Part 16

20.4K 949 8
                                    

"Hiks.. hiks.."

Ali menoleh ketika ia mendengar suara isakan wanita. Itu bukan hantu, melainkan Prilly yang terbawa suasana film romance yang ia pilih untuk ditonton bersama Ali.

"Perasaan alurnya ga sedih-sedih amat.. kenapa kamu nangis?" Tanya Ali bingung. Ali memang sudah sangat kebal dengan film seperti ini. Seperti yang kalian bayangkan, Ali menonton film yang sekarang diputar dengan wajah tanpa ekspresi. Ya, flat.

"I..itu ce..ceweknya.. ma..mati!! Hiks..hiks.." Jawab Prilly sambil menangis sesenggukan.

Ali hanya mampu menghela nafas kasar. Sebenarnya, ia sangat ingin menonton film action kesukaannya. Namun, karena kondisi Prilly yang sedang mengandung buah cintanya, maka ia harus mengalah untuk saat ini. Setidaknya mengalah untuk anaknya.

"Sayang!! Cowonya mau bunuh diri!! Aaaaaaa jangan bunuh diri, dong!! Kan kamu ganteng!! Sayang banget kalo bunuh diri! Mending kamu ke aku aja!! Aku siap jadi pengganti cewe kamu!!" Dumel Prilly pada televisi yang memutar adegan pemain cowok yang hampir bunuh diri.

"Hah?!! Apaan sih kamu? Kamu cuma milik Ali Brawijaya Kusuma seorang! Gaada yang lain!" Ucap Ali tak terima dengan perkataan istrinya barusan. Meskipun ia tau, itu hanya film, tapi tingkat posesifnya pada Prilly sedang kumat sekarang.

"Ih sayang!! Kasian cowok itu! Kamu ih! Kamu mau itu cowok mati? Terus kalo ada cewek lain yang jadi jodoh dia ngeliat dia mati gimana perasaannya? Sakit!!" Ucap Prilly membela film itu. Sekali lagi, Ali hanya mampu menghela nafas kasar.

"Sayang.. itu cuma film, bukan kenyataan. Kalaupun dia mati, itu juga matinya di film. Ga didunia nyata. Lagian yang ngarahin adegan kan sutradara, sayang. Bukan kita.." Jelas Ali berusaha untuk menahan amarah melihat sifat istrinya yang semakin lama semakin menjengkelkan.

"Bodo! Aku marah sama kamu!" Selesai mengucapkan kata-kata itu, Prilly langsung naik tangga menuju kamarnya. Ali pun mengusap wajahnya kasar. Ia harus lebih bersabar menghadapi mood istrinya yang terus berubah setiap waktu.

 Ia harus lebih bersabar menghadapi mood istrinya yang terus berubah setiap waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                ***

"Sayang.. maafin, dong.. aku kan cuma ngasih tau doang tadi. Kan kamu tau sendiri, aku paling ga nge feel sama film yang kayak gitu."

"Sayang balik badan, dong.."

"Sayang.. aku ga bisa tidur punggung-punggungan gini sama kamu."

"Sayang.. aku mau ngelus baby masa ga boleh, sih?"

Itulah kalimat-kalimat bujukan yang terlontar dari mulut Ali malam ini. Rasa kesal Prilly dari tadi pagi ternyata belum hilang juga. Bahkan, Prilly sampai rela memunggungi Ali hanya karena Ali tidak membela cowok yang ada di film tadi.

"Emangnya kamu bisa tidur tanpa dipeluk sama aku?"

Tiba-tiba tubuh Prilly menegang. Ia lupa bahwa dirinya harus selalu memeluk Ali agar baby diperutnya bisa anteng.

TILL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang