulu."
"....Chewy." panggil Mamanya.
"Ya, Ma?"
"Apakah kamu akan mengatakan ini pada Sana?"
Tzuyu sedaritadi memikirkan itu, haruskah ia memberitahu Sana tentang semua ini? Haruskah tidak?"...Chewy masih bingung."
Mama nya tersenyum tipis, "Pikirkan lebih matang, kau pasti bisa melewati semua ini."
Tzuyu tersenyum kecut dan menghela nafasnya lagi seakan-akan mengeluarkan segala keraguannya, "Iya Ma. Terima Kasih.""Chewy pamit dulu, Ma. Pa."
Tzuyu keluar dari ruang rawat tersebut dengan hati yang berat dan pikiran yang gabut.
-
Sana memasang raut cemberutnya sambil mengayun-ayunkan kakinya malas.
Dia mengerang kesal, "Mwo! Kenapa dia lama sekali. Aku gak dikasi masuk pula, kenapa sih?" gumamnya.
Setelah beberapa menit akhirnya pintu ruangan itu terbuka dan Sana langsung beranjak dengan semangat nya saat Tzuyu keluar disitu.
"Chewy! Keluar juga, ada apa? Kok lama? Mama mu gimana? Sakitnya udah men--"
Tzuyu meletakkan telunjuk nya di bibirnya.
"Please, jangan di tanya." ucapan Tzuyu seperti bisikan. Sangat kecil dan menyakitkan baginya.Tzuyu menyingkirkan telunjuknya dan meraih tangan Sana, "ayo kita pulang..." katanya dingin.
Sana mengikuti nya, 'Dia kok mendadak dingin??' benaknya.
Mereka berjalan dalam diam sesampai di parkiran.
Dan Sana merasa ada aura berat mengelilingi Tzuyu. Dia ingin menanyakan mengapa, tapi ia ragu karena ekspresi datar Tzuyu sangat meragukan.Seperti biasa Tzuyu membukakan pintu mobil untuk Sana.
Namun Sana tidak masuk, melainkan menyentuh tangannya.
"C-Chewy..."
Tzuyu menatapnya datar, "apa."
"T-tidak. Bukan apa-apa."
Sana masuk kedalam.Tzuyu menutup kembali pintu itu, dan masuk ke dalam mobil juga.
Dia menyalakan mesin dan menyetir menuju jalan pulang.Awkward.
Di dalam mobil itu sangat awkward.
"Uhmm...hey." panggil Sana, "...hm?"
"Aku boleh hidupin radio?" pinta nya, agar suasana di dalam mobil tidak berat, canggung dan sepi.
"Sesukamu.." jawab singkat Tzuyu.Sana pun menghidupkan radio itu dan lagu-lagu yang di mainkan malah menambah beban pada Tzuyu.
Lagu-lagu tentang perpisahan dan sepertinya berakhir tragis, Tzuyu meremas kemudi dan menahan kesedihannya.Tzuyu ternyata tidak mengajak Sana langsung ke rumahnya, ia mampir sejenak ke tempat yang seperti nya ramai. Ya karena disitu ada festival.
Mungkin ini akan menjadi yang terakhir bagi Tzuyu untuk bersenang-senang bersama Sana."Sana...kita ke situ yuk." ajak Tzuyu.
"Hmm boleh juga, ayo." Sana keluar dari mobil, begitu pula Tzuyu.Hal pertama yang menarik perhatian Sana yaitu sebuah stan ice cream.
"Es krim!!~" seru ria nya sambil menarik-narik baju Tzuyu, "...mau itu!~"
Tzuyu tersenyum gemas dan mengacak rambutnya, "ayo deh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (SaTzu)
Фанфик#1 in satzu #1 in once Apakah es batu bisa dicairin? Bisa, tapi susah banget Nasib lah satu kelas sama es batu, tapi gak tau kenapa gue itu pengen banget di perhatiin sama dia - Minatozaki Sana Tiap hari disekolah, denger cewe maupun cowo sorak-sora...