(4) Sudut Keempat; Jogja dan Senandungnya

474 12 0
                                    

Malam itu langit Jogja sedang indah-indahnya
Hamparan bintang membuatnya begitu anggun

Kita duduk berdua dikedai kaki lima dekat pusat kota
Aku memesan susu hangat, dan kau memesan kopi hitam
Kita berbicara ringan, entah itu tugas kuliahku yang menyita waktu, atau kegiatan organisasimu yang menguras tenaga

Aku masih ingat saat itu matamu menyipit karena mentertawakan kebodohanmu
Aku masih ingat tatapan ketidaksukaanmu, ketika aku berbohong bahwa ada lelaki yang mengejarku
Aku masih ingat kala itu Jogja menjadi saksi ceritamu dan ceritaku menghabiskan malam

Jemarimu mengisi jemariku, ketika jogja saat itu mulai menebarkan suasana dingin nya
"Sebentar lagi hujan.." Keluhmu sambil menggerakan penutup kepala dengan kedua tanganmu

Kita bergerak melaju melintas keramaian Jogja, meninggalkan kedai kopi 24 jam Meninggalkan bekas gelas minuman yang kita pesan bersama

Aku masih ingat saat itu pukul 11 malam ketika mesin motormu berhenti disalah satu gerbang bangunan disudut Jogja
Aku masih ingat kau tersenyum seraya berucap
"Jangan lupa baca doa.."

Kira-kira 2 tahun yang lalu, persis terdengar ditelingaku
Kemudian mataku menoleh ke jam dinding berwarna biru tua disudut kamarku

Ah sekarang jam 11

Kau tidak lagi mengingatkanku untuk membaca doa, tak apa selagi aku masih bisa mengingatmu dalam doa
Jogja, semoga cerita itu tidak kau lupakan begitu saja
Tetaplah demikian
Meskipun sekarang aku hanya mencintaimu dalam diam

Sudut CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang