Honeymoon Part💕

22.1K 1K 0
                                    

Bandara Soekarno Hatta
12.30 PM

"Sayang!!"

Langkah Ali terhenti ketika orang disampingnya memanggil dirinya dengan sebutan 'sayang'.

"Apa sayang?" Balas Ali sambil mengeratkan tangannya pada pinggang Prilly.

"Kita mau kemana?"

Ali hanya mencubit pipi istrinya gemas. 1 fakta yang baru dia tau sekarang dari Prilly adalah 'Prilly sangat kepo'.

"Ihh!! Seneng banget sih nyubit pipi aku! Sakit tau!" Omel Prilly sambil terus memegang pipinya yang....... sangat merah.

"Lagian kamu.. kan aku udah bilang, tempatnya bagus! Kamu malah nanya terus." Sekarang giliran Ali yang berbicara membuat Prilly membalasnya dengan cengiran khasnya.

"Yaudah yuk kita ke ruang tunggu. Bentar lagi udah mau take off pesawatnya." Ucap Ali menggandeng tangan Prilly menuju suatu ruangan untuk menunggu keberangkatan pesawat yang akan mereka tumpangi.

Setengah jam kemudian, Pesawat yang ditumpangi Ali dan Prilly dikabarkan akan segera take off. Mereka berdua pun dengan semangat menelusuri kabin pesawat untuk mencari kursi mereka. Setelah menemukannya, sepasang suami istri ini langsung duduk dan menunggu take off pesawat.

"Sayang." Panggil Ali. Prilly yang sedari tadi hanya fokus dengan ponselnya pun langsung menengok ke sumber suara.

"Apa?"

"Kamu bahagia ga jadi istri aku?"

Mendengar pertanyaan itu, Prilly langsung memutar badannya menghadap Ali.

"Dari awal aku liat mata tajam kamu, dari awal aku liat cara kamu memperlakukan aku, dari awal kamu udah ngebuat aku bahagia sama kamu. Meskipun aku sempet ga inget kamu karena otak aku yang korslet, kamu dengan setia disamping aku. Kamu biarin aku dengan ketidak tahuan aku akan kamu. Kamu biarin aku mengingat semuanya sendiri. Dan meskipun sifat kamu ngeselin banget kayak mak-mak yang lagi nagih uang kost, tapi tetap aja kamu dengan mudahnya bikin aku jatuh kedalam pesona kamu. Udah ah aku benci galau-galauan gini. Pesawat udah mulai take off. Pake tuh sabuk pengaman kamu. Byeee aku tinggal tidur!" Ucap Prilly tanpa membiarkan Ali membalas perkataannya. Ali hanya tersenyum dan membiarkan istrinya tertidur dalam dekapannya. Sesekali Ali juga mencium pucuk kepala perempuan yang paling ia sayangi setelah Mamanya. Sumpah demi apapun, Ali tidak akan memaafkan orang yang membuat perempuan dalam dekapannya itu sedih. Anggota keluarganya sekalipun. Sebisa mungkin ia akan menjaga tanggung jawabnya sekarang.

                               ***
"Sayang.. bangun.. hei! Kita udah sampai.." Berkali-kali Ali mencoba untuk membangunkan Prilly, namun hasilnya nihil. Sepertinya ia harus lebih gencar untuk membuat istrinya ini bangun.

"Hm.." Akhirnya setelah Ali dengan nekat mencium mata Prilly, Prilly pun terbangun dari tidurnya.

"Kita udah di Maldives, sayang. Yuk turun." Prilly yang masih terlalu mengantuk tidak sadar akan ucapan Ali. Ali yang mengerti akhirnya menggendong Prilly dan melangkahkan kakinya menuju luar pesawat.

Setelah menunggu hampir 1 jam, mobil jemputan yang akan mengantarkan Ali dan Prilly berkunjung ke tempat-tempat yang bagus di Maldives pun datang.

"Aduh, Li! Lo tuh kenapa sih sering banget nyuruh gue yang mendadak gini! Kan ada Kevin yang bisa bantu, lo!" Ucap orang yang mengendarai mobil tersebut dengan jengkelnya. Ali hanya memasang wajah flatnya. Ya, hanya bersama Prilly dan keluarga lah Ali memasang tampang tampannya. Di luar dari itu, Ali adalah Ali yang cool.

"Kevin lagi gue suruh buat gantiin gue di Singapore. Kebetulan lo udah lama jadi pemandu wisata di sini, jadi gue suruh lo aja deh. Dan bisa bukain pintu buat gue? Istri gue kayaknya ga nyaman di punggung gue yang keras." Jelas Ali yang membuat Verrell, mengalah dan membukakan pintu mobil untuk sahabat lamanya itu.

TILL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang