Ketika para remaja menyadari apa itu hidup,
dan apa itu pengobanan.
Keserakahan tidak pernah memandang siapa orang itu.
Memang benar manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
tetapi manusia jugalah ciptaan Tuhan yang paling munafik.
(no...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Outfit Sana waktu di sekolah)
*Sana POV*
Sana menancap gas mobilnya begitu ada kesempatan. Sesampainya di sekolah ia melihat gerbang sekolahnya belum di tutup dan ia berlari sekencang mungkin.
Di saat bersamaan satpam sekolah melihat sana berlari dan berteriak.
"Hei..hei.. Kau di larang masuk karna terlambat" teriak sang satpam tetapi Sana tidak menghiraukannya dan langsung berlari ke arah lorong kelasnya.
*Brak Suara yang di buat Sana begitu menggebrak pintu kelasnya.
*Hening Semua mata tertuju pada Sana. Begitu juga Jungssaem.
Sana baru menyadari bahwa tindakannya itu menjadi pusat perhatian.
Kesialan mana lagi ini. Ya Tuhan selamatkan aku dari Jungssaem (batin sana)
------------------------------------------------
Jungssaem mulai menajamkan maniknya ke arah Sana. Dan mulai angkat bicara.
"Hei..hei..hei..!!" berjalan menghampiri Sana. Dengan style andalannya berkaca pinggang. "Hei nyonya muda. Apa yang kau lakukan ? Kau pikir kelas ini milikmu hah? Dan juga kenapa kau terlambat. Bukankah seharusnya kau tau sekarang harus masuk lebih awal ?" sentak Jungssaem.
Semua murid hanya diam dan memandangi tingkah Sana dan Jungssaem.
Tak ingin temannya lebih di marahi lalu Nayeon memberanikan berbicara.
Karna sebenarnya di kelas Sana tidak ada yang menganggap Jungssaem berbahaya hanya saja mereka tidak berani angkat bicara.
"Ssaem.." lirih nayeon sambil berdiri. Alhasil semua mata yang tadinya tertuju pada Sana kini melirik Nayeon. "Begini, aku yang salah karena telat memberitahunya. Aku baru memberitahu Sana tadi pagi. Kalau Jungssaem mau, aku akan bertanggung jawab" tunduk nayeon.
Di saat yang sama Jungssaem menghampiri Nayeon dan mengelus punggung nayeon seraya berkata.
"Yahh Nayeon-ah.. Kau tidak perlu seperti ini. Aku tau kau sahabatnya tapi tidak perlu berbohong untuknya. Anak itu memang pembawa sial. Dia harus di hukum" sambil melirik sana dengan nada yang semakin tinggi.
Sana yang mendengar itu keluar dari mulut Jungssaem langsung menundukan kepalanya.
Ya. Semua orang di sekelilingnya pun tau apa yang terjadi pada Sana semasa hidupnya.
Ia sudah berusaha menghapus kenangan itu tetapi Jungssaem mengingatkannya kembali.
Itu membuat Sana merasa sedih dan menitikan air matanya. Ia mengulum bibirnya agar tidak ada rengekan yang keluar dari bibirnya itu.