Di lorong-lorong kesunyian itu ada kata yang terpendam
Banyak makna yang tersingkirkan
Dalam tanya ia bisu
Di lorong-lorong kesunyian itu ada tangis yang tak terdengar
Batin yang sudah lama berdebu
Dalam tanya ia terisak
Di lorong-lorong kesunyian itu ada tubuh yang letih
Raut wajah yang diselimuti kabut tebal
Dalam topeng ia mati
Di lorong-lorong kesunyian itu seseorang telah menjatuhkan harapan nya
Merangkak terseok-seok untuk kembali bangkit dari jatuhnya
Di lorong-lorong itu, sekarang
Ia tata kembali hidupnya
Ia susun kembali raganya
Ia tak berharap sesuatu mengisi kesunyian lorongnya
Satu kata yang ia benci adalah hampir
Jauh sebelum ia membencinya
Hampir saja, cinta itu menelan hidup hatinya
Meninggalkan bekas yang amat pedih
Meninggalkan luka yang amat perih
Meninggalkan kalimat maaf yang sudah tidak mampu didengar lagi
Ia kecewa sekali lagi
Hampir
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Cakrawala
PoetryHanya beberapa bait saja mampu menggambarkan perasaan. Bukan, Ini bukan novel cinta. Ini tentang bagaimana hidup dan dengan ornamen-ornamen pelengkap di dalamnya. Tentang perasaan yang belum sempat diutarakan, dan tentang cinta dalam diam. Tentang k...