Mistery ~ Ternyata Kamu

2.1K 251 25
                                    

Episode 5
__________

"Maaf aku tidak bisa mengungkapkan cinta secara gamblang. Seperti langit yang menjatuhkan hujan yang dilihat semua orang. Aku hanya bisa seperti udara yang diam-diam kau rasakan."

_________

Saking ketakutannya Prilly sampai terduduk di tanah.

"Hahaa." Orang yang membuntuti Prilly malah tergelak. "Ya ampun kau sangat ketakutan ya? Kenapa apa kau berpir aku adalah pembunuh itu?"

Prilly melotot."Ternyata kamu."

"Ku dengar pembunuhnya hanya mengincar wanita. Jadi jangan takut. Dia tidak mungkin mengincar orang sepertimu yang dari belakang saja seperti anak TK. Hahaaa."

"Aku memang pendek. Kau puas?" suara Prilly agak bergetar.

"Kau tersinggung? Maaf aku hanya bercanda. Sebenarnya kau itu cukup seksi. Ayo bangun." Ali mengulurkan tangannya membantu Prilly berdiri. Namun wanita itu menepisnya dan lebih memilih berdiri sendiri.

"Dengan mudahnya kau bilang bercanda? Kau benar-benar keterlaluan. Aku hampir mati ketakutan." Prilly terisak.

"Kau menangis?" Ali terkejut dan sedikit menunduk memperhatikan wajah Prilly. "Maaf. Sungguh aku benar-benar minta maaf. Jangan menangis lagi oke?"

"Kenapa kau selalu mengangguku hah?" Prilly membentak.

Iya, kenapa? Ali bahkan bingung. Untuk beberapa saat kerongkongan Ali tercekat. Apa dia sekedar suka menjahili Prilly atau ada sesuatu yang lain. Entahlah. Ali hanya suka saat melihat wajah ngambek Prilly. Wajahnya terlihat manis saat ngambek. Ah! Apa yang sedang dia pikirkan?

"Sebaiknya kita pulang sekarang."

"Kenapa aku mau pulang denganmu?" tanya Prilly masih dengan nada sinis. Ia benar-benar lelah menghadapi makhluk seperti Ali. Sejak mereka bertetangga Ali tak melewatkan seharipun untuk membuatnya marah.
***

Sudah berhari-hari sejak Angga bertemu Syifa yang menangis dibangku waktu itu. Setelah itu dia tidak melihat Syifa keluar dari dalam rumah lagi. Angga hanya bisa memandangi Syifa dari teropongnya. Itupun jika Syifa duduk di sisi jendela sebelah kiri, hanya bagian itu jendela yang tidak ditutup gorden. Sayangnya Syifa tak terlalu sering duduk di sisi jendela itu. Hanya jika ia makan atau sekedar membaca buku barulah Syifa duduk di meja dekat jendela bening tanpa gorden itu.

Seperti hari ini. Akhirnya ketika Syifa duduk sarapan Angga mengintipnya dari balik teropong.

"Ya ampun kenapa dia makan dengan terburu-buru begitu. Makan dengan pelan." Angga bergumam sendiri sambil terus memperhatikan Syifa dengan teropong. Dan saat Angga melihat Syifa tersedak. Ia heboh sendiri. "Astaga! Cepat ambil air minummu," seru Angga meski ia sadar Syifa sama sekali tak mendengar seruannya itu.

"Apa sih yang ada dipikiranmu itu? Sudah lebih dari 3 minggu kau berada disini. Tapi kerjaanmu hanya mengintip wanita. Kau kan kesini untuk liburan. Besok akan ku ajak kau pergi ke menara Eiffel. Kebetulan besok aku tidak ada mata kuliah," cerocos Prilly yang nyelonong begitu saja kedalam kamar Angga. Kebiasaan !

"Apa ditempat itu ada wanita yang lebih cantik dari Syifa?"

"Haduh! Syifa lagi! Sudah ku bilangkan jauhi dia. Ibu-ibu disini bahkan mulai menyebar rumor kalau Syifa ada kaitannya dengan pembunuhan itu."

Angga mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa mereka selalu menyebarkan rumor tentang Syifa?"

"Mana aku tahu? Lagi pula itu salahnya sendiri. Kenapa dia bersikap sok misterius? Orang-orang..."

Angga tak membiarkan Prilly menyelesaikan ucapannya. Ia sudah melesat keluar kamar. "Pinjam kunci mobilmu."

"Yak...mau kemana? Aku belum selesai bicara padamu!"
***

Rupanya Angga tadi melihat Syifa yang baru saja keluar rumah dikerubungi beberapa wanita yang tinggal di wilayah dekat sini. Angga tahu Syifa tidak nyaman dengan situasi seperti itu.

Sementara Shalsa, pengawal Syifa kewalahan menghadapi kerumunan wanita yang memaksa ingin bicara, Angga melajukan mobilnya kedekat Syifa.

"Naiklah!" Angga dengan cepat membuka pintu mobil.

Syifa menggeleng meski ia sebenarnya setengah mati ketakutan pada kumpulan wanita didepannya.

"Apa kau mau diterkam wanita-wanita itu?"

Tidak ada pilihan lain. Syifa akhirnya mau masuk ke dalam mobil  yang dibawa Angga.

"Terimakasih." ucap Syifa pelan nyaris tak terdengar.

Cittt! Mobil di rem mendadak. Angga menoleh kearah orang yang duduk disampingnya. "Kau bisa bicara?"

"Akukan tidak bisu." jawab Syifa singkat.

"Mereka bersikap kasar seperti tadi karena berpikir kau adalah pelaku teror itu. Sebaiknya jangan buat mereka salah paham lagi. Bergaullah dengan mereka. Seperti orang-orang kebanyakan supaya mereka tidak berpikiran yang macam-macam tentangmu."

Hening. Syifa tidak menjawab.

"Sebenarnya apa sih yang membuatmu tidak mau bergaul dengan orang lain?"

"Antarkan aku pulang." Syifa berucap dengan wajah dinginnya.

"Pulang? Secepat ini? Bagaimana kalau mereka masih berada ditempat tadi dan belum membubarkan diri?"

Lagi-lagi Syifa tak menyahut. Bidadari yang satu ini begitu dingin dan penuh misteri.

"Aku akan mengajakmu kesuatu tempat. Sekali-kali kau harus membuka matamu dan melihat bagaimana menjalani kehidupan yang sebenarnya." Angga mendekat kesisi Syifa, menatap Syifa lembut dan memasangkan sabuk pengaman.

Entah mengapa Syifa membiarkan orang asing itu memasangkannya sabuk pengaman. Mungkin karena lelaki yang hanya beberapa cm darinya sekarang ini terlihat seperti pria baik-baik. Apalagi matanya begitu teduh. Syifa tidak bisa bohong jika Angga memang sangat tampan.

______________
Bersambung...
Kira-kira Angga akan mengajak Syifa kemana ya??? Tolong vote dan juga coment yaa...gak susahkan mampir coment sebentar. Yang susah itu disuruh move on dari mantan pacar eaaaa 😂😂😂

MisteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang