Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta dapat dikenakan pidana penjara dan denda.
Stop Plagiat/Copy paste ciptaan orang lain!!!
____________________________________Episode 18
___________"Aku hanyalah langit malam yang gelap sampai kau datang memberikan terang, bagiku kau bagai bintang"
___________
"Angga, kakak, berhenti! Orang-orang sedang melihat kita. Ayo bicara ditempat lain sebelum kita dianggap sebagai pembuat rusuh." Syifa mencoba melerai Angga dan Ali. Memisahkan keduanya yang saling mencekeram baju."Benar. Ayo ketempat lain. Disini terlalu banyak orang. Kalian tidak mau kan urusan kita dicampuri orang lain." Prilly menarik Ali menjauh dari orang-orang yang sedang menonton film ditempat terbuka itu.
Kemudian, Syifa juga menarik Angga untuk menyusul.
Setelah mereka berada dibagian taman yang agak sepi Angga mulai hendak menyerang Ali lagi.
"Hei, Angga ayolah selesaikan masalah ini baik-baik. Sebenarnya ada masalah apa? Kenapa kau datang-datang langsung memukul Ali. Dia salah apa?" tanya Prilly
"Kau bertanya dia salah apa? Dia melakukan. Kesalahan yang sangat besar." Angga melirik Ali sinis.
"Aku melakukan apa?" Ali keheranan.
"Wow. Aktingmu bagus sekali." Angga bertepuk tangan. "Kau berpura-pura seolah tak ada yang terjadi. Seolah kau tak tahu apa-apa setelah membunuh banyak orang. Dan kau mengajak Prilly pergi, pasti untuk melukainya juga kan!"
"Apa maksudmu dengan membunuh? Aku benar-benar tak mengerti, bagaimana bisa kau menuduhku seperti itu."
"Kami sudah mengetahui semuanya. Berhenti berpura-pura!!! Dasar psycopath brengsek!" teriak Angga.
"Haah?" Prilly menatap Angga tak percaya. "Jadi maksudmu Ali adalah pembunuh bertopeng itu?"
"Aku berani bersumpah kalau aku bukan pelaku pembunuhan di sekitar wilayah kita. Sungguh."
Syifa mendekati Ali dan berucap lembut,"Aku dan Lady Rose sudah melihatnya sendiri. Berhentilah berpura-pura. Aku menyayangimu. Aku tidak mau kau melakukan kejahatan lagi."
"Syifa, kakak benar-benar bukan pembunuhnya." Ali menggeleng kuat-kuat mencoba meyakinkan adiknya.
"Kakak, aku pernah melihat orang bertopeng itu keluar dari kamarmu. Dan Lady Rose juga pernah melihatnya."
Mata Prilly berkaca-kaca mendengar penuturan Syifa. Ia begitu percaya dengan Ali selama ini. "Ali aku benar-benar tidak bisa mempercayai ini. Apa kau mengajakku pergi benar-benar untuk menjadikanku korbanmu berikutnya? Dari pada merasa ngeri aku malah lebih merasa sedih mengetahui semua ini. Ternyata kau mendekatiku hanya untuk melengkapi deretan korbanmu."
"Tunggu dulu kalian salah paham." Ali makin panik melihat Prilly menangis. "Syifa kau melihat orang bertopeng keluar masuk kamarku. Tapi apa kau yakin itu aku? Apa kau dan Lady Rose pernah melihat wajah orang bertopeng itu? Maksudku apa kau benar-benar melihat dengan mata kepalamu sendiri kalau dibalik topeng itu memang wajahku?"
Syifa menunduk dan menggeleng pelan.
"Lalu bagaimana kau bisa menyimpulkan kalau itu aku?"
"Lalu siapa lagi? Apa ada orang lain yang bisa keluar masuk kamarmu dengan bebas? Meski mereka tak melihat wajah dibalik topeng itu. Tapi itu semua sudah jelas. Syifa berkali-kali keluar ditengah malam dan melihat pembunuh itu mengenakan jaket dan sepatu milikmu,"ujar Angga cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistery
Mystery / ThrillerLiburan Angga di paris yang seharusnya menyenangkan malah terganggu dengan adanya teror di sekitar wilayah tempat ia menginap. Disamping itu Angga juga penasaran dengan seorang wanita cantik bernama Syifa yang jarang keluar rumah dan tidak pernah b...