Part 42: Permohonan Maaf Rakha

10.9K 712 6
                                    

"Sayang." Panggil Ali saat baru keluar kamar mandi.

"Apa?" Tanya Prilly dengan posisi sedang menggendong Ara.

"Aku hari ini kerja ya, Sayang. Nanti aku usahain pulang cepet." Ucap Ali sambil menangkup pipi istrinya.

"Bener ya pulang cepet? Jangan PHP kayak waktu itu. Bilangnya sih mau pulang cepet, eh tau-taunya malah lembur." Ucap Prilly mengingat kejadian seminggu yang lalu. Tepat saat 6 hari menjelang Prilly melahirkan Ara.

*flashback*

"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya. Kalo perut kamu udah mulai sakit sakit gitu, jangan sungkan kabarin aku. Ok?" Ucap Ali memperingati Prilly. Kandungan Prilly yang lebih besar dari yang lainnya membuat Ali harus extra menjaga istrinya.

"Iya, sayang. Bawel banget deh kamu." Ucap Prilly lalu mencubit ujung hidung suaminya gemas.

"Awww!" Ringis Ali sambil mengusap bekas cubitan Prilly tadi.

"Yaudah gih sana berangkat. Masa seorang CEO telat? Kan ga ada sejarahnya seorang pemimpin telat gara-gara kelamaan pamitan sama istrinya." Tegur Prilly.

"Ok aku berangkat dulu ya, sayang. Nanti aku pulang cepet kok." Lalu, pandangan Ali turun ke perut buncit istrinya.

"Daddy kerja dulu ya, nak. Jagain Mommy." Ali mencium perut Prilly yang semakin hari semakin besar.

Malam pun tiba. Sudah dari 2 jam yang lalu Prilly menunggu Ali yang KATANYA akan pulang lebih awal. Sekarang sudah jam 9 malam dan suaminya belum juga menampakan batang hidungnya. Sudah bisa dipastikan betapa kesalnya Prilly saat ini.

"Aku pulang.." Ucap Ali pelan karena ia yakin istrinya sudah tertidur. Namun dugaannya salah. Prilly telah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ali hanya bisa menunduk pasrah. Ia tak tau jika seperti ini jadinya.

"Mana janji kamu tadi pagi? Ga inget? Atau aku ceburin kepala kamu dulu ke kolam biar inget?" Ucap Prilly pelan namun setiap kata ia beri sedikit penekanan.

Ali menggenggam kedua tangan istrinya. Menatapnya dengan penuh maaf.

"Please, maafin aku. Aku tau, aku sering ingkar janji sama kamu. Aku emang ga bisa tepatin janji. Itu kelemahan aku. Aku gampang mengucapkan janji tapi aku ga bisa nepatin. Aku tau aku salah. Tapi please, untuk hari ini, maafin aku. Tadi awalnya aku emang niat pulang lebih awal. Jam 4 sore aku udah masuk mobil. Tapi tiba-tiba sekretaris aku telfon dan mau ga mau aku harus balik lagi ke kantor. Aku kira cuma sebentar, eh ternyata client aku kurang ajar. Dia janji cuma 10 menit ngobrol, tapi 1 jam lebih dia ga berhenti ngomong. Aku udah berulang kali bilang kalo aku udah berjanji sama istri aku untuk pulang cepet. Tapi dia tetep kekeuh ngobrol soal perusahaan." Jelas Ali panjang lebar. Prilly luluh dengan Ali. Selalu seperti itu.

"Iya aku maafin, kok. Tapi jangan diulangin lagi ya."

"Aku ga bisa janji, tapi aku akan berusaha untuk menjadikan hari ini menjadi hari terakhir aku ingkarin janji aku ke istri cantik aku ini."

*flashback off*

"Masih inget aja sih kamu." Ali yang gemas pun mencubit pipi Prilly cukup keras hingga membuat Prilly meringis.

"Eh aku nyubitnya kekencengan, ya? Duh maaf deh. Aku gemes banget sama kamu soalnya." Sesal Ali seraya mengusap-usap pipi istrinya yang memerah.

Setelah ringisan Prilly berhenti, Ara pun menangis cukup kencang seakan ia juga sehabis dicubit oleh Daddynya. Batin seorang ibu dan anak memang sangat kuat.

TILL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang