Kami memutuskan untuk menginap di rumah Ria dua hari dua malam. Rumahnya cukup sederhana, dengan gaya rumah Jawa dan bahan utamanya yang terbuat dari kayu. Aku sangat menyukainya. Keluarga Ria sangat ramah pada kami. Setibanya di rumah, aku dan Madi menyerahkan oleh - oleh untuk orang tua Ria. Mulai dari salak pondoh, wingko, dan bakpia. Walaupun sama saja makanan tersebut disajikan juga untuk kami. Kami juga memakannya.
Pertama kali mandi di rumah Ria ada satu hal utama, yaitu airnya sangat dingin sekali seperti air es, tetapi sangat segar. Jika itu dirumahku, aku mungkin hanya mandi satu hari dalam sehari. Atau mungkin..hanya mencuci muka saja.
"Ri, kita tinggal naik bus sekali kan ya?" Madi bertanya pada Ria mencoba memastikan. Kami baru saja sampai di depan SMA Muhammadiyah yang ada di dekat rumah Ria. Kami menunggu bus jurusan Dieng datang.
"Em..tadi si ibuku bilang gitu." Ria seperti tidak yakin dengan jawabannya sendiri.
Bus dari arah kanan berhenti di depan kami. Kemudian seseorang keluar, dan berkata "Ayo, mbak arah Dieng."
"Mas, ini sampai Dieng kan? Gak dua kali naik?" Tanya Ria pada masnya.
"Iya mbak, naik aja. Di samping sopir kosong mbak." Kata masnya.
Kamipun naik dengan membawa tas ransel yang berisikan pakaian kami. Aku juga membawa satu tas sling bag kamera kesayanganku. Aku dan Ria memutuskan untuk duduk di samping pak sopir. Sedangkan Madi ada di belakang kami. Tanpa sadar, kami tidak menyadari jika ada satu penumpang yang duduk di kursi paling belakang.
Selama perjalanan ke Dieng, pak Supir bercerita kepada kami mengenai obyek wisata Dieng. Saat kami melewati salah satu tikungan, dari sekian banyaknya tikungan yang ada, pak supir menunjukkan letak Bukit Sikunir, yaitu obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan jika ingin melihat matahari terbit di pagi hari. Di tikungan selanjutnya, pak supir berimajinasi bahwa jika disini, cocok untuk dibuat wisata paralayang karena sangat indah jika kita menikmati pemandangan menggunakan paralayang. Semoga imajinasi pak supir terkabulkan. Amiin.. Aku berdoa.
Setelah satu jam di perjalanan, kami bertiga sampai di pemberhentian bus sekitar pukul sembilan pagi. Hal yang pertama kami cari adalah homestay.
"En, udah cari homestay kan? Udah browsing?" Tanya Madi padaku.
"Hee? Aku udah browsing sih. Bentar deh." Kataku sambil membuka kunci ponsel dan membuka aplikasi google. Sialnya aku lupa menyimpan file itu, sehingga butuh sinyal data untuk membukanya. Aku hanya tersenyum pada kedua sahabatku.
"Kenapa?" Tanya Ria bingung.
"Gak ada sinyal. Lupa ku simpen datanya."
"Tuh, kan.. jangan - jangan lupa download peta juga." Madi mulai terlihat cemas. Dia tipikal orang yang harus matang dalam merencanakan perjalanan atau apapun itu, sehingga aku hanya asal mengiyakan saja saat dia bertanya bahwa aku sudah menyiapkan segalanya, termasuk homestay.
"Enggak, gak lupa. Emang aku Dori apa yang mudah lupa." Aku mencari dimana gambar peta yang ku download di google.
"Nih.." aku menunjukkan peta wisata Dieng yang ada di Hp ku ke mereka.
"Mending cari homestay nya abis ke kompleks Candi aja gimana? Besoknya kita baru ke Kawah Sikidang. Seingetku si ada, deket kok."
"Noh..dengerin.. gimana Mad?" Aku menyerahkan keputusan pada Madi.
"Yaudah. Jadi kita bawa berat - berat begini nih." Madi menunjukkan tas ranselnya yang berisi.
"Sama aja kali, apalagi aku tambah tas kamera."
"Udah..sekarang jalan ke komplek Candi yuk. Keburu panas." Ria memutus pembicaraan yang mungkin menurutnya akan memakan waktu lama untuk selesai. Kalo Madi protes, ngomongnya kayak pidato siput..lamaaaa.
Kami akhirnya berjalan kaki menuju pintu masuk komplek candi yang letaknya lumayan jauh dari pemberhentian bus. Sepanjang jalan kami menikmati pemandangan Dieng yang biru..hijau..serta udaranya yang sangat sejuk. Katanya Dieng negeri di atas awan. Yaa..memang..dan kami sudah ada di sini.
☼☼☼☼
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Trip
RomanceKamu selalu membuatku ingin lari dari sini. Mencoba menapaki setiap bagian yang ada di sudut kota. Ahh..hanya mimpi. Mimpi itu kini ku tutup rapat dalam peti yang kunamakan kenangan. Sampai kamu kembali lagi menapaki hari - hari ku. Tapi bukan kamu...