Part 27

12.6K 876 20
                                    

Sekitar 1 jam kemudian, makanan yang dimasak ketiga sahabat itu telah jadi. Wangi makanan pun memenuhi mansion.

"First lho gue masak tapi ga gosong." Ucap Vera bangga karena selama ini, ia lah yang memasak pasti gosong. Namun sepertinya itu tidak terjadi hari ini.

"Lo cocok Prill buka warteg." Celetuk Kyla dan Vera bersamaan.

"Kok warteg, sih? Restoran kek apa kek." Protes Prilly. Ia memang sangat ingin membuka bisnis restoran yang memuat makanan khas Asia dan Eropa. Tapi sampai sekarang, keinginan itu belum juga terwujud.

"Yaelah Prill. Restoran sama warteg apa bedanya sih? Sama-sama jual makanan, kok." Ucap Kyla sambil mencomot udang buatan Prilly.

"Ky! Kalo ngambil pake piring, atuh. Jangan dicomot begitu!" Tegur Vera.

"Sorry, Ver. Abisnya udah ga tahan pengen nyoba hasil kolaborasi kita bertiga." Ucap Kyla sambil cengengesan. Prilly menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan sikap salah satu sahabatnya ini.

"Kolaborasi? Lo kira konser Raisa Isyana?"

Belum sempat Kyla menjawab, bel mansion berbunyi.

"Siapa, Prill?" Tanya Vera dan Kyla bersamaan.

"Gatau. Lo berdua tunggu sini, biar gue yang bukain." Ucap Prilly.

"No! Gue sama Vera ikut. Takutnya ada orang jahat, Prill." Ujar Kyla. Prilly hanya mengangguk pasrah dan berjalan didepan Kyla dan Vera.

Setelah mereka berdiri tepat didepan pintu, perasaan mereka campur aduk. Antara penasaran dan takut menjadi satu.

Akhirnya Prilly lah yang membuka pintu. Persis ketika pintu terbuka sempurna....

"Ali? Kamu udah pulang?" Tanya Prilly heran. Ya, orang yang dikira orang jahat ternyata adalah suami Prilly sendiri. *dalam cerita ya guys, doakan aja semoga kenyataan. Aamiin*

"Menurut ngana? Aku daritadi disuruh berdiri disini, pegel tau! Kamu lagian bukain pintu lama amat. Tega banget sama suaminya." Jawab Ali. Prilly hanya menunjukkan cengiran khasnya.

"Ya lagian tadi pagi kamu bilangnya lembur hari ini. Eh tau-taunya pulang jam segini." Bela Prilly tak mau disalahkan.

"Ups lupa." Prilly langsung mencium punggung tangan suaminya. Ali membalas dengan mengecup kening Prilly.

Mata Ali tertuju pada perut rata Prilly. Ia menundukkan wajahnya lalu mencium perut istrinya.

"Anaknya Daddy baik-baik ya disini. Jaga Mommy, ok?" Celoteh Ali sambil mengusap-usap perut istrinya. Vera dan Kyla pun terharu dengan pasutri yang satu ini. Ali begitu menyayangi keluarga kecilnya.

"Kamu abis masak, ya?" Tanya Ali. Prilly mengangguk mantap.

"Masak udang goreng mentega sama capcay. Kamu mau ga?"

Baru saja Prilly menyelesaikan kalimatnya, Ali lebih dulu masuk menuju ruang makan.

"Suami lo tengil amat dah. Beda banget kalo dikantor." Ucap Kyla. Prilly terkekeh dengan penuturan Kyla.

"Iya, Prill. Waktu gue nyamperin Kevin ke kantor, gue liat si Ali ngetik di laptop mukanya ketus banget. Gue rasa si Ali ga jaim cuma depan lo doang." Susul Vera.

"Itulah sisi lain suami gue. Udah ah yuk ke ruang makan. Kita makan bareng." Ajak Prilly.

Saat mereka bertiga sampai ruang makan, semua masakan yang Prilly, Vera, dan Kyla buat ludes dimakan Ali.

"Buset! Lo laper apa doyan?" Ujar Vera yang kaget karena masakan yang ia buat bersama sahabatnya sudah habis tak tersisa.

"Yassalam.. baru gue nyomot satu eh udah abis aja." Ucap Kyla.

"Kita yang masak belum makan lho, sayang." Ucap Prilly.

Ali hanya cengengesan mendengar penuturan 3 wanita dihadapannya ini. Sumpah demi apapun, Ali sangatlah lapar tadi. Makanya ia kalap dan menghabiskan semua makanan yang ada di meja.

Tiba-tiba air mata Prilly menetes. Ali yang menyadari istrinya menangis langsung berdiri dan memeluk Prilly.

"Maaf ya makanannya aku habisin. Aku kalap banget tadi. Aku beliin di rumah makan, ya? Atau kamu mau yang lain?" Tanya Ali sambil terus menenangkan sang istri. Vera dan Kyla juga turut membantu Ali menenangkan Prilly. Jangan anggap Prilly lebay atau apapun, ini wajar karena Prilly sedang mengandung.

"Buka jas sama kemeja kamu, deh." Pinta Prilly.

Ali bingung dengan ucapan istrinya. Sementara Vera dan Kyla hanya bisa menahan tawa karena sudah tau apa yang akan Prilly minta kali ini.

"Buat apa, sayang?" Tanya Ali tak mengerti.

"Please, katanya kamu akan nurutin semua permintaan aku." Ucap Prilly lirih dan ingin kembali menangis.

"Eh iya aduh jangan nangis lagi, dong. Yaudah aku buka, ya."

Ali pun membuka jas dan kemejanya lalu menyampirkannya disalah satu kursi ruang makan. Sekarang, Ali bertelanjang dada sambil menunggu instruksi dari Prilly.

"Aku mau, kamu jalan keliling kompleks. Eh tunggu tunggu." Prilly langsung menuju kamar dan mengambil alat make up miliknya beserta daster yang ia beli 1 bulan lalu.

"Nih kamu pake daster ini, terus aku make up in. Baru deh kamu jalan keliling kompleks sambil bilang 'Halo nama aku Ali, aku suka naik sepeda, dan aku juga suka ninja' ke semua orang yang kamu lewatin di komplek. Aku, Vera, sama Kyla selalu ngawasin kamu."

Ali melongo tak percaya. Sekejam itu kah ngidamnya orang hamil?

"Sayang, kamu minta yang lain aja deh ya, semua rumah di komplek kita aku beliin buat kamu asal jangan kayak gini ngidamnya." Tawar Ali.

"Kalo kamu gamau ya bilang aja gamau! Gausah pake nawarin hal lain! Apa salahnya sih aku minta sesuatu ke kamu?! Ini kan juga bukan permintaan aku! Ini bayi kita yang minta!" Bentak Prilly yang langsung lari menuju kamarnya dengan airmata berjatuhan dipipinya.

Ali merasa sangat bersalah. Ia ingin menyusul Prilly tapi ditahan oleh Vera dan Kyla.

"Biar gue sama Vera yang ke kamar. Lo tunggu sini." Ucap Kyla. Mereka berdua lalu menuju kamar. Ali diam mematung tak tau harus berbuat apa. Ia menatap daster dan make up milik istrinya yang tergeletak dimeja makan. Ia benar-benar tak tau harus berbuat apa. Disatu sisi ia tak mau berpenampilan melanggar dari kodratnya sebagai laki-laki, sedangkan disisi lain ia juga tak tega melihat airmata istrinya.

                                ***

"Prill.." Panggil Vera saat dirinya dan Kyla sudah masuk ke kamar mewah bernuansa Eropa itu. Terlihat Prilly menatap dirinya sendiri yang wajahnya sudah terhiasi air mata di cermin rias.

"Hmm?" Dehem Prilly sambil terus mengelap air mata yang terus menggenangi pipinya.

"Gue tau kalo bumil itu sensitif, tapi lo ga harus kayak gini, Prill. Ali baru pulang kerja, lho. Izinin dia istirahat dulu. Kasian tau." Ucap Vera memberi pengertian pada sahabatnya. Prilly hanya melirik Vera dan Kyla sebentar, lalu matanya kembali menatap cermin rias dihadapannya.

"Kalo dia benar-benar cinta sama gue, dia akan melakukan apapun untuk gue. Sekalipun itu dapat memalukan dirinya sendiri dimata orang lain." Ucap Prilly lalu berbalik menuju ranjang disusul oleh Vera dan Kyla yang duduk dipinggiran ranjang.

"Ok semua terserah lo, tapi berhenti dong nangisnya. Muka lo mulus begitu bisa kayak minyak tuh." Ucap Kyla menenangkan Prilly.

Prilly tersenyum sebentar lalu berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ia menghapus air mata yang tersisa dipipinya. Tapi tiba-tiba ia mendengar suara tertawa orang dari luar mansion. Prilly, Vera, dan Kyla langsung keluar dari kamar dan berlari keluar mansion.

Prilly menutup mulutnya tak percaya.

"Ali!!!!"


















Hayooo kenapa hayooo😆 silahkan ditebak😆

Kalian harus lebih bersabar karna author ngeselin klo bikin cerita:v

TILL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang