Episode 17
________
"Aku mencintaimu hari ini, hari esok dan seterusnya"
________Glek! Prilly meneguk air liur dengan susah payah. Badannya gemetaran melihat sebuah pisau yang mengacung tepat di depan wajahnya.
"Ali...a..apa ini?"
Tersungging senyum dari wajah Ali ada sensasi tersendiri melihat ekpresi ketakutan Prilly seperti itu. Ia paling suka bagian ini dimana calon korbannya terlihat tak berdaya lalu memohon-mohon untuk diselamatkan. Rasanya seperti dia adalah penentu hidup dan mati seseorang.
"Ali..jadi selama ini..kau..."
"Pembunuhnya,"jawab Ali cepat. Wajahnya berseri-seri sudah seperti bocah yang berhasil menangkap belalang buruannya.
Di otak Prilly sekarang hanya ada satu kata, lari! Namun sayang saat ia berlari dan berusaha membuka pintu. Daun pintu itu tertutup rapat.
"Mau pergi kemana heh?!" bentak Ali berjalan santai menghampiri Prilly.
"Hei tolong! Apa diluar ada orang!" Prilly menggedor-gedor pintu dengan sedikit terisak.
"Tidak ada yang akan menolongmu. Ini wilayah sepi!"
"Ali sudah gila,"batin Prilly. Kemana Ali yang selama ini dikenalnya? Ali yang katanya mencintainya dan akan selalu melindunginya.
"Jika kau ingin selamat memohonlah." Ali semakin mendekat dan menyudutkan Prilly yang berdiri didepan pintu hingga wanita itu tak bisa kemana-mana lagi.
Dalam keadaan genting seperti itu untunglah Prilly teringat akan buku tebal yang sejak tadi dipegangnya. Tanpa pikir panjang dipukulkannya buku itu kekepala Ali dengan keras.
"Aww,"ringis Ali. Raut wajahnya tiba-tiba berubah ia tak lagi terlihat berseri-seri senang, kini mimik wajahnya terlihat dingin,beringas dan tatapannya sangat menakutkan.
"Beraninya kau!" Ali mencengkeram kedua tangan Prilly.
"Lepaskan." Prilly meronta.
"Tidak akan! Kecuali kau memohon padaku."
Cuih! Prilly meludahi wajah Ali.
"Brengsek!" Ali menjambak rambut Prilly. "Kubilang memohonlah!"
"Kenapa kau melakukan ini padaku? Kupikir kau benar-benar mencintaiku." Prilly terisak pelan. Menatap kedua bola mata Ali mencoba mencari-cari sosok Ali yang selama ini dia kenal.
Sejenak api kemarahan di wajah Ali memudar. Tatapan sinisnya mulai melunak. "Aku memang mencintaimu. Aku tak bohong soal itu."
"Lalu semua ini apa?"
Jambakan dirambut Prilly kini berganti dengan belaian lembut Ali. "Awalnya aku tak berniat membunuhmu. Aku malah ingin hidup berdua denganmu. Tapi, aku sudah lelah mengejarmu. Yang kau perhatikan hanya Maxime, Maxime dan Maxime. Kau sama saja dengan yang lainnya. Tak ada yang memperhatikan aku didunia ini baik ayahku,adikku bahkan orang yang aku cintai. Kalian semua tak pernah peduli padaku."
"Karena merasa hidup ini tak adil lalu kau membunuh orang begitu? Jujur saja aku mulai menyukaimu. Tapi setelah tahu kau seorang pembunuh kejam seperti ini. Aku lebih baik mati daripada harus mencintai orang sepertimu. Orang pengecut yang menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi padanya. Lebih baik kau bunuh saja aku. Bunuh aku sekarang,"pekik Prilly.
Mata Ali berkaca-kaca mendengar kalimat penghinaan Prilly. Jadi Prilly menganggapnya pengecut? Dan lebih memilih mati!
"Baiklah akan ku buktikan kalau aku bukan pengecut." Ali kembali mengacungkan pisaunya. "Kau akan menyesal melihat keberanianku!"
"Membunuh orang itu bukan suatu keberanian. Dasar bodoh. Apa yang kau dapatkan dengan membunuh sese..."
Kalimat Prilly terhenti saat sebilah pisau menembus perutnya.
"Aku mencintaimu hari ini, hari esok dan seterusnya. Ingatlah itu. Ayo kita mati bersama,"bisik Ali pada Prilly yang kini telah terkulai bersimpah darah.
Setelah itu Ali memutuskan untuk mencabut nyawanya sendiri. Ia menusukkan pisau di dadanya lalu terkulai disamping Prilly.
***"Sudah sampai!"
Lamunan Angga buyar begitu mendengar suara supir taxi. Selama diperjalanan ia terus membayangkan hal buruk. Ia membayangkan kalau Prilly telah dibunuh oleh Ali. Saking gelisahnya pikirannya sampai melayang kemana-mana. Ah! Semoga saja hal-hal buruk yang dipikirkannya tidak benar-benar terjadi.
Setelah membayar ongkos taxi. Angga langsung berlari menuju taman Parc de la Villette. Matanya memburu kesana-kemari mengawasi orang yang berlalu lalang ditaman itu. Namun sayang seribu sayang tak nampak batang hidung Prilly disana.
"Arghh kemana brengsek itu membawa sepupu..." omongan Angga terhenti ketika matanya menangkap sesosok wanita cantik dengan baju putih dan rok pink pendek.
Ragu-ragu Angga mendekati wanita itu. Ia nampak canggung saat sudah berdiri dihadapan sang wanita. "Syifa...aku minta maaf soal tadi. Aku..."
"Sst." Syifa menempelkan jari telunjuknya pada bibir angga. "Aku yang harus minta maaf. Harusnya aku menenangkanmu. Tapi, aku malah mengajakmu berdebat."
"Tidak. Akulah yang salah. Karena bicara sembarangan dan bagaimana bisa aku membiarkanmu turun dari taxi. Sungguh aku menyesal kau bisa menghukumku dan kau boleh menamparku sebanyak yang kau mau." Angga meraih tangan Syifa dan mengarahkan telapak tangan wanita itu kewajahnya.
"Sudahlah. Lupakan saja yang terjadi tadi. Sekarang kita harus menemukan keberadaan kak Prilly sebelum terjadi sesuatu padanya."
Angga tersentak ia lalu menggenggam tangan Syifa untuk berlari bersamanya. "Ayo kita cari mereka. Mulai dari sekarang apapun yang terjadi aku tak akan pernah melepaskan tanganmu lagi. Aku akan berada disisimu sesuai janjiku."
Keduanya berlarian kesana-kemari mencari Keberadaan Prilly dan Ali dengan wajah cemas, pasalnya hari sudah beranjak malam. Akan semakin sulit bagi mereka untuk mencari orang dalam keadaan gelap.
"Itu mereka!" seru Syifa.
Angga dengan cepat berlari menuju Prilly dan Ali yang tengah duduk lesehan menonton sebuah film. Di taman ini kadang memang digelar bioskop terbuka selama musim panas.
"Bangun kau!" hardik Angga seraya mencekeram kemeja belakang Ali yang kebetulan duduk dibarisan paling belakang bersama Prilly.
Plak! Angga memberikan sebuah bogem mentah diwajah Ali.
"Apa-apaan ini?!" pekik Prilly membuat fokus orang-orang disana teralihkan dari layar dan berganti fokus pada Angga dan Ali yang kini saling mencekeram baju lawannya masing-masing.
___________
Thank's for 10k viewers 🙌
Jadi yang tadi itu cuman khayalannya Angga ya guys hehee
Jangan lupa vote and coment...cepat lambatnya update next chapter tergantung antusias dari kalian 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistery
Mystery / ThrillerLiburan Angga di paris yang seharusnya menyenangkan malah terganggu dengan adanya teror di sekitar wilayah tempat ia menginap. Disamping itu Angga juga penasaran dengan seorang wanita cantik bernama Syifa yang jarang keluar rumah dan tidak pernah b...