Part 12

21.2K 1K 2
                                    

"......."

Prilly yang memejamkan matanya sedari tadi bingung. Mengapa Ali hanya diam saja saat ini?

Perlahan Prilly membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika wajah tampan Ali menatapnya dengan senyuman yang membuat semua kaum hawa terpikat.

"Kenapa ditutup matanya? Pengen banget aku cium? Hm?" Goda Ali sambil tersenyum jail pada istrinya. Prilly yang mendengarnya hanya mendengus kesal tanpa menjawab pertanyaan suaminya.

Prilly yang ditahan oleh kedua tangan Ali mulai mendorong tubuh Ali yang kini terjatuh dihadapannya. Prilly tidak memperdulikan itu dan langsung duduk diatas ranjang sambil membaca majalah fashion.

"Bilang baik-baik kan bisa. Ga usah pake dorong aku segala. Kan sakit jatuh begini." Ucap Ali pelan. Prilly hanya melirik sebentar lalu kembali fokus pada majalahnya.

Ali tau Prilly marah saat ini. Prilly memang sangat tidak suka jika dijahili. Oleh suaminya sekalipun. Ia tentu akan marah dalam waktu yang lama jika ada yang menjahilinya. Sepertinya Ali baru mengingat hal itu.

"Sayang.. maaf ya? Sumpah aku ga tau kalau reaksi kamu bakal begini." Mohon Ali sambil menunjukan gaya 'peace' nya. Sama seperti tadi, Prilly hanya melirik Ali sebentar lalu fokus lagi dengan bahan bacaannya.

"Aku juga ga mau buka segel kamu sebelum honeymoon besok." Sontak, Prilly yang tadinya berniat mengerjai Ali balik, langsung menutup buku fashionnya dan menatap mata Ali. Namun Prilly tak menemukan sedikitpun kebohongan dari sana.

"Kamu serius? Kita besok honeymoon? Honeymoon kemana? Berapa lama? Bagus ga tempatnya? Kamu yakin kita honeymoon besok? Ga nunggu seminggu lagi? Kan kamu harus nanganin perusahaan kamu yang di Singapore?" Ali hanya menghela nafas panjang mendengar beribu pertanyaan yang dilontarkan pemilik hatinya ini.

"Iya, sayang. Besok kita honeymoon. Soal tempat, kamu gausah raguin. Pasti bagus dan kamu suka. Dan soal perusahaan, aku udah suruh Kevin yang tanganin selama aku honeymoon." Jelas Ali menjawab pertanyaan Prilly.

"Dimana kita honeymoon?" Tanya Prilly lagi.

"Ada, deh. Rahasia. Kamu tinggal duduk manis di pesawat dan menikmati keindahannya." Jawab Ali membuat Prilly memicingkan sedikit matanya. Ada hal yang membuat Ali terlihat berbeda.

"Bulu mata kamu kok lentik banget, sih? Alis kamu juga nih tebel banget." Ucap Prilly membuat Ali terkekeh geli. Ada-ada saja istrinya ini.

"Udah satu bulan lho kita kenal. Kenapa baru tau sekarang kalau alis aku tebel dan bulu mata aku lentik?" Tanya Ali heran.

"Hehe aku jarang banget perhatiin wajah orang lain secara detail. Eh tapi tunggu.. kamu.... ga pake pensil alis aku kan buat nebelin alis kamu? Terus kamu juga ga pake penjepit bulu mata sama maskara aku kan biar bulu mata kamu badai begini?"

Ali pun tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan istrinya. Ternyata benar kata mertuanya, Prilly sangatlah curigaan pada orang terdekatnya. Namun kecurigaan Prilly masih didalam batas.

"Kok ketawa sih?" Tanya Prilly sambil mengerutkan dahinya.

"Ya abisnya kamu lucu. Aku kan cowok sejati, sayang.. mana mungkin aku pake alat make up kamu yang bejibun itu. Aku aja ga ngerti pensil alis, penjepit bulu mata, sama maskara. Ya kali aku pake." Ucap Ali kemudian mencubit pipi Prilly karena sudah sangat gemas.

"Ish! Kamu mah.. selalu deh nyubit pipi aku udah kayak orang kerasukan. Sakit tau!" Ucap Prilly pelan sambil memegang pipinya yang telah memerah. Ali dengan sigap menangkup pipi chubby istrinya dan menciuminya.

"Maaf, ya. Aku nyubitnya kekencengan, ya? Abis kamu gemesin banget jadi orang." Ucap Ali sangat lembut sambil mengusap pipi Prilly yang memerah karena ulahnya.

TILL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang