HARI H

15 3 2
                                    

Setelah persiapan yang serba dadakan, aku, Ria, dan Madi akhirnya akan berangkat ke Wonosobo. Walaupun sebelumnya kami ikut rapat terlebih dahulu. Sekarang pukul setengah 12. Kami berangkat pukul 12 dari tempat agen travel. Rapat ini kapan selesainya!

"Ca, aku ijin sekarang ya. Gak jelas juga rapatnya." Aku yang dari tadi menatap jam tangan mulai khawatir akan tertinggal travel.

"Lah, kamu emangnya berangkat jam berapa?"

"Jam 12."

"Ya, ampunn..yaudah ijin aja sama si Gilang sekarang." Aku juga merasa bahwa kami lola dalam berpikir. Udah tau rapatnya gak jelas, gak ada laporan progress dari masing – masing sie. Bukannya bisa langsung pergi saja dari sini?

"Yaudah, ya Ca. Kalo ada apa – apa kabarin aku aja." Aku berdiri dari tempat dudukku dan menghampiri Madi dan Ria yang letaknya tidak berjauhan.

"Oke! Jangan lupa titipan carica nya ya. Pake uangmu dulu. Hahaha.." Dasar anak kosan. Batinku.

"Ayok! Nanti telat gimana?" Aku mengajak Madi dan Ria.

☼☼☼☼

10 menit sudah kami menunggu bus transjogja di halte. Kami salah turun halte. Harusnya kami turun di halte sebelum toko buku Gramedia. Tapi kami tidak turun. Aku dan Madi baru pertama kali ini naik bus transjogja, sehingga kami hanya mengikuti Ria yang bisa dibilang pengguna 'TJ' jika bepergian. Tapi ternyata Ria juga tidak hafal dengan rute bus 3A. Selain itu kami juga terjebak diantara penumpang yang lain, sehingga kami ragu untuk turun. Keraguan kami itulah yang justru berujung pada "kebablasan", terlewat 1 pemberhentian bus.

"Itu bus nya. Abis ini kita turun sebelum tugu." Kata Ria pada aku dan Madi. Kami segera masuk mencegah pintu bus langsung tertutup. Ria mengambil Hp yang ada di saku celana jeansnya dan menatap kami.

"Aku udah ditelpon tiga kali ternyata sama orang travel." Ria terlihat merasa bersalah. Jam menunjukkan pukul duabelas kurang lima menit.

Ah akhirnya sampai halte. Aku tidak bisa berjalan di dalam himpitan penumpang. Sedangkan Madi dan Ria sudah berjalan keluar.

"Paaaakk.." kataku pada petugas bus yang stay di depan pintu karena bus akan tertutup kembali.

"Gimana si,mbak. Lama banget!" si petugas terlihat kesal kepadaku.

Aku yang juga marah karena petugasnya tidak mau bersabar, langsung saja aku menjawab "Biasa aja,pak! Saya juga gak bisa jalan ini. Kegencet." Yaa..petugas itu hanya diam namun masih dengan tatapannya yang kesal.

Kami berjalan menuju Pasar Kronggahan. Kami mulai berlari karena Ria ditelpon oleh pihak travel yang mengatakan jika tidak secepatnya sampai kita akan ditinggal.

Yaah..tepat disaat pihak travel mencoba menghubungi Ria kesekian kalinya. Kami tiba disana. Ditatap oleh karyawan travel.

"Mbak – mbaknya yang pesen tiket ke Wonosobo kan?"

"Iya." Kata Ria kemudian menyerahkan uang yang ditukar dengan 3 tiket travel.

Jika kalian ada disana, tatapan calon penumpang yang awalnya menatap kami "biasa aja", berubah menjadi tatapan kesal. Yah..kita pantas diberi tanggapan seperti itu, karena kami terlambat datang.

☼☼☼☼

Perjalanan ke Jogja – Wonosobo ditempuh dengan 4,5 jam perjalanan. Bukan karena jalanan padat, tetapi mini bus ini selalu berhenti di setiap pemberhentian agen travelnya. Akhirnya kami sampai di Wonosobo. Rumah Ria terletak di dekat Alun – Alun Wonosobo. Sama seperti Jogja, banyak gang – gang kecil yang kita lewati dengan berjalan kaki menuju rumahnya. Ria berhenti di depan warung mie ongklok. Aku dan Madi menatap warung tersebut. Mungkin aku sudah menelan ludahku saat warung tersebut bertuliskan "mie ongklok" dan ada seorang wanita berumur empatpuluhan yang sedang meracik – racik makanan.

"Mau pesen itu?" Ria bertanya kepada aku dan Madi.

"Apasi itu? Kayak mie ayam?" Tanya Madi pada Ria.

"Enak kok, ya gimana ya. Beda sama mie ayam si." Jawab Ria yang melangkah masuk ke warung tersebut.

"Buk, mie ongkloknya tiga sama tempe kemulnya 5 ya buk." Kemudian Ria menatap kami, "Mau dimakan disini apa dirumah?"

"Di rumah aja ri, udah penuh ni. Pengen mandi." Jawabku sambil memegang kakiku. Aku sedang masa datang bulan. Hari kedua. Tahu kan, biasanya hari kedua itu..deras sekali. Sudah lupakan.

"Iya, ri. Aku belum sholat ashar juga." Madi menyetujuinya.

"Oke. Buk dibungkus,ya."

☼☼☼☼

Unpredictable TripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang