Part 4

25.5K 1.3K 2
                                    

Enak! Ya, hasil masakan gadisnya memang sangat enak. Oh.. istri idaman!

"Gimana rasanya? Pasti ga seenak yang di restoran-restoran ya? Aku tau kok." Ucap Prilly rendah diri yang membuat Ali menggelengkan kepalanya cepat.

"Hei.. buat aku, masakan kamu ini melebihi enaknya masakan yang ada di restoran langganan aku. Bisa dong, setiap hari masakin aku? Habis enak banget sih." Goda Ali sambil mengedipkan sebelah matanya. Prilly pun terbelalak dengan ucapan calon suaminya itu.

"No! Kamu pasti bohong, kan? Mana mungkin masakan aku yang dibilang mirip sampah ini enak? Please, kamu bilang sama aku kalo kamu bohong! Aku gamau kamu bilang masakan aku ini enak cuma biar aku ga rendah diri." Tegas Prilly.

"Serius ini enak, sayang.. nih cobain makanya. Jangan drama terus!" Ucap Ali sambil terkekeh.

Prilly yang baru menerima suapan pertama dari masakannya pun terbelalak(lagi). Bagaimana tidak? Ia hanya mencoba-coba membuat masakan ini. Masakan khas Jerman. Asal negaranya. Memang, masak adalah salah satu hobi Prilly. Tapi untuk kali ini Prilly merasa rendah diri. Ini masakan Jerman pertamanya. Ditambah lagi Ali yang mencobanya pertama kali. Dan sekarang, ia merasa senang. Ternyata memang benar masakan ini enak.

"Enak,kan? Makanya kalau ngomong itu di pikir dulu. Cobain dulu sebelum ngomong." Tegur Ali agar gadisnya ini tak lagi merasa rendah diri. Ia tau, Prilly adalah orang yang gampang merasa tidak pantas. Ia tau semua itu dari calon mertuanya.

"Aku mau deh tiap hari kamu masak buat aku." Ucap Ali. Sepertinya itu kode.

"Kan bentar lagi kamu akan tiap hari nyoba masakan aku."

"Tiap hari juga aku ngeliat kamu pertama kali saat kamu bangun tidur."

Blush! Pipi Prilly yang tadinya biasa saja menjadi merah tak karuan. Ah! Calon suaminya ini sangat suka menggodanya!

"Aku ga godain kamu. Cuma bilang fakta." Ucap Ali lagi seakan ia tau isi fikiran Prilly. Memang dia tau. Ali adalah seorang pembaca pikiran yang hebat. Maka dari itu, jangan coba-coba berbohong padanya.

"Ka..kamu bi..bisa baca pikiran aku?" Tanya Prilly gugup. Ali hanya terkekeh(lagi). Prilly sangat senang melihat kekehan itu. Walaupun ganya terlihat saat bersama dirinya.

"Sepertinya kamu harus lebih tau tentang calon suamimu ini!" Ucap Ali sambil menggerlingkan matanya.

"Ali ih geniiiitttt!!!"

                                ***

"Aliii kamu mau bawa aku kemana? Ini udah malam! Kan kamu sendiri yang bilang kalo aku ga boleh keluar kamar karna kondisi aku yang belum sembuh total! Tapi kayaknya kamu kemakan omongan sendiri." Celoteh Prilly panjang lebar saat Ali membawanya ke taman belakang rumah. Meskipun telah dipakaikan jaket yang cukup tebal oleh Ali, Prilly tetap saja bingung.

"Kan kamu pake jaket. Lagipula jaketnya tebal, kok. Kita cuma sebebtar disini sayang.." Ucap Ali sangat lembut agar Prilly mengerti. Setelah dinner yang cukup romantis tadi, Ali pun menggendong Prilly dan mendudukan Prilly pada kursi taman pribadinya.

"Emang ada apa sama taman kamu yang ngebuat kamu bawa aku kesini?" Tanya Prilly.

"You are the woman after my mother that I brought to this place." Ucap Ali yang membuat Prilly agak kaget. Tidak adakah perempuan selain ibunya yang ia bawa ke tempat seindah ini? Mengapa baru dirinya?

"Cause you special for me, MY FUTURE WIFE." Oh.. Prilly lupa bahwa calonnya ini pembaca pikiran yang hebat. Pipi Prilly pun bersemu merah.

"Thanks my future husband.. tempat ini indah banget. Aku suka. Btw ini bener-bener taman kamu?" Tanya Prilly polos yang mendapat kekehan oleh Ali.

TILL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang