Sore itu langit berkabut
Pada dataran tinggi dipuncak pegunungan
Aku sengaja mengasingkan diri dari kebisingan
Pada langit sore aku bercerita
"Mengapa?" Bisiknya
Wahai langit..
Aku tidak tahu, terkadang manusia bisa berusaha
Namun aku merasa setiap usaha ku sia-sia
Aku pernah menaruh hati
Tapi kemudian dibuangnya
Aku kemudian menjaga hati
Tapi sesaat dipatahkan
Apa mungkin usahaku belum sebanding?
"Kepada siapa?" Ujarnya lagi..
Kepadanya..
Aku sudah bersandar
Aku pikir ini tepat
Namun ternyata tidak
Terlalu menyakitkan bukan? Ketika kita menyayangi seseorang namun ternyata kita hanya menjadi sebuah bayangan
Terlalu menyakitkan bukan? Saat kita sudah mengalah, namun bukan untuk kalah tapi lagi-lagi untuk merasa bersalah
Kemudian langit menjawab..
Wahai puan bumi,boleh jadi kau harus melepasnya. Bukan karna kau mudah angkat tangan
Tapi kau layak untuk lebih diperjuangkan
Kau bijaksana untuk berhenti
Sebelum nantinya rasa yang murni berubah menjadi benci
Tenanglah, jika semua milikmu itu akan tetap jadi milikmu
Kemudian kabut itu menghilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Cakrawala
PoetryHanya beberapa bait saja mampu menggambarkan perasaan. Bukan, Ini bukan novel cinta. Ini tentang bagaimana hidup dan dengan ornamen-ornamen pelengkap di dalamnya. Tentang perasaan yang belum sempat diutarakan, dan tentang cinta dalam diam. Tentang k...