Part 17

17K 887 4
                                    

"Verrell!!"

Suara Ali yang cukup lantang membuat Verrell kaget bukan main. Baru pertama kali ini Ali berteriak dengan nada kesal.

"Why, Li?" Tanya Verrell sembari memasukkan berkas-berkas ke salah satu map.

"Lo kenapa ga awasin Kyla, sih? Berani-beraninya dia duduk dikursi kebesaran gue! Dan lebih parahnya lagi, dia ngeremehin istri gue dengan gayanya yang bikin gue jijik seumur hidup!!" Ucap Ali dengan satu tarikan napas.

"Tadi si Ky bilangnya mau ngambil sesuatu diruangan lo. So, gue izinin karna siapa tau penting. Dan gue ga tau sama sekali kalau dia udah kurang ajar sama lo dan istri lo. Sekali lagi, gue mohon maaf atas sikap Ky yang bikin kalian muak. Tapi please, jangan pecat dia, Li." Ucap Verrell terdengar sangat sendu. Prilly memandang Verrell curiga.

"Lo suka ya sama sekretaris Ali?" Tanya Prilly tepat sasaran. Verrell hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sedangkan Ali, ia sudah bisa menduga jika Verrell seperti itu.

"I-iya Prill." Jawab Verrell gugup.

"Sheina mau lo kemanain? Hm?" Tanya Prilly lagi.

"Gue udah putus sama dia, Prill. Dia mau nikah sama anak temen bisnis bokapnya. Dijodohin lebih tepatnya." Jawab Verrell lagi. Prilly hanya menghela napas pelan.

"Gue harap, lo bisa bikin dia mengerti apa artinya hidup dengan cara berhenti gangguin suami orang." Ucap Prilly pelan. Ia tidak mau Kyla mendengar semuanya. Ruangan Verrell dan Ali memang hanya tersekat oleh pintu kaca.

"Gue tau, Prill. Gue tau dia cinta mati sama Ali. Makanya, gue mau ubah dia. Gue yakin, dia pasti bisa nerima gue dihatinya dan berhenti untuk ngejar-ngejar suami lo." Ucap Verrell sambil tersenyum hangat. Prilly membalas senyuman itu tak kalah hangatnya.

"Lo emang sahabat Ali yang paling baik!! Salut bro gue sama lo." Ucap Prilly dengan mengacungkan 2 jempol tangannya tepat diwajah Verrell.

"Ekhem! Duh kok haus, ya? Air air!! Butuh air nih!! Haus ngeliat pertunjukkan drama depan mata!!" Tiba-tiba saja pandangan Verrell dan Prilly jatuh pada Ali. Ali hanya menampilkan ekspresi datarnya. Prilly dan Verrell yang tau Ali sedang cemburu langsung tertawa ngakak bersama.

"Wkwkwkwk sumpah Prill! Suami lo ga pernah berubah! Posesif banget! Aduhh ngakak gue! Wkwkwk" Ucap Verrell diiringi dengan ketawanya yang khas.

"Sst! Udah ah, Rell! Kasian tuh suami gue mukanya udah kayak setan-setan di film conjouring. Serem!" Ucap Prilly dengan kekehannya. Ingin sekali rasanya Ali merobek wajah Prilly saking kesalnya. Tapi ia masih ingat dengan sang anak.

"Rasanya pengen aku cabik-cabik muka kamu! Tapi kamu lagi hamil bayi kita." Ucap Ali sambil mencubit pelan hidung sang istri.

"Wkwkwk aww ishh sakit, Li!!" Seru Prilly ketika hidung mancungnya dicubit oleh Ali.

"Prilly hamil?!" Tanya Verrell dengan nada yang sangat antusias. Bahkan, tangannya sampai menggeprak meja membuat Prilly sedikit kaget.

"Lo tuh bisa ga sih gausah geprak-geprak meja? Kasian bini gue baru hamil 3 minggu udah dibikin kaget sama lo! Ntar kalo kandungannya kaget juga gimana? Trus kalo anak gue tiba-tiba brojol disini gimana? Mau lo tanggung jawab?" Tegur Ali. Verrell hanya cengengesan tidak jelas.

"Ya maaf, Li. Abisnya gue terlalu seneng sih. Eh tapi cepet amat baru 2 bulan nikah udah hamil ae istri lo. Btw lo pake gaya apaan bisa jadi cepet begitu?" Ucap Verrell yang diakhiri dengan pertanyaan vulgarnya.

"Gaya apa aja. 1 malam 10 ronde bisa." Jawab Ali tak kalah vulgarnya. Prilly hanya memutar bola matanya malas. Dibalik sifat coolnya, Ali justru menyimpan sejuta sifat yang membuat Prilly kesal bukan main.

TILL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang