Mistery ~ Berdiri Disisimu

1.8K 201 30
                                    

Episode 14
___________
"Orang bodoh mana yang membiarkan dirinya kehujanan dan memayungi orang lain? Cinta memang sebodoh itu."
__________

Dimalam yang sudah semakin larut Syifa masih saja berjalan mencari sesosok orang yang sampai sekarang tak kunjung jua ia temukan. Orang yang membuatnya sekacau ini hingga menerjang hujan. Hei tunggu dulu, berbicara soal hujan mengapa Syifa tak sadar kalau sedari tadi kepalanya tak lagi kebasahan? Padahal ini masih hujan.

"Angga." Syifa terkejut saat mendongak keatas. Saking paniknya dia tak sadar kalau pria itu memayunginya sedari tadi. "Sejak kapan kau..."

"Sudah sejak lama. Kau hanya tak sadar. Aku berjalan dibelakangmu dan memayungimu. Sungguh aku khawatir kau sakit."

Syifa benar-benar merasa terharu dan makin jatuh hati pada pria dihadapannya. Apa ada didunia ini yang sebaik Angga? Rela memayungi orang lain dan membiarkan dirinya sendiri kehujanan.

"Syifa kau pernah menanyakan padaku apa aku akan berdiri disisimu jika kau melakukan kesalahan besar kan?"

Kepala Syifa mengangguk lemah.

"Aku akan berdiri disisimu apapun yang terjadi."

"Angga..." Syifa menatap Angga tak percaya. Diotaknya berjuta pikiran berkecamuk. Ia menggigit bibir bawahnya. "Kau serius?"

Belum sempat Angga menjawab terdengar langkah seseorang berjalan mendekati mereka.

"Hei siapa disana?"

Suara itu, Angga sangat mengenalinya. Itu suara Maxime. Angga dengan cepat menggenggam tangan Syifa dan membawanya berlari meninggalkan payung tergeletak begitu saja ditanah.

Tapi kini mereka terpojok tak tahu harus bersembunyi dimana. Akhirnya Angga menarik Syifa masuk keantara bangunan yang jaraknya hanya muat sebuah sepeda saja.

Tempat persembunyian yang sangat sempit membuat Angga dan Syifa tak leluasa disana. Saking dekatnya, mereka bisa mendengar detak jantung masing-masing.

"Apa kau gugup? Kenapa jantungmu berdetak sangat kencang?" Angga menaikkan kedua tangannya ketembok mengunci tubuh Syifa. "Apa kau yakin kau tak suka padaku?"

"A..aku..gugup karena takut tertangkap Maxime. Bukan gugup karenamu."

Jelas sekali Syifa salah tingkah. Angga mengulum senyum melihat ekpresi malu-malu Syifa. Apalagi saat pipi chubby Syifa memerah. Gemesnyaaaaa!

"Ayo keluar,"bisik Angga pelan setelah ia merasa cukup untuk menggoda Syifa.

"Tapi bagaimana dengan Maxime?"

"Memangnya kenapa? Apa dia akan menangkap kita hanya karena keluar tengah malam."

"Tapi kenapa tadi kau mengajakku lari. Kupikir Maxime sudah mencurigaiku."

"Tidak. Aku sengaja ingin berlari berduaan denganmu," goda Angga sambil menaik turunkan alisnya.

"Apa?!" Syifa langsung mendorong Angga dan keluar dari tempat persembunyian.

"Tunggu." Dengan setengah berlari Angga berusaha  mensejajarkan langkahnya dengan Syifa. Begitu mereka telah berjalan beriringan, Angga sigap melepas jaket biru malamnya. Membuat jaket itu sebagai pelindung untuk kepalanya dan kepala Syifa.

"Terimakasih karena melindungiku dari hujan. Dan terimakasih karena tidak melaporkanku pada polisi."

"Kenapa aku harus melaporkanmu? Aku tahu kau tak bersalah."

Langkah kaki Syifa berhenti dan ia menoleh pada orang disampingnya dan menatap dengan bingung.

"Tadi sore aku menemui korban itu. Ia telah siuman dan menjelaskan semuanya."

MisteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang